Masih ada yang baca gak si kalo upload jam segini kkkk, updatetan tak terduga karena aku kebangun tengah malem trus gabut mo ngapain jadi nulis aja kkkk. Selamat membaca ~
.
.
.
17.30 KSTSudah lewat setengah jam semenjak supir taxi yang di naiki Sehun mengemudikan taxinya, namun si penumpang tidak juga bilang alamat yang ingin dia tuju. Akhirnya supir taxi itu bertanya kembali pada Sehun.
"Dik, ini jadi kita kemana?". Tanya si supir. Sehun yang sedari tadi melamun sambil menatap ke luar jendela kaca mobil akhirnya tersadar. Akhirnya Sehun memutuskan untuk pergi ke rumah Kai. Dia sangat bingung ingin kemana, Kai adalah satu - satunya sahabat yang dia miliki.
***
Rumah Kai
Kai sedari tadi mengirim pesan ke teman - teman sekelasnya, siapa tahu diantara mereka ada yang melihat Sehun. Terhitung sudah 3 kali keluarga Sehun menelpon Kai bertanya perihal keberadaan Sehun, bahkan tadi Suho mendatangi rumah Kai.
"Aishhh kau ini kemana sih Piyakk". Kesal Kai dalam hati saat melihat jawaban pesan dari teman - teman sekelasnya.
Tok - tok - tok
"Masuk". Ucap Kai dari dalam kamarnya.
Tok - tok - tok
"Masuk saja ahjummaa, pintunya tidak Kai kunci". Teriak Kai, namun pintunya masih saja di ketuk. Dengan kesal, Kai berjalan menghampiri pintu kamarnya.
"Kan aku sudah bi....". Ucapan Kai terhenti saat dia melihat makhluk yang ada di balik pintu, Sehun. Dia terlihat kacau sekali.
"Piyak!". Ucap Kai kaget.
"Aku bingung harus ke mana". Jawab Sehun. Kai langsung menarik Sehun ke dalam kamarnya. Kai dapat merasakan tubuh Sehun yang dingin dari balik sweater yang dikenakan sahabatnya itu. Mereka lalu duduk di atas kasur Kai. Kai lalu mengambil hpnya. Sehun cepat - cepat merebut hp itu lalu menonaktifkan suaranya.
"Aku mohon jangan beritahu keluargaku kalau aku di sini". Ucap Sehun dengan wajah memelasnya. Kai terdiam menatap sahabatnya itu. Lalu dia pasrah dan membiarkan Sehun mengambil hpnya. Kai lalu memberikan jentikan ke kening Sehun.
"Awwwww...sakit Malikaaa!". Ucap Sehun sambil mengelus keningnya yang habis di jentik oleh Kai.
"Kau ini kemana saja, sok sok an kabur dari rumah, maumu apa ha?". Ucap Kai ketus sambil melipat kedua tangannya di dada, Kai berlagak seperti hyungnya sekarang.
"Aku sedang kesal dengan orangtuaku Kai, kau juga pasti pernah merasakannya kan". Jawab Sehun sambil merebahkan tubuh ringkihnya ke atas kasur empuk Kai.
Tentu saja Kai pernah kesal pada orangtuanya, bukan pernah tapi sering baginya. Kai lalu ikut merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Mereka berdua menatap langit - langit kamar Kai.
"Memangnya kau kesal karena apa?". Tanya Kai.
"Kemarin aku bertengkar dengah appaa, padahal masalahnya sepele, aku hanya ingin ikut study tour".
"Kau tau, aku bahkan tidak akan tahu perihal study tour itu jika kau tidak memberitahuku malam itu". Tambah Sehun sambil menoleh pada Kai.
"Maksudmu mereka tidak memberitahumu perihal study tour itu?". Tanya Kai. Sehun hanya mengangguk.
"Tapikan mereka melarang juga ada sebab Piyak, mereka khawatir terjadi sesuatu padamu jika kau ikut study tour".
"Tuh kan, kenapa semua orang menyalahkanku, kenapa semua orang membela appa dan eommaa. Kalian tidak tahu rasanya jadi aku, aku ini sudah besar Kai, tapi mereka masih saja memperlakukanku seperti anak kecil". Kesal Sehun".
"Kau pernah tidak berpikir kalau ada seseorang yang iri padamu, iri melihat bagaimana keluargamu sangat perhatian padamu. Pernah tidak?".
"Maksudmu?". Tanya Sehun bingung. Sambil terus menatap wajah Kai. Sedangkan Kai melanjutkan perkataanya sambil menatap langit - langit kamarnya.
"Mungkin aku tidak pernah bilang, tapi....sebenarnya aku selalu iri padamu. Iri...sekali melihat bagaimana orangtuamu selalu bertanya tentang keadaanmu, iri sekali rasanya melihat eommamu selalu masak makanan yang enak untukmu, iri sekali rasanya melihat appaamu selalu mengelus rambutmu, dan aku juga sangat iri kau memiliki kakak seperti Chanyeol hyung". Kai diam sejenak.
"Tidak seperti orangtuaku, aku bahkan bisa menghitung berapa hari dalam sebulan mereka ada di rumah ini. Aku lupa kapan terkahir kali eommaa membuatkan makanan untukku, aku bahkan lupa rasanya di peluk oleh mereka, disuapi mereka. Oh iya aku ingat, itu terjadi saat aku kecelakan, setelah itu mereka kembali seperti semula".
"Kecelakaan?". Sehun kaget mendengar kalau Kai pernah kecelakaan.
"Iya, kecelakaan. Aku tidak pernah cerita alasan kenapa aku pernah tidak naik kelas. Alasannya adalah karena aku pernah kecelakaan". Jawab Kai sambil menoleh ke Sehun.
"Itu terjadi saat aku kelas 3 SMP. Aku tidak tertabrak mobil, ataupun semacamnya. Tapi aku mengendarai mobil sendiri dan sengaja menabrakkan mobilku". Sehun sedikit melebarkan matanya mendengar cerita Kai.
"Aku melakukan itu karena kesal, sama denganmu. Bedanya aku bodoh, jadinya bertindak gegabah kkkk. Orangtuaku tidak pernah perhatian padaku, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, kurasa kau juga tahu kan sesibuk apa mereka. Mereka hanya memberikanku fasilitas dan segala sesuatu yang aku butuhkan. Padahal yang sebenarnya aku butuhkan hanya perhatian dari mereka. Aku jadi berpikir mencari cara agar aku bisa mendapat perhatian itu, aku pikir jika aku masuk rumah sakit pasti mereka akan memperhatikanku. Dan ternyata itu berhasil, walaupun hanya sebentar tapi aku senang sekali akhirnya bisa berkumpul bersama appa dan eommaa. Tapi malah aku harus mengulang kelas 3 karena aku harus menjalani terapi akibat kecelakan itu. Aku tidak bercanda mengatakan kalau iri padamu Piyak. Bahkan aku sering berdoa pada Tuhan, agar Dia memberiku penyakit yang sama sepertimu sehingga orangtuaku bisa memberiku perhatian sama seperti yang orangtuamu berikan padamu". Ucap Kai sambil menoleh ke arah sahabatnya itu.
"Kau melihat dunia hanya dari sudut pandangmu Kim Sehun, makanya kau membencinya. Coba kau lebih membuka pikiranmu, coba kau lihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Pasti kau sangat bersyukur memiliki keluarga yang kau miliki sekarang. Tuhan memberikanmu penyakit bukan karena Dia tidak sayang padamu, tapi malah Dia sangat sayang padamu, Dia percaya bahwa kau bisa melawannya, kau bisa melewatinya, karena Tuhan tahu kau anak yang kuat. Cobalah untuk lebih bersyukur dan menerima semua yang sudah menjadi takdir kehidupanmu Kim Sehun, setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidup mereka. Kau bukan satu - satunya. Banyak di luar sana yang lebih sulit hidupnya dibanding apa yang kita rasakan, just do the best and enjoy it". Terang Kai sambil tersenyum ke arah Sehun.
Untuk pertama kalinya, Sehun melihat sisi dewasa seorang Kai. Untuk pertama kalinya Sehun bersyukur memiliki keluarga yang dia miliki sekarang. Dan untuk pertama kalinya dia tidak merasa sial karena penyakitnya. Mata Sehun memerah, rasanya ia ingin sekali memeluk eomma,appa, dan hyungnya sekarang. Dia lalu merubah posisinya menjadi duduk, Kai juga refleks ikut duduk.
"Malikaaa...bisa antar aku pulang sekarang?". Ucap Sehun.
"Tentu saja kkkkk". Jawab Kai sambil mengacak rambut Sehun.
.
.
.
.
Chapter ini sedikit mengandung bawang dengan sefruit kisah kehidupan Malikaa kkkk. See u in next Chapter. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Moral of the story
Fiksi PenggemarSetiap cerita diciptakan tidak sekedar untuk di baca, kamu harus memahami lebih dalam agar bisa tahu maksud yang tersembunyi dari cerita itu. Setiap cerita pasti mempunyai awal dan akhir, pembuka; penutup. ... Ini cerita tentang Sehun yang mencoba...