2. Chapter 1

1.7K 100 5
                                    


Kediaman Keluarga Kim

Jam baru menunjukkan pukul setengah 4 pagi namun Irene sudah beranjak dari tempat tidurnya. Hal ini memang menjadi kebiasaan Irene, ia selalu bangun di waktu yang hampir sama setiap harinya. Setelah bangun Irene langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan, sebenarnya Irene agaknya terlalu pagi menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Namun sebenarnya Irene tidak hanya menyiapkan sarapan, tapi juga makan siang untuk Sehun. Karena Sehun memiliki penyakit bawaan jadi Irene harus sangat memperhatikan asupan untuk Sehun. Sehun tidak boleh makan makanan yang mengandung tinggi gula, makanan tinggi lemak, dan yang paling harus Sehun hindari adalah makanan yang mengandung banyak garam atau cenderung asin. Makanan - makanan tersebut tidak baik bagi jantung Sehun.

Pukul setengah 6 Irene sudah selesai dengan pekerjaan dapurnya, tinggal menata makanan di meja makan. Namun sebelum itu, ia berjalan menuju kamar Chanyeol dan Sehun untuk membangunkan mereka berdua. Irene melangkah ke kamar Chanyeol terlebih dahulu, saat Irene membuka kamar Chanyeol ternyata sang pemilik kamar tidak ada di atas kasurnya.

"Loh kakak kemana?" Celetuk Irene saat melihat kasur milik Chanyeol kosong.

Saat Irene hendak memanggil nama Chanyeol, anak sulungnya itu keluar dari kamar mandi.

"Eomma? Ada apa?" Ucap Chanyeol melihat wajah bingung ibunya sambil masih menggosok badannya dengan handuk."

"Ah, kakak ada di kamar mandi rupanya. Tadi eomma mau bangunin kakak untuk sarapan."

"Kakak tadi niatnya mau bab aja tapi karena sudah pagi jadi sekalian langsung mandi. Nanti habis kakak siap-siap kakak ke ruang makan ya."

"Yaudah kakak siap - siap gih eomma mau bangunin adek dulu." Sahut Irene sambil beranjak pergi dari kamar anak sulungnya itu.

Irene kemudian masuk ke kamar anak bungsunya yang terletak tepat di sebelah kamar Chanyeol.

"Cekreekkk" suara pintu kamar Sehun di buka. Irene dapat melihat dari ambang pintu sang pemilik kamar masih terlelap dalam balutan selimutnya. Irene kemudian menghampiri Sehun. Irene duduk di tepi ranjang Sehun, sebelum ia membangunkan Sehun, Irene memandang wajah Sehun dulu.

"Bayi ibu sekarang benar - benar sudah remaja" ucap Irene sambil tersenyum lalu mengelus lembut rambut hitam Sehun.

"Sehun..., dek bangunn sayang udah pagi. Dek....bangun yuk". Panggil Irene sambil memukul pelan lengan sang anak.

"Eungghh..." Sehun sedikit menggeliat tapi belum membuka matanya.

"Dek... udah setengah 6 lewat loh nanti adek telat sekolahnya" sahut Irene lagi mencoba membangunkan anak bungsunya itu.

Sehunpun perlahan membuka matanya, lalu melirik ke samping melihat ibunya masih duduk di sampingnya.

"Iya eomma adek sudah bangun"

"Eomma gak akan keluar sebelum adek bener - bener bangun"

"Iya eommaa sayanggg... iya adek bangun" Jawab Sehun sambil mencoba duduk.

"Yaudah adek mandi gih, hyungmu tadi udah mandi mungkin sekarang udah mau selesai siap - siapnya."

"Yess maam" ucap Sehun meledek ibuknya

"Kiyowoo..." ucap Irene sambil mencubit pipi Sehun.

"Aduhh eommaa... sakit tahu" Keluh Sehun.

"Habisnya adek menggemaskan sekali" Jawab Irene.

"Yaudah Eomma tunggu di ruang makan ya" Sahut Irene lalu memberi kecupan di jidad Sehun.

Sehun lalu cepat - cepat menghapus bekas kecupan ibunya, ia heran di usinya yang 17 tahun Irene masih saja melakukan hal itu. Sehun memang risih tapi mau bagaimana lagi Irene itu ibunya. Jadi dia berkuasa atas dirinya.

06.00 KST

Keluarga Kim sudah berkumpul di meja makan untuk menyantap makanannya, tak banyak obrolan yang terjadi. Suho hanya beberapa kali mengingatkan Sehun untuk tidak memaksakan diri saat sedang di sekolah.

"Adek selesai" ucap Sehun sambil menaruh sumpitnya.

"Chaa" sahut Irene sambil menyodorkan beberapa butir pil obat yang sudah disiapkannya di dalam gelas kecil.

Tanpa protes, sehun lalu mengadahkan tangannya lalu meminum langsung semua obatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa protes, sehun lalu mengadahkan tangannya lalu meminum langsung semua obatnya. Kegiatan ini bukanlah paksaan, namun sudah keharusan yang menjadi kebiasaaan seorang Sehun.

"Uwaaaa anak eomma keren sekali" Irene berusaha memberi pujian agar Sehun merasa lebih baik setelah ia melihat raut wajah Sehun yang merem melek akibat menelan obat yang pahit.

Setelah selesai, Sehun berdiri dikuti dengan Chanyeol.

"Appaa, kami pergi dulu" ucap Chanyeol dan Sehun berbarengan.

"Hati - hati uri adeul" sahut Suho sambil meneguk kopinya.

"Nde appa" kakak beradik itu berbarengan menjawab sang ayah.

Irene membuntuti mereka sampai pintu depan. Sebelum mereka meninggalkan pintu rumah, Irene menarik pelan lengan Sehun.

"Adek jangan terlalu memaksakan diri ya, jangan ikut - ikut teman."

"Aigoooo...,eommaa Adek sudah besar. Sudah tidak perlu lagi eomma ingatkan, adek tahu diri kok" jawab sehun serasa melepas pegangan sang ibu.

"Kami berangkat eommaa" ucap Chanyeol dan Sehun saat mereka sudah di dalam mobil.

"Kakak hati - hati bawak mobilnya, tidak usah ngebut, aturi peraturan lalu lintas" teriak Irene dari depan pintu rumahnya.

Chanyeol hanya memberi jempol tanda ia mengerti pada ibunya.


Enjoy the story ya, and hope u like it!

Chu ~

Moral of the storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang