19. Chapter 18

490 35 2
                                    

16.27 KST

Sehun terbangun dari tidurnya, dia menatap sekeliling sejanak baru berusaha untuk duduk. Tenggorokannya sedikit kering, saat dia menoleh ke meja samping kasurnya, ternyata gelas air minumnya kosong. Sehun lalu berdiri.

"Akhtttt...". Rintih Sehun saat dadanya tiba - tiba nyeri saat berdiri, Sehun lalu duduk kembali di tepian ranjangnya sambil memijat pelan dada kirinya.

"Pasti ini gara - gara aku lupa minum obat, sial!". Kesal Sehun dalam hati.

Cekreekkk

"Astagaa adek!". Ucap Irene yang baru saja membuka pintu kamar Sehun, Irene khawatir melihat anak bungsunya itu sedang memegang dada kirinya. Irene langsung menghampiri Sehun.

"Adek kenapa? dadanya sakit ya?". Tanya Irene yang duduk bertumpu pada lututnya di depan Sehun. Irene lalu memegang dada Sehun, dia dapat merasakan jantung Sehun sedang berdetak cepat.

"Gwenchanaa eommaa, adek tadi bangun tidur langsung berdiri, jadinya sedikit nyeri". Jawab Sehun sambil memegang tangan Irene.

"Jinjjaa?". Tanya Irene lagi, Sehun lalu mengangguk.

"Yasudah, adek ganti baju gih, eommaa sudah buatkan camilan, kita makan di halaman depan sambil menunggu hyung pulang, bagaimana?". Tanya Irene sambil mengelus rambut anak bungsunya itu.

"Wahh ide bagus eommaa, adek bersih - bersih dulu ya, nanti langsung ke bawah". Jawab Sehun.

"Eommaaa tunggu di bawah ya sayang". Ucap Irene sambil beranjak keluar kamar Sehun.

***

Sehun dan Irene sudah berada di halaman depan rumah, mereka duduk di kursi taman berdua sambil menikmati camilan yang dibuat Irene.

"Kalau di pikir - pikir kita sudah jarang sekali berkumpul di sini ya dek".

"Iya eommaa, padahal di sini enak, sejuk". Jawab Sehun.

Di sela - sela mengobrol, Irene dan Sehun terganggu oleh suara yang berasal dari rumah di sebarang rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sela - sela mengobrol, Irene dan Sehun terganggu oleh suara yang berasal dari rumah di sebarang rumah mereka. Terdapat beberapa mobil box, lalu ada beberapa petugas yang menurunkan barang - barang.

"Wahhh...sepertinya kita dapat tetangga baru dek".

"Iya eommaa". -Sehun

Tidak lama 2 orang laki - laki turun dari mobil yang baru saja tiba, wajah mereka tidak terlihat seperti orang korea.

"Sepertinya orang asing eommaa". - Sehun

"Iya dek, dari wajahnya sepertinya dia orang asing".

Mobil Chanyeol yang lewat di depan rumah tetangga baru itu seketika menghalangi pandangan Irene dan Sehun. Chanyeol lalu memarkirkan mobilnya di depan rumah. Saat turun dari mobil, Chanyeol langsung menghampiri eomma dan adiknya.

Moral of the storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang