14. Chapter 13

478 44 4
                                    

13.00 KST

"Eommaa... kakak pulang". Teriak Chanyeol yang baru saja masuk rumah.

"Ahh ndee". Sahut Irene dari dapur. Dia baru saja selesai menata makanan di atas meja makan. Chanyeol pun menghampiri Irene di dapur.

"Wahhh daebakk, kelihatannya enak sekali". Ucap Chanyeol yang melihat menu makan siang keluarga mereka.

"Kkkk... memangnya kapan masakan eommaa tidak enak hmm?". Jawab Irene.

"Iyaa eommaaa...masakan eommaa memang selalu enak". Sahut Chanyeol dengan senyum pepsodentnya.

"Yasudah eommaa mau antar makan siang ke kamar adek dulu ya, kakak makan duluan aja". Ucap Irene sambil mengangkat nampan yang berisi makanan untuk Sehun.

"Tidak usah eommaa, biar kakak yang antar". Jawab Chanyeol sambil merebut nampan itu dari Irene.

"Yasudah kalau begitu".

***

Tok - tok - tok

"Dek, hyung masuk ya". Ucap Chanyeol sambil membuka kenop pintu kamar Sehun.

"Lohh, adek kemana". Seru Chanyeol saat melihat kasur adiknya itu kosong, selang infus Sehun pun terjuntai ke lantai.

"Mungkin memang infus adek sudah di lepas". Pikirnya. Chanyeol pun meletakan nampan itu ke atas meja di samping ranjang Sehun. Chanyeol lalu beranjak ke kamar mandi, mungkin Sehun ada di sana. Namun saat ke kamar mandi, ternyata adiknya itu juga tidak ada.

"Dekk...adekkk". Panggil Chanyeol ke penjuru ruangan lantai 2, tapi sepertinya tidak ada tanda - tanda adiknya itu ada di lantai 2. Chanyeol pun turun.

"Eommaaa, adek tidak ada di atas". Ucap Chanyeol saat dia tiba di dapur.

"Hah?! Bagaimana bisa, tadi adek masih berbaring di kasurnya. Adek kan juga masih di infus". Irene kaget mendengar si bungsu tidak ada di kamarnya.

"Astagaaa adek kemana, kakak sudah mengecek semua ruangan eommaaa. Infusnya juga sudah terlepas saat kakak masuk ke kamar adek, kakak kira dokter Byun sudah melepasnya". Mereka berdua lalu berkeliling ke sekitaran rumah untuk mencari keberadaan si bungsu. Namun Sehun juga tidak kunjung ditemukan, Chanyeol lalu pamit ke Irene untuk mencari Sehun. Diapun pergi dengan mobilnya. Irene memaksa ikut namun Chanyeol melarangnya, dia khawatir kalau tiba - tiba Sehun pulang dan tidak ada seorangpun di rumah.

"Eommaa tenang saja, pasti adek baik - baik saja. Eommaa tunggu di rumah saja ya, biar kakak yang cari adek. Eommaaa coba hubungi ponsel adek saja. Kakak pergi dulu eommaa". Ucap Chanyeol sambil menenangkan Irene.

"Hati - hati ya kak, kalau adek sudah ketemu langsung beri tahu eommaa". Ucap Irene saat Chanyeol sudah akan meninggalkan rumah.

***

Flash back

10.00 KST

Sehun sedang sendirian di kamarnya, sedangkan Irene sudah mulai mengerjakan aktifitas dapurnya. Sehun sebenarnya masih kesal dengan kejadian semalam, dan dia tidak mau bertemu appanya.

"Selama aku masih di rumah ini, aku tidak akan bisa melakukan apa - apa. Jalan satu - satunya adalah pergi dari rumah ini. Ya, benar, kau memang harus pergi dari rumah ini Kim Sehun!". Ucap Sehun dalam hati. Tanpa pikir panjang, Sehun lalu melepas paksa infus yang terpasang di tangan kirinya. Dengan tubuh yang masih lemas, dia pun berganti baju dan mengambil ranselnya, saat semua barang yang dia butuhkan telah selesai dia kemas. Sehun pun dengan perlahan turun ke lantai bawah dengan cara mengendap - ngendap. Ia mengintip Irene yang sedang memasak, saat di rasa aman, diapun beranjak ke pintu. Dan ya, Sehun berhasil keluar tanpa ketahuan oleh ibunya.

"Haaahhh, untung tidak ketahuan. Untuk kali ini saja, aku mohon jangan berulah, oke!". Ucap Sehun pelan sambil mengelus dadanya yang berdetak agak cepat. Sehun lalu beranjak pergi meninggalkan rumahnya, dia pergi ke ujung jalan untuk mencari taxi. Tidak butuh waktu lama, akhrinya ada taxi yang lewat. Diapun segera naik dan pergi dengan taxi itu.

***

"Aduhhh kamu kemana sih dek". Ucap Chanyeol sambil terus menyetir, sesekali dia melihat kanan kiri. Mungkin saja ada adiknya.

"Ohh iyaa, kenapa aku tidak tanya Kai". Chanyeol pun segera mengambil ponselnya, lalu menghubungi Kai.

"Nde Hyung?".

"Halo Kai, Kai lagi di mana?".

"Di rumah hyung, ada apa ya hyung, tumben menelpon".

"Sehun ada di rumah Kai tidak?".

"Hah? Tidak ada hyung, memangnya ada apa dengan Sehun?"

"Ahh itu, Sehun pergi dari rumah, hyung kira dia bersama Kai. Yasudah kalo gitu, jika Sehun menghubungi Kai cepat - cepat kabari hyung ya Kai".

"Ahh oke hyung, nanti Kai kabari Hyung kalau Sehun menghubungi Kai".

"Terimakasih ya Kai".

"Nde hyungg".

***

Kediaman Keluarga Kim

Suho baru saja sampai di rumahnya, dia langsung pulang setelah Irene menelpon mengatakan bahwa si bungsu kabur dari rumah. Dia langsung menghampiri Irene yang duduk di sofa ruang tamu.

"Gwenchana sayang, adek pasti baik - baik saja". Ucap Suho sambil memeluk istrinya.

"Ini semua salahmu, coba kemarin kau tidak usah memarahi Sehun, pasti ini tidak akan terjadi". Ucap Irene sambil melepas kasar pelukan Suho.

"Lalu aku harus apa ha?! Membiarkan anak kita ikut study tour dan berakhir di rumah sakit? Iya? Itu maksudmu?!". Jawab Suho dengan nada yang di tinggikan. Irene mulai terisak, dia sebenarnya tidak menyalahkan Suho, kekhawatiran yang dia rasakan membuatnya melakukan itu. Tapi akhirnya Irene sadar setelah mendengar perkataan Suho. Suho memang tidak sepenuhnya salah. Suho yang melihat Irene menangis lalu merasa bersalah, selama ini dia memang tidak pernah bebicara dengan nada tinggi ke istrinya itu.

"Miann Irene na~, memang aku salah memarahi Sehun, tapi itu terbaik dari pada membiarkan dia ikut study tour itu". Ucap Suho dengan nada pelannya sambil memeluk Irene.

"Aku takut terjadi sesuatu pada anak kita...hiks...aku sudah berulang kali menelpon Sehun, tapi hp nya tidak aktif". Ucap Irene sambil terisak dalam pelukan Suho.

"Yasudah tenangkan dirimu, Tuhan pasti melindungi anak kita, aku akan mencari Sehun, kau teruslah hubungi Sehun, arachi?". Ucap Suho sambil memegang kedua pundak Irene. Irene mengangguk, Suho pun beranjak keluar untuk mencari Sehun. Sedang Irene melanjutkan untuk menghubungi nomer Sehun.

***

"Pak berhenti di depan". Ucap Sehun pada supir taxi yang di naikinya.

Sehun pun turun dari taxi, dia turun di depan Anam Hospital, tempat yang sering sekali ia kunjungi. Toh semua orang juga tidak akan mengira dia akan ke rumah sakit. Sehun berjalan sambil menunduk dan menggunakan earphone. Dia lalu masuk dalam lift. Saat di lift dia menekan tombol lantai yang paling atas.

Ting...

Lift terbuka, Sehun telah sampai di lantai 5. Dia lalu menuju pintu akses ke rooftop.
.
.
.
.
Sampai jumpa di next chapter xixixi ^^

Moral of the storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang