"Nuhun, Sa."
Aku turun dari boncengan motornya, kemudian memberikan helm yang kupakai. Dia terima.
"Terima kasih kembali."
"Teh?"
Aku menoleh, melihat Aru yang sedang membuka pagar. Kemudian saat bergeser ada seorang pria yang ikut keluar sambil menuntun motornya.
Enggak tahu kenapa, aku membeku waktu itu.
***
"Tadi itu cowok baru Teteh?"
Aku berdecak sebal mendengar pertanyaan Aru. Kemudian setelah memasukan mi instan ke dalam panci berisi air mendidih, aku duduk di depan Aru sambil menuang bumbu mi ke dalam mangkok.
"Cowok apaan sih? Temen Teteh itu."
"Parah aja sih. A Haikal udah nungguin dari pulang sekolah. Lihat 'kan tadi? Masih seragaman."
Aku enggak menyahuti lagi. Jujur, aku merasa bersalah juga. Sebab kemarin pesan Haikal yang bilang mau bicara sama aku sudah aku iyakan dan aku bilang kalau kita bisa ngobrol setelah sekolah. Tapi aku mendadak lupa yang benar-benar lupa setelah Asa mengajakku pulang ((telat)) bersama.
"Bilang 'kan bisa, Teh," kata Aru lagi.
"Abis batre hape nya."
"Jangan gengsi lah. Sesuatu yang bisa dikelarin baik-baik bukannya lebih enak?"
Untuk kali ini, aku enggak bisa galak ke Aru karena apa yang adikku katakan itu benar.
"Ngapain aja, Teh pulang telat?" tanya Aru lagi yang seketika membuatku terlempar pada rangkaian peristiwa yang bersangkutan.
Aku mengulum bibir, entah kenapa malah mau senyum.
Enggak ada apa-apa! Enggak ada. Aku senang aja.
"Kuliner sekalian bikin macet Bandung."
***
Keesokannya sebelum mulai classmeeting, aku enggak ke kelas, malah lurus ke kantin. Perihal yang belum selesai dan perihal segala keegoisan dan keras kepalaku terhadap Haikal ingin kusudahkan.
"Eh?"
Aku berhenti melangkah, begitupun yang ada di hadapanku. Perempuan di depanku ini mau ke luar kantin, sedangkan aku mau masuk.
"Sorry," katanya. Aku mengangguk kemudian menggeser posisiku supaya ia bisa lewat.
"Lo mantannya Haikal 'kan?"
Aku ingat. Gadis bertubuh mungil dengan potongan rambut pendek sebahu ini adalah yang sempat aku kira selingkuhannya Haikal. Enggak kenal, bahkan aku kaget waktu tahu bahwa dia ternyata seangkatan denganku.
"Siapa?" tanyaku kini menghadapnya.
"Gue selalu mau jelasin ini ke lo, tapi Haikal selalu nahan. Katanya ini masalahnya, gue enggak perlu ikut campur. Padahal gue tahu kalian putus gara-gara salah paham karena gue," ujarnya.
"Enggak juga. Hubungan gue sama Haikal emang udah enggak sehat," sahutku. Aku enggak bohong, kenyataannya emang gitu.
Kesalahpahaman tentang selingkuh itu yang kemudian membuat semua tentang aku dan Haikal akhirnya selesai saat itu. Istilahnya kalau hubungan kita udah di ujung tanduk kemudian tanduknya bergerak, kita jatuh.
"Iya, tapi tetep aja. Gue selalu merasa bersalah, tapi gue enggak bisa minta maaf."
????
"Gue sepupunya Haikal. Nyokapnya adik Mama gue."
***
"WOY!"
"Hendery bangsat!"
"A-ADUH EH JANE AMPUN! EH NTAR AING BOTAK!!!"
Aku lepas tanganku dari rambutnya. Siapa suruh ngagetin? Cowok itu meringis sambil mengusak rambutnya. Mata bulatnya lihatin aku sinis.
"Maneh teh kerasukan setan pohon mangga?"
"Lo mau gue jenggut lagi?" tanyaku menoleh ke orang yang duduk di sampingku.
"ENGGAK!"
Aku mendengus, kemudian kembali menatap lapangan.
"Kemana dayang-dayang lo? Tumben sendirian doang," tanya Hendery sambil nyender ke senderan kursi.
"Temen gue, belegug."
"Iya, kumaha weh."
"Kantin," jawabku. Terus aku noleh, lihatin Hendery yang masih pakai baju basketnya.
"Terus pacar homo lo kemana? Tumben sendirian."
"Heh congor filter ai sia," sahutnya geram. Aku malah ngakak.
"Iya, si Lucas kemana? Biasanya lo kalo enggak sama Lucas sama itu, rombongan boyband lo."
Hendery bergumam sambil menatap gue jenaka, "nyariin Juna tapi tersirat, ya?"
"DIH?!"
Gantian, dia yang ngetawain aku. Sialan.
"Eh, Der!" Aku manggil dia karena ingat sesuatu.
"Hn?"
"Lo kenal Yonanda?" tanyaku tak menatap Hendery.
"Si bocil? Kenal. Yang suka berdua mulu 'kan sama ceweknya si Lucas? Deya."
Oh, iya aku inget!
"Hooh dia."
"Kenapa?"
"Enggak apa-apa, nanya doang," sahutku cepat.
"Sepupunya si Haikal juga 'kan?"
Aku jadi noleh.
"Hm? Enggak tahu. Iya kali."
"Halah CLBK," ledek Dery. Aku berdecih.
"Sotoy."
"Cinta lama belum kelar, ceunah," celetuknya lagi yang membuatku langsung mendelik.
"Kelarin dulu, Jane. Baru ke temen gua."
??????
*********************************
📝 :
HENDERY NUMPANG LEWAT DULU YA GUYS BENTAR SOALNYA AKU KANGEN HAHAHAHAHAHAH ASLIIIII:((
ini yg dimaksud yg suka berdua mulu sama ceweknya lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorai [✓]
Teen FictionTentang segala yang gagu Kamu yang kaku dan rasa yang semu Karena kamu Aku tetap bersorai, walau segalanya berakhir pilu. Ditulis untuk laki-laki yang bernama Arjuna Asa Baskara. Sebab aku merasa senang, walau ia hanya bertandang.