Happy reading!*****
2 : Sayang
Setelah masalah Ara menangis di kantin tadi, Nabil menjelaskan semuanya pada sahabatnya itu.
Devan dan Reza lah yang paling heboh mendengar hal itu. Yang lain nya hanya merespon biasa, tak seperti Devan dan Reza. Percayalah Devan dan Reza adalah cowok ter-bobrok diantara mereka. Mukanya badboy, tapi sikap kayak orang gila.
Setelah itu Devan mengusulkan untuk mereka makan-makan di tempat restoran di Jakarta milik Nabil. Tentu saja Nabil yang membayar makanan nya, walaupun restoran itu miliknya.
Berbeda dengan sepasang kekasih bucin ini, siapa lagi kalo bukan Nabil dan Ara. Nara, adalah singkatan dari nama Nabil dan Ara.
Saat ini Nabil dan Ara berada di mansion milik Nabil, sekarang sudah pukul 19.00 berarti sholat Isya sudah dimulai. Dan kini, gadisnya terus merengek menginginkan ice cream.
"Ara mau ice cream," rengek Ara seperti anak kecil.
Nabil yang mendengar itu merubahkan raut wajahnya menjadi datar. Ia tak mau jika gadisnya sakit hanya karena ice cream sialan itu.
"Big no! Kamu udah makan ice cream tadi siang sayang, masa iya sekarang mau makan ice cream lagi?" Ia sudah membujuk Ara dengan banyak cara. Tapi hasilnya nihil, Ara ya Ara. Gadis yang sangat keras kepala dan cengeng.
Nabil menghela nafasnya kasar, gadisnya ini sangat susah sekali di atur. Apa ia harus menggunakan cara kasar agar gadisnya menurut padanya? Itu lebih baik daripada tidak.
"Nurut Ra!" Sentak Nabil tak sadar. Ara yang mendengar itu menggigit bibir bawahnya karena takut, matanya sudah berkaca-kaca bersiap untuk menumpahkan cairan bening.
Tak lama, cairan bening itu mengalir di pipi chubby Ara. Terdengar isakan-isakan kecil, namun Nabil mendengarnya dengan jelas.
Terlihat Nabil menghela nafasnya pelan, ia merasa bersalah saat menyentak gadis mungil itu. Dengan gerakan cepat, Nabil menarik Ara ke dekapan hangatnya.
Di dekapan Nabil, Ara menangis sesegukkan. Nabil semakin merasa bersalah. Ia tak sadar hingga menyentak gadisnya itu.
"Sttt.. udah ya gak usah nangis, nanti Nabil beliin ice cream.." bujuk Nabil, seraya menenangkan gadisnya untuk berhenti menangis.
"Mau ice cream.." cicit gadis itu.
Dengan terpaksa, Nabil menyuruh bodyguard nya untuk membeli ice cream. Tapi ucapan Nabil terhenti kala Ara menyela nya dan menyuruhnya ia harus membelinya sendiri di supermarket.
"Belikan saya 10 kotak-"
"No!" Sela Ara. Nabil mengkerutkan keningnya bingung dan bertanya. "Kenapa hm?"
"Nabil beli di supermarket jangan nyuruh!" Seru Ara.
Nabil lagi-lagi menghela nafasnya, entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini karena sikap gadisnya itu.
"Oke."
Ara bersorak senang. "Aku ikut ya?"
"Pake jaket punya aku, udara malem gak baik buat kesehatan kamu." Ara mengangguk patuh lalu berjalan ke arah walk in closet untuk mengambil jaket milik Nabil.
"Udah?" Ara mengangguk semangat.
Nabil mengacak-ngacak rambut gadisnya, hal itu membuat gadis itu memasang wajah kesalnya. Di mata Nabil, hal itu sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE NABIL [ PO 25 JANUARI - 5 FEBRUARI ]
Novela Juvenil[Segera Terbit & Beberapa part sudah di hapus. ] Arabella Aliza Zavina, gadis yang sangat manja, polos dan lugu. Siapa sangka jika gadis yang kerap di panggil Ara ini sudah memiliki kekasih? Kekasih yang sangat-sangat possessive padanya. Pergeraka...