Happy reading!💘*****
11 : Amarah Nabil
Langit sudah menampilkan matahari nya, dan jam sudah menunjukkan pukul 05.25 dimana langit juga sudah mulai cerah karena rotasi bumi. Ya begitulah.
Kedua insan itu masih tertidur dengan tubuh yang terbalut selimut yang menutup sampai bahu gadis itu. Tubuh Nabil yang shirtless memberikan kesan hangat pada tubuh Ara
Nabil memeluk Ara sangat erat, sesekali bibirnya mengecup puncak kepala gadis itu walau matanya masih terpejam tapi dia masih sedikit sadar. Nabil perlahan membuka matanya dan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk dari balkon tersebut.
Setelahnya, Nabil menunduk untuk melihat wajah gadisnya itu. Ternyata gadisnya itu sedang mendusel-dusel kan kepalanya di dada bidang Nabil.
"Bangun sayang, ga mau sekolah hm?" Nabil mengelus puncak kepala Ara dengan lembut. Gadis itu mengucek matanya, namun Nabil lebih dulu memegang tangan Ara agar tak mengucek matanya.
"Jangan di kucek sayang, nanti matanya merah." Ara hanya mengangguk mengerti dengan mata terpejam.
Nabil terkekeh gemas melihat itu. "Gemesin banget si hm." Nabil menguyel-nguyel pipi Ara dengan pipinya. Pipi Ara sangat halus dan lembut, membuatnya ingin terus menguyel-nguyel pipi tersebut.
Tangan Ara terangkat untuk memberhentikan aktifitas yang di lakukan Nabil dengan cara menjauhkan wajah Nabil. Namun kekuatan Nabil sangat kuat, kalah telak dengan Ara yang kekuatan nya hanya sedikit karena masih terlalu lemas untuk bergerak sedikitpun.
"Mau sekolah apa ngga?" Tanya Nabil.
Ara mengangkat kepalanya dan menyandarkan di dada bidang cowok itu. Satu tangan nya melingkar di pinggang Nabil. Sesekali Ara bergumam tak jelas, membuat Nabil semakin gemas melihat tingkah gadisnya ini.
"Sekolah. Kangen Fadila sama yang lain nya." Nabil mengangguk, ia menggendong Ara ala bridal style dan berjalan ke arah kamar mandi.
Nabil menggendong Ara sampai bathup dan langsung keluar dari kamar mandi tersebut.
15 menit kemudian, Ara sudah selesai membersihkan badan nya dan sudah berpakaian rapih. Rambutnya sengaja ia ikat dengan tali rambutnya, karena Ara ingin mencoba rambut diikat. Apalagi akhir-akhir ini Nabil menyuruhnya menggeraikan rambutnya, karena tak mau jenjang lehernya di perlihatkan oleh lelaki mana pun.
Nabil membuka pintu kamar Ara, terlihat Ara yang sudah rapih dengan pakaian sekolahnya. Nabil menggenggam jari-jemari Ara dengan erat, erat namun tak menyakitkan.
Sebelum itu, Nabil berpamitan pada Anna serta Rian. Mereka berdua tak sarapan di mansion, Nabil mengajak Ara untuk sarapan di kantin dekat sekolahnya. Mungkin hanya berjalan 10 langkah dari parkiran saja.
Kantin tersebut menyediakan berbagai macam hidangan makanan, seperti bubur, mie ayam, nasi goreng, bakso, spaggeti dan masih banyak lagi.
Ara dan Nabil jalan beriringan dengan tangan Nabil yang menggenggam tangan Ara. Namun, mereka harus terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Menguatkan hati salah satunya.
Kantin tersebut seperti cafe dan restoran yang sengaja di gabungkan. Namun bedanya, kantin ini hanya menyediakan makanan seperti yang dijual oleh kantin mana pun. Tempat ini dibuatkan layaknya cafe, dari kursi yang terbuat dari besi serta meja pun dibuat dari besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE NABIL [ PO 25 JANUARI - 5 FEBRUARI ]
Fiksi Remaja[Segera Terbit & Beberapa part sudah di hapus. ] Arabella Aliza Zavina, gadis yang sangat manja, polos dan lugu. Siapa sangka jika gadis yang kerap di panggil Ara ini sudah memiliki kekasih? Kekasih yang sangat-sangat possessive padanya. Pergeraka...