"Astaghfirullah Arsen! Itu anak si Fadila lo apain?!" Tanya pria itu lebay. Siapa lagi kalo bukan, Devan. Kini, Devan sudah memiliki seorang anak bersama Gheanisa.
Arsen yang namanya merasa terpanggil pun mendengus kesal. Dia hanya bermain bersama Azila, masa tidak boleh.
"Apaan si Om! Azila nya aja santai, kok Om Devan yang ribut," ketusnya kesal. Lelaki yang berumur 15 tahun itu langsung membawa gadis kecil yang berumur 6 tahun ke pangkuannya.
"Anak lo noh! Mau jadi pedofil," tunjuk Devan pada Arsen dan Azila. Nabil yang melihat itu hanya biasa-biasa saja, lagipula mereka sangat cocok.
Arsen yang begitu penyayang dan Azila yang polos dan lugu.
"Biarin aja, nanti pas anak gue udah remaja gue nikahin sama anaknya si Nabil," ucap Dylan yang baru saja datang bersama Fadila. Pria itu langsung duduk di sofa yang panjang. Banyak anak kecil yang tengah bermain di mansion Nabil, namun berbeda dengan Azila. Gadis kecil itu sangat menempel pada Arsen, bahkan saat Dylan akan mengambil Azila. Gadis itu langsung menangis saat pelukannya pada Arsen terlepas.
Dylan bingung, entah sejak kapan anaknya menjadi manja seperti ini. Atau gara-gara dulu, Fadila mengidam ingin sekali perutnya di usap oleh Ara? Mungkin saja.
"Jila, ayo main. Aku punya barbie loh," ajak cowok itu, putra dari Farrel dan Chika. Yang berumur 5 tahun.
Arsen yang mendengar itu langsung menatap tajam anak cowok itu. Dia sangat tak suka jika ada seorang cowok yang mendekati gadisnya.
"Pergi," ucap Arsen dingin. Anak cowok itu langsung ketakutan dan pergi meninggalkan ruang tamu.
Ara mencubit pinggang anaknya karena terlalu dingin saat berbicara. "Jangan dingin-dingin ih! Kasian," Arsen tak meringis sama sekali. Dia pun tak membalas perkataan Bundanya. Lelaki itu asik mengelus punggung Azila.
"Arsen ke kamar,"
Arsen beranjak dari duduknya seraya menggendong Azila. Namun saat akan berjalan, Dylan bertanya pada Arsen. "Ngapain bawa Azila? Biarin Azila disini,"
Lelaki itu tersenyum miring. "She's mine,"
Azila mendusel-duselkan wajahnya manja di dada bidang. Arsen terkekeh geli lalu mengecup pipi Azila gemas.
"She's mine, sentuh dia? Mati!"
*****
"Kak Arsen?" Gadis itu menepuk-nepuk dada bidang Arsen. Namun, lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya. Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kak Arsen? Azila laper," adunya. Arsen mengerjap-ngerjap matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamarnya.
Arsen dapat melihat Azila yang tengah memainkan ujung bajunya. Dia tau, jika Azila sedang dalam mode manja. Dia sangat menempel pada Arsen, daripada Fadila dan Dylan.
"Gadisnya Kak Arsen kenapa hm?" Azila mendongkak, menatap Arsen yang tengah menatapnya lembut.
"Azila laper," rengek Azila manja. Arsen terkekeh gemas mendengar itu, dengan cepat dia menggendong tubuh mungil Azila dan berjalan keluar kamarnya.
Dia melirik jam yang bertengger di tangannya. Ternyata sudah jam 7 malam, yang artinya jam makan Azila hampir terlewat.
Arsen menuruni satu persatu anak tangga. Lelaki itu melirik ke kanan, diruang makan sudah sangat ramai. Bunda dan Ayahnya sudah menunggu diruang makan, ah apa mereka sudah lama menunggunya?
"Azila," panggil Fadila lembut. Azila yang namanya merasa terpanggil pun menoleh ke belakang. "Mommy!"
Fadila tertawa pelan mendengar seruan Azila. "Mau makan?" Azila mengangguk semangat. "Iya Mommy! Zila mau makan bareng Kak Arsen,"
Wanita itu tersenyum getir. Anak gadisnya sangat menempel pada Arsen, bahkan untuk memeluk pun hanya butuh waktu 1 detik.
"Oh yaudah kalo mau makan, Mommy juga makan," Arsen hanya diam melihat interaksi anak dan orang tua itu.
Sesampainya diruang makan, Arsen memilih duduk di samping Nabil. Ayahnya sibuk menyuapi Bundanya, menurut dia itu masih biasa-biasa saja. Lagipula, Bundanya ini memang sangat manja pada Ayahnya. Jadi tidak perlu kaget lagi.
"Zila mau makan apa?" Tanya Arsen lembut.
Azila mendongkak dan menjawab. "Zila mau ayam goreng!" Seru gadis itu semangat.
Arsen mengambil nasi serta ayam gorengnya dan menaruhnya di piring yang sudah di sajikan didepannya. Lelaki itu menyuapkan nasi dan ayam gorengnya ke mulut Azila, menggunakan sendok. Arsen pun ikut makan, namun bekas Azila.
"Ih so sweetnyaa," celetuk Reza saat melihat Arsen yang tengah menyuapi Azila.
Akbar tertawa mendengar celetukan Reza. "Arsen mau jadi pedofil Za,"
"Sen, Zila buat Om ya?" Dengan polosnya Reza bertanya seperti itu pada Arsen.
Arsen menatap tajam Reza. "Ga,"
Lelaki itu menyudahkan makan malamnya, dan menyodorkan air putih ke bibir mungil Azila. Gadis itu pun dengan senang hati menerimanya, dia meneguk air putih itu hingga tandas.
"Mau kemana?" Tanya Nabil dengan wajah datarnya.
Arsen tak menjawab sama sekali. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah tangga kamarnya. Sesampai dikamarnya, dia memakaikan hoodie nya pada Azila. Gadis itu tertawa saat melihat dirinya tidak terlihat karena memakai hoodie kebesaran milik Arsen.
"Tebak, Zila dimana?" Tanya Azila pada Arsen. Lelaki itu berpura-pura menyari di king size nya. Arsen langsung menjatuhkan tubuhnya di samping Azila yang tengah bersembunyi, tanpa aba-aba Arsen langsung membawa Azila kedekapan hangatnya.
Azila yang dipeluk pun tertawa karena Arsen berhasil menemukannya. Arsen menempelkan kepala Azila pada dada bidangnya. Mengelus surai indah Azila lembut. Wangi strawberry lah yang mendominan di tubuh Azila.
"Azila sayang Kakak," ungkapnya.
"Kakak cinta Azila,"
•••••
segitu dlu yaa wkwk.
baper gaa?
maap bgt, aku blm bisa up sequel dibulan inii😔 yg minta sequel tenang aja, aku bkl bikin kok.
palingan up sequel nya dibulan November atau ngga Desember, jadi tenang yaa.. jangan ngerusuh aku buat bikin sequel.
nnti mlh akunya pusingg, ngertiin yaa☺
see you!! Kita bakal ketemu di sequel nanti atau Extra part nanti!!!
CINTAA KALIAN BANYAK BANYAK<33333❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE NABIL [ PO 25 JANUARI - 5 FEBRUARI ]
Ficção Adolescente[Segera Terbit & Beberapa part sudah di hapus. ] Arabella Aliza Zavina, gadis yang sangat manja, polos dan lugu. Siapa sangka jika gadis yang kerap di panggil Ara ini sudah memiliki kekasih? Kekasih yang sangat-sangat possessive padanya. Pergeraka...