05 Febuari 2019
'Apa seluruh orang harus merasakan rasa sakit yang kakak rasakan ?? Lalu apakah kakak juga merasakan rasa sakit yang kakak hadirkan untuk oranglain ??'
-Revi Fransiska Indana-###
Ruby memasuki kelas yang masih sangat sepi,Ruby memutuskan untuk berangkat sangat pagi karena ingin sedikit bersantai dirooftop sekolah. Berada dirumah setiap hari membuatnya sedikit merasa kesal, mungkin dia harus sering mengajak Ravi hangout ketika weekend.
Memasang earphone dan mulai membaca novel yang dia bawa. Beberapa menit kemudian Ruby merasakan kehadiran seseorang karena berisiknya bunyi pintu yang dibuka.Ruby melepas salah satu earphonenya dan melihat siapa orang yang datang dipagi buta sepertinya.
"Tumben udah dateng jam segini ??" Balas Ruby ketika dia mengenal siapa pria itu.
Zen Darendra
Pria itu tampak mengabaikan kehadiran Ruby meski jelas Ruby melihat ada keterkejutan dikedua mata kakak tingkatnya itu.Ruby menggedikkan bahu acuh,mungkin Zen sedang malas berbicara makanya dia mengabaikan seruan Ruby.
Ruby kembali akan membaca novelnya namun kembali batal karena merasakan seseorang berdiri didepannya.Zen berdiri menjulang dihadapannya dengan tatapan dingin, Ruby mengangkat sebelah alisnya tidak memahami arti tatapan Zen.
Tanpa kata Zen mencengkram kedua bahu Ruby erat dan bahkan memaksa Ruby berdiri dihadapannya.Ruby meringis karena merasakan tangan besar Zen memegangnya terlalu erat.
"Kakak mau ngapain sih ?? Sakit tahu nggak ??" Balas Ruby keras.
"DIAM"
Tanpa diduga Zen justru membentaknya hingga Ruby kehilangan kata-katanya.Apa yang terjadi pada Zen hingga dia melampiaskan kemarahannya pada Ruby ??
"Kakak yang harusnya diam,kenapa kakak tiba-tiba marah sama saya ?? Emang apa masalah kakak sama saya ??" Balas Ruby sembari menyentak kedua tangan Zen dikedua bahunya.
Zen masih tidak menyurutkan tatapan tajam yang dia layangkan pada Ruby,seakan memang untuk Ruby lah amarah itu ditunjukkan. Tapi apa salahnya ?? Bahkan dia tidak berbicara sama sekali dengan Zen kecuali dipesta hari itu.
"Gue nggak tahu kalau lho bisa semurahan itu,gue lihat semua yang lho lakuin sama saudara tiri gue dirumah gue malam itu..." Ujar Zen.
Ruby tersentak pelan,Zen melihat dirinya dan Satya berciuman hari itu ??
"Kenapa lho menolak ketika gue yang bakal ngelakuin itu ?? Dan malah menerima ciuman dari Satya ??" Balas Zen marah.
Ruby kalut,dia tidak bisa menjawab apa yang baru saja terlontar dari bibir merah kakak tingkatnya itu.Ini terlalu mengejutkan.
"Kenapa lho menangis ketika gue hampir cium lho hari itu ?? Tapi kenapa lho malah menarik dasi Satya untuk memperdalam ciuman lho ?? Kenapa harus sama dia ?? Dan kenapa harus lho ??" Teriak Zen frustasi.
Ruby tidak bisa memahami perkataan yang keluar dari mulut Zen,dia terlalu terkejut dengan perlakuan Zen padanya hingga membuat otaknya kosong.
"Kenapa lho diam ?? Jawab gue.." Balas Zen keras.
"Saya nggak tahu apa yang kakak maksud dan mengenai ciuman saya sama Kak Satya malam itu,adalah sebuah bentuk ketidak sengajaan..." Balas Ruby yang tidak terima diteriaki oleh Zen.
Zen tampak memejamkan kedua matanya erat dan memunggungi Ruby.Ruby melihat Zen tampak begitu kalut,dia bahkan menjambak rambutnya erat dan menendang udara kosong disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM (Completed)
Fiksi PenggemarApa yang akan kalian lakukan jika semua yang kalian mimpikan menjadi kenyataan ?? Mensyukuri atau merutuki ?? *** 'Bagaimana cara untuk menghentikan mimpi yang terus menjadi kenyataan ??' -Ruby Rajendra Ratri. 'Semuanya pasti akan berhenti,tapi mun...