21.

86 13 0
                                    

Alice belum selesai berbicara, ternyata guru mata pelajaran selanjutnya sudah datang.

Guru : "Selamat siang semuanya."

Seketika seisi kelas termasuk Alice mengalihkan pandangan mereka ke depan dimana guru tersebut berdiri. Karena guru sudah datang, Alice tidak berani untuk bertanya lagi. Akhirnya, ia duduk diam memerhatikan bu guru meskipun masih penasaran mengapa ia ditatap oleh satu kelas.

Guru : "Baiklah, silahkan buka buku kalian halaman 63."

Murid-murid yang berasa di kelas Alice langsung mengambil buku yang sesuai dengan mata pelajaran sekarang lalu membuka buku tersebut halaman 63. Namun, ada 2 murid yang mengangkat tangannya. 2 murid tersebut adalah Seira dan Riri.

Seira & Riri : "Maaf bu, saya lupa membawa buku."

Mendengar suara tersebut bu guru langsung membalikkan badannya menghadap para murid sehingga membelakangi papan tulis.

Seira yang mendengar bahwa ada yang tidak membawa buku selain dirinya dari arah lain langsung memalingkan pandangannya kearah sumber suara tersebut. Riripun melakukan hal yang sama seperti Seira.

Guru : "Kalian niat skolah gak sih? Buku aja gak dibawa. Kalian berdua cepat keluar. Buat apa kalian disini kalau gapunya buku? Lagian kalau tau tidak membawa buku kan kalian bisa pinjam sama teman dari kelas lain. Memang kalian tidak tahu ada pelajaran ibu hari ini?"

Bu guru mengocsh sangat lama. Kini seisi kelas saling menatap satu sama lain, dan memikirkan satu hal yang sama yaitu mereka malas jika harus mendengar ocehan guru tersebut.

Guru : "Coba, kamu sebutkan alasanmu tidak membawa buku."

Bu guru menunjuk Seira dengan spidol miliknya.

Seira : "Bu, saya sebenarnya baru di kelas ini. Jadi saya masih belum beradaptasi dengan jadwal di kelas ini."
Guru : "Maksudnya? Anak pindahan? Eh, tapi ibu pernah lihat kamu.."

Bu guru mulai mengingat-ingat kapan ia perna bertemu dengan Seira.

Guru : "Oh, kamu yang dari kelas sebelah kan? Seira, Seira Aubree. Kamu yang dari kelas sebelah itu kan."
Seira : "Oh, iya bu."
Guru : "Kamu ngapain disini nak?"
Seira : "Seperti yang saya jelaskan tadi, saya baru pindah ke kelas ini hari ini."

Alice yang duduk disebelah Seira tidak dapat tinggal diam. Ia ingin memanas-manasi Seira lagi.

Alice : "waw, ngomongnya sopan banget ya. Tapi kayaknya, lu blom bilang satu kata deh. kek gini lohh Mwaaf bwuu~. Hahahaha."

Alice berbisik ke Seira. Seira yang mendengar Alice mulai kesal seperti yang sudah Alice rencanakan. Muka Seira sudah terlihat kesal. Tapi, ia berusaha untuk tidak menunjukannya di depan bu guru.

Guru : "Baiklah Seira, meskipun kamu anak baru, semustinya kamu lebih mempersiapkan ini.
Seira : "Baik bu."

Untuk mempersingkat pembicaraan, bu guru mengalihkan pandangan ke Riri.

Guru : "Ekhem, Riri, mengapa kamu tidak membawa buku?"
Riri : "E-emm, itu..."

Terlihat dari wajah Riri, ia terlihat sangat gugup dan takut. Seketika pikirannya kosong, ia tidak tahu dirinya harus menjawab apa.

Guru : "Mengapa tidak menjawab Riri?"
Riri : "S-saya.. Saya tidak tau kalau hari ini ada pelajaran ibu, maaf."

Bu guru yang mengetahui bahwa Riri mempunyai kembaran dikelasnya yang membawa buku. Ia langsung mengetahui kalau Riri berbohong.

Guru : "Tidak mungkin begitu Riri, kembaranmu si Rara saja membawa bukunya. Yasudah kalau kamu tidak mau memberi tahu alasannya, silahkan kalian berdua keluar sampai jam pelajaran selesai."
Riri & Seira : "Baik bu."

Changing DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang