26.

56 7 0
                                    

Batin Seira kesal. Alisya yang sedari tadi mendengarkan percakapan Seira dengan fansnya membuat ekspresi seakan-akan ia jijik.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu. Ternyata ia adalah Carl. Carl baru saja datang didampingi nafasnya yang terlihat tidak teratur.

Carl : ”Hosh hosh, gw belom telat kan?”

Tanyanya sambil melihat kearah jam.

Alice (Alisya) : ”Blom zhey.”

Carl yang tadinya menatap dasar tempat ia berpijak langsung mengangkat kepalanya menghadap Alice sambil membulatkan matanya sempurna.

Mendengar perkataan Alice ( Alisya ), kini hampir seisi kelas menatap Alice tajam.

Seluruh kaum hawa yang memiliki perasaan terhadap Carl dan juga lelaki yang menyukai Alice segera menujukan pandangannya ke Alice.

Carl : ”zhe-y?”
Alice (Alisya) : ”Astaga, gw bercanda doang ish jangan dianggap serius lah.”

Riley yang dari tadi memerhatikan Alice tidak dapat menahan mulutnya untuk tetap diam.

Riley : ”Duduk sana kalo gamau telat, bikin ribut aja.”

Kesal Riley sambil menatap Carl.

Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening.

Carl : ”HAHA baperan amat lu Rey. Lu gak cemburu kan?”

Ledek Carl kepada Riley, namun Riley tidak menyadari bahwa itu hanyalah sebagai bahan ledekan.

Riley : ”K-ka-kaga kok hehehe”

Carl yang mendengar Riley menjawab dengan gugup langsung menyadari sesuatu yang janggal. Ia pun berniat untuk langsung bertanya.

Carl : ”Eh? beneran?”

Riley : ”Kaga lah!”

Carl : ”Ciee yang saltingg.”

Seie kelas yang mendengan percakapan Carl dengan Riley langsung mengikut-ikut Carl.

Murid : ”Cieeeeee.”

Riley : ”Kaga woi!”

Seira : ”Udaah jangan boong lu. ahahhah.”

Seira kira dengan Alice jadian dengan Rey ia dapat memiliki Carl. Namun itu hanya khayalan semata.

Seira : ”CIEE yang bentar lagi jadiaaann nih?”

Murid : ”CIEEEEEEEE.”

Sedangkan Alice yang mendengar keributan tersebut hanya berdiam saja tidak acuh. Ia merasa keributan hal semacam ini tidak penting dan hanya buang-buang waktu saja.

Tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan tepat pada saat tersebut terdengar bunyi pintu yang terbuka. Murid-murid yang berada dalam kelas tersebut langsung mengubah pandangannya dari Riley menuju pintu. Setelah dilihat ternyta guru pelajaran pertama mereka sudah datang.

Guru : ”Selamat pagi anak-anak. Berisik banget, tadi lagi ngegosip apa hayooo.”

Ya, guru yang satu ini adalah guru matematika Alice. Memang biasanya guru matematika disebut dengan guru killer, namun tidak untuk guru yang satu ini.

Seira : ”Itu loh bu, si Rileeeyy suka sama Aliceee.”

Guru : ”Benerann?”

Murid : ”Iya bu, beneran.”

Riley : ”Ngga bu, itu cuman gosip.”

Sela Riley sebelum kabar tersebut tersebar dengan pesat.

Aretha : ”bu, daripada waktu mengajar ibu berkurang banyak, bagaimana kalau kita langsung belajar?”

Guru : ”Kalian maunya gimana? Ibu si bebas asalkan nilai kalian bagus. Ingat kan perjanjian kita? Kalau ada 5 orang nilainya dibawah rata-rata, satu kelas bakal belajar selama seminggu full tanpa main kayak begini.”

Murid : ”Iya bu. Inget kok.”

Guru : ”Jadi mau belajar nihh?”

Alice (Alisya) : ”Ikut aja aku mah.”

Guru : ”Hmm oke.”

Pada akhirnya seisi kelas pun memilih belajar ketimbang bermain, dikarenakan mengingat perjanjiannya tersebut.

Guru : ”Yasudah kita belajar ya, oh iya siapa yang tidak masuk?”
Murid : ”Masuk semua bu.”
Guru : ”okeoke.”
Seperti hari-hari biasa lainnya, guru matematika tersebut memulainya dengan membuat games.

Guru : ”Baiklah anak-anak seperti biasa, kita akan..”

Changing DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang