Episode 02. Tokoh Antagonis, Alice (2)

878 74 0
                                    

Mustahil untuk ayah Alice mengetahui identitasku tanpa kekuatannya. Ayah Alice terus-menerus berteriak menanyakan keberadaan anaknya. Suaranya bergema di ruangan yang terlihat luas dan tidak terbatas ini.

Aku merasakan nyeri pada kedua lenganku. Ayah Alice mencengkram kedua tanganku dengan kuat dan memintaku untuk mengembalikan Alice. Aku merasa tidak bersalah, karena aku sendiri juga tidak tahu mengapa aku bisa ada disini.

[ ”Coba kalau gw bisa masuk ke dalem sinetron ini, pasti bakal seru!” ]

Tidak mungkin.. kan..? Karena satu kalimat itu aku berada disini..

Aku berusaha untuk memperjelas kesalahpahaman dengan ayah Alice dan berusaha untuk berbicara. namun mulutku terkunci. Aku bahkan tidak dapat membuka mulutku, bahkan suaraku juga tidak mau keluar.

Ayah Alice terus menerus mendesakku untuk menjawab pertanyaannya, yaitu informasi mengenai keberadaan Alice. Ia berteriak dengan kencang dengan suaranya yang berat. Hal tersebut membuatku terlonjak kaget. Aku berusaha menjauh darinya dan mundur perlahan lahan.

Sepertinya ia mengetahui rencanaku untuk kabur. Aku yang merasa ketakutan semakin panik dan berjalan mundur untuk kabur. Aku kehilangan langkahku. Rasanya seperti terjatuh dari ketinggian ke lubang yang sangat dalam.

Aku membuka mataku secara tiba-tiba. Ternyata itu semua hanyalah mimpi semata. Matahari masih belum menampakkan dirinya, dan aku membutuhkan energi untuk pergi ke sekolah nanti.

Meskipun aku masih sedikit bergetar ketakutan, mau tidak mau aku harus kembali tidur. Jika aku membuang waktu lebih lama untuk merenung, maka waktu tidurku akan habis.

Semua menjadi gelap, tanpa ada cahaya satupun. Aku mencoba berjalan perlahan-lahan tanpa tahu arah. Disini sangat sunyi, berbeda dengan tadi. Bahkan suara langkah kaki ku sendiri dapat ku dengar dengan jelas. Aku berjalan tanpa tahu waktu. Tempat ini terasa tidak memiliki akhir. Anehnya, aku sama sekali tidak merasa lelah karena berjalan.

Entah berapa lama telah berlalu, akhirnya aku dapat melihat sedikit cahaya dari ujung mataku. Tanpa pikir panjang, aku segera berlari ke arah cahaya tersebut.

”Kamu.. Selingkuh?”

Semakin dekat aku dengan cahaya tersebut, tempat aku berada ini terasa semakin terang. Suara perkelahian antara seorang perempuan dan laki-laki juga semakin jelas terdengar.

Pertengkaran ini berawal dari seorang wanita yang menuduh suaminya selingkuh dengan perempuan lain. Suaminya ingin menjelaskannya, tetapi istrinya sudah tidak percaya dengannya. Sang istri yang sudah lelah mengusulkan untuk bercerai.

Tiba-tiba muncul seorang anak kecil, mungkin umurnya sekitar 4-5 tahun. Sepertinya anak tersebut merupakan anak dari kedua orang yang sedang bertengkar tadi. Anak yang masih polos itu bertanya apa yang kedua orangtuanya bicarakan.

Setelah kulihat dengan lebih jelas, penglihatan ini adalah ingatan milik Alice saat ia masih kecil.

Orangtua Alice menyuruh Alice untuk memilih antara ikut dengan ibunya atau ayahnya. Pertanyaan yang tiba-tiba membuat Alice kecil bingung. Tentu saja ia memilih kedua orangtuanya. Tetapi orangtuanya semakin mendesak Alice untuk memilih salah satu dari mereka.

Alice semakin bingung, ia berpikir ibunya akan lebih mengerti dirinya karena sama-sama perempuan. Tepat setelah Alice memberitahukan hasil keputusannya, ibunya langsung menyuruh Alice kembali ke kamar untuk mengemas barangnya.

Ibunya mengatakan kalau Alice akan ikut dengannya pergi ke Indonesia besok. Menurut ingatanku, Indonesia adalah negara asal ibu Alice.

Alice kecil tidak mengerti apa-apa, ia kira mereka akan jalan-jalan ke Indonesia. Tetapi jika begitu, mengapa ibunya tidak mengajak ayahnya ikut serta dalam jalan-jalan tersebut? Alice menoleh ke arah ayahnya, namun ayahnya hanya bisa terdiam tak berkata-kata.

Alice mulai bertanya-tanya apa yang salah dengan ayahnya. Ia tidak paham mengapa mereka harus pergi tanpa ayahnya. Alice kembali ke kamarnya untuk mengemas barang-barangnya karena kedua orang tuanya sedang berbicara empat mata.

Sama seperti Alice, aku juga tidak begitu paham situasi saat ini. Tetapi entah mengapa, hatiku terasa sakit..

Changing DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang