Chapter 14

4.6K 322 0
                                    

Halooo semuaaa, author comback....
Dahlahhh nggk usah basa-basi lagi yahh, oke author lanjut.....

*****

Kringgg kringggg

Terdengar bel masuk sekolah yang sangat menggelegar seantero sekolah.
Kanza yang sedang melamun pun terkejut, kemudian ia berdiri dan berjalan pergi masuk kelas.

Kali ini kanza tak ada niatan untuk bolos pelajaran, karena kepalanya masih terasa pusing. Maka dari itu hari ini kanza tak membolos.

Terlihat kelas yang masih gaduh, terdengar teriakan sana sini. Walaupun kelas XI IPA 2 terpandang dengan kepintarannya, tapi begini lahhh asli dari kelas XI IPA 2.

Kanza memasuki kelas yang sangat ramai dan tak terarah.
"Udahhhhh dong jangan pada teriak-teriak nanti gue yang dimarahin walkel nih" Begitu lahh teriak ketua kelas XI IPA 2.

Kanza berjalan menuju ke meja yang terdapat sahabat-sahabatnya.
Terlihat wajah yang lelah dan tenaga yang melemah, kemudian ia duduk dengan kepala yang di sembunyikan di kedua tangannya.

"Za, lo sakit yahh??" Tanya Shena yang melihat raut wajah lelahnya.

"Nggk kok, cuman agak sedikit pusing aja" Balas Kanza dengan suara yang sangat kecil.

"Yang bener za, kalo emng lo sakit mending kita anter lo ke UKS aja yuk" Kata Gladys ikut menibrung percakapan mereka berdua.

"Nggk usah dys, gue nggk pp kok. Lo berdua nggk usah khawatir" Jawab Kanza masih dengan posisi awal.

"Yahh udah nanti kalo lo ada apa-apa bilang sama kita" Ucap Shena, dan hanya diangguki oleh Kanza.

Siswa-siswi yang tadinya gaduh, seketika langsung bungkam dikarenakan seorang paruh baya yang menggunakan sanggul sebagai ciri khasnya masuk membawa buku yang ada di kedua tangannya.

"Za, ada Bu litha...bangun za" Kata Shena lembut takut membuat kanza terkejut.

Kanza tak begemih dari posisinya, ia masih sama dengan posisi awalnya.
Bu Litha yang sedang memperhatikan sekeliling kelas, mata itu bertuju pada kanza yang sedang menyembunyikan kepalanya dikedua tangan.

Bu Litha pun berjalan ke tempat duduk kanza dan shena.
"Kanza" Panggilnya terdengar sangat tegas, kanza yang tak kunjung bangun pun membuat emosi bu Litha menjadi-jadi.

"KANZAAA!!" Teriak bu Litha sangat keras, sampai-sampai siswa-siswi di luar kelas memperhatikan guru itu sejenak dan kembali melanjutkan jalannya yang tertunda karena teriakan bu Litha.

Kanza yang mendengar teriakan guru itu pun langsung bangun dengan muka terkejutnya dan jangan di tanyakann lagi bibir yang sangat pucat membuat mukanya terlihat sangat lemah.

Bu Litha yang melihat muka anak didiknya yang sangat pucat pun, menungurungkan niatnya untuk memarahi kanza.
"Kanza, kamu sakit??" Tanya nya lembut, tak seperti yang tadi.

"Hmm nggk apa-apa kok bu, ini cuman sedikit pusing aja" Jawab kanza pelan, karena jujur saja kepalanya sangat-sangat pusing dari sebelumnya ia berangkat sekolah.

Gadis itu tersenyum simpul, sangat sempurna dia menyembunyikan rasa sakit yang ia rasakan kepada semua orang yang ada di kelas.

"Lebih baik kamu ke UKS saja, dari pada kamu disini nanti membuat kamu tambah sakit" Tutur bu Litha kepada kanza.

"Hmm nggk usah bu. Saya izin saja ke toilet, mungkin nanti lebih mendingan" Izin kanza kepada guru itu.

"Yahh sudah kalau kamu ingin pergi ke toilet, biar shena anterin kamu" Kata bu Litha lagi.

"Ehh nggk usah bu, saya biar sendirian saja" Tolak kanza, karna jujur saja ia tak enak harus merepotkan banyak orang.

"Iya za, biar gue anter yah??" Bujuk shena, agar kanza mau diantar olehnya.

"Nggk udah Na, deket kok dari sini ke toilet" Tolak nya lagi.

"Yahh sudah kalo kamu nggk mau shena antar, cepat yah balik ke kelasnya" Kata bu Litha kepada kanza. Kanza hanya menjawab dengan anggukan, dan ia berjalan keluar kelas, setelah berpamitan kepada bu Litha.

Kanza berjalan menelusuri koridor, terlihat sangat sepi dan sunyi karena jam KBM sedang berlangsung.

Langkah demi langkah ternyata kanza sudah berada di depan pintu toilet, lalu kanza berjalan masuk kedalam salah satu bilik yang ada di dalam toilet.

Setelah dirasa cukup kanza pun keluar untuk kembali ke kelas nya, entah keinginan apa ia malah melewati lapangan yang ada banyak orang sedang latihan basket untuk sparing dengan sekolah tetangga.

Kanza yang tak melihat jalan, karena ia sedang merapikan bajunya yang keluar dari rok nya. Tiba-tiba bola yang sedang memantul mengenai kepala kanza. Semua terasa sangat cepat, pandangan kanza mulai melebur dann dia tak sadarkan diri.

Semua orang yang ada di dekat lapangan dan semua pemain basket menghampiri kanza yang sudah tergeletak di lantai lapangan.
Terutama Rey, dia sudah lari kencang, yahhh disitu ada Rey. Mana mungkin dia tidak ikut latihan untuk sparing, sedangkan dia adalah kapten basket dari sekolah ini.

"Rey, dia nggk pp??" Tanya cowok yang tadi tak sengaja melambungkan bola, sehingga mengenai kepala kanza.

Rey, ai mengecek kepala gadis itu takut ada yang terluka. Sedangkan kenzie dan mikola, dia yang sedang selesai dari toilet, melihat ada grombolan pun langsung turun ke lapangan.

"Ada apa'an nihh, kok rame-rame??" Tanya mikola kepada mereka. Kenzie dan mikola yang penasaran pun membelai keramain terlihat kanza yang sedang tergeletak di lantai lapangan. Nafas kenzie naik turun bahwa dia sedang emosi.

"Siapa yang ngelakuin ini, Hah?!" Tanya kenzie kepada semua yang menonton itu.
Tak ada jawaban dari semua, emosi kenzie tambah menjadi-jadi.

"Siapa??" Tanya nya lagi dengan suara yang yang sangat keras, hampir membuta mereka semua menjadi takut kerena nya.

"Gue nggk sengaja, tadi pas dia lewat bolanya kena kepala dia" Tutur cowok yang tadi tak sengaja lempar bola ke kanza dengan gugup.

Kenzie yang mendengar cowok itu menyatakan pernyataan bahwa dia yang sudah membuat adiknya menjadi seperti ini.

"Lo goblok apa emng nggk bisa main, Hah!" Bentak kenzie pas didepan muka cowok itu. Sedangkan cowok itu berdiri dengan gemeteran.

"Udah Ken. Kita bawa kanza ke UKS dulu, kasian dia" Ucap Sam memenangi kenzie.

"Urusan kita belum selesai" Kata kenzie kepada cowok itu dengan penuh penekanan.

Kenzie pun mengambil ahli untuk menggendong kanza. Sedangakn Rey pun mundur agar Ken mudah untuk menggendong kanza. Ada rasa tidak rela dihati Rey, tapi mau bagaimana lagi takut kenzie tambah tak terkendali.

Kenzie, Rey, Sam, dan Mikola pun membawa kanza ke UKS dengan kenzie di depan tiga cowok itu.
Bukan tanpa alasan kenzie emosi seperti ini, tapi ia tau bagaimana kondisi adiknya tadi malam dan sebelum meraka berangkat sekolah.

Sesampainya di UKS, Kenzie pun membaringkan tubuh sang adik ke ranjang yang sudah tersedia.





















Satu kata untuk chapter ini??
Hari ini author Up nih, siapa hayoo yang kangan sama Kanza dan Rey??

Yooo semua jangan lupa vote dan comment yahh. Kalo kalian vote sama comment jujur bikin author seneng nya minta ampun.

Dan makasih buat yang udah vote sama comment dan yang udah setia nungguin cerita 'Bad Girl's vs Ketua Osis'

Maap maap nih yahh kalo di chapter ini  banyak typonya.
Author butuh kritik dan sarannya nih di chapter ini, kalo ada yang mau kritik sama nyaranin bisa comment yahh

Bad Grils Vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang