BAGIAN DUA BELAS

50 3 0
                                    

"Eh udah baikan aja nih" ucap Bayu saat masuk kedalam ruang kesenian lalu melihat vino dan Mauri tengah berduaan.

"Iya dong pacar gue mana bisa marah lama-lama" ucap Vino membelai lembut puncak kepala Mauri membuat gadis itu tersipu.

"Yah padahal gue udah niat mau nikung lo Vin" ucap Bayu asal.

"Awas aja kalau lo sempat godain mauri, gue kasih jurus lo" ucap bayu "mending lo berlatih lagi sono buat dapetin hati cindy" tambahnya.

"Ck males gue, cindy nya gak PEKAAN" ucap Bayu melirik kearah Cindy yang tengah menata panggung dengan sangat jelas diakhir kalimat.

"Gue bukannya gak peka ya, lo nya aja yang terus minta diperhatiin" balas Cindy sinis membuat gelak tawa semua orang yang ada disana.

Sementara Nadia tengah sibuk mendekor beberapa peralatan panggung tak menyadari keberadaan Angga yang dari tadi terus memperhatikannya.

"Istirahat dulu nad, nanti aja lanjutnya" Ucap Angga.

Nadia tersentak lalu menoleh kearah belakang. "Tanggung Ga, dikit lagi selesai kok" ucap Nadia.

Angga berjalan mendekat kearah Nadia lalu membantu Nadia memegangi tangga untuk gadis itu naik.

"Gue pegangin biar gak jatuh" ucap Angga disertai senyuman nya.

Nadia diam cukup lama sebelum akhirnya membalas senyum Angga barusan. Entah kenapa setiap Angga didekatnya Nadia merasa tidak bisa menjauh dari cowok itu. Seperti ada magnet yang selalu berusaha untuk mendekatkan mereka.

"Thanks ya Ga" Balas Nadia menaiki tangga itu.

"Hm nad ada yang mau gue tanya sama lo" ucap Angga ketika Nadia sudah turun

"Ya? Mau ngomong apa Ga?" Nadia mengangkat satu Alisnya.

"Lo sama nathan punya hubungan?"

"Haa?"

"Maksud gue, kalian kan udah deket lagi. Siapa tahu nathan nembak lo?" Tanya Angga sedikit hati-hati.

"Enggak kok. Gue sama nathan gak ada hubungan apa-apa" jawab Nadia seadanya.

Angga mengangguk mendengar jawaban Nadia "berarti gak ada yang bakal marah kan kalau nanti malam gue ngajak lo dinner?"

"Dinner?" Ucap Nadia dengan pertanyaan.

Angga mengangguk "ini bukan dinner pasangan kok Nad, cuman makan malam biasa. Lo mau kan?"

"Hm.. yaudah deh. gue mau" jawab Nadia.

"Oke kalau gitu ntar malam gue jemput lo, thanks ya" Angga meraih tangan Nadia lalu menciumnya, membuat Nadia tersentak kaget lalu melepaskannya.

"Kelihatan nya ruang kesenian ini perlu di razia ya karna semua yang ada didalam bukannya kerja malah asik pacaran" suara seseorang tiba-tiba mengintrupsi membuat semua mata tertuju keasal suara.

Ternyata Nathan. Cowok itu berdiri di ambang pintu sambil sisi badannya bersandar pada pintu, sementara kedua tangannya bersedekap. Mata Nathan menatap kearah Nadia lalu mendekati gadis itu.

"Udah selesai pacaran nya? Bisa kan lanjut kerja lagi?" Ucap Nathan terdengar sinis.

"Nadia baru-" ucapan Angga langsung dipotong Nathan.

"Gue gak bicara sama lo. Dan bukannya tugas lo disini itu bantuin zhea ya? Kenapa malah bantuin Nadia?"

"Tadi dia sendirian. Gue kasihan makanya gue bantu" jawab Angga.

"Sekarang dia gak sendirian lagi. Gue udah dateng, lo bisa pergi" ucap Nathan. Cowok itu masih terdengar sinis.

Angga menatap Nathan tak suka kemudian beralih menatap Nadia sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.

Nathan dan NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang