BAGIAN TIGA

60 6 0
                                    

Sinar matahari pagi menusuk tepat kedalam kedua kelopak mata Nathan. Tirai kamarnya baru saja dibuka lebar oleh Fina, mama Nathan. Fina geleng-geleng kepala melihat kamar putra semata wayang nya ini. Berantakan sekali seperti kapal pecah. Dan apa hari ini dia tidak sekolah?

"Nathan, ayo bangun" ucap fina, mengguncang tubuh Nathan yang pagi itu tidur tanpa balutan kaos, hanya celana boxer yang di pakai anak itu.

"Nathan.." panggil fina sekali lagi, nathan membuka matanya sambil bergumam.

"Mama ngapain disini?" tanya Nathan kaget saat melihat mamanya berada dikamar. Karena biasanya pagi-pagi sekali orang tuanya sudah berangkat bekerja.

"Mama kangen sama kamu" ucap fina. Nathan hanya membalas dengan senyum samar.

"Masih ingat kalau punya anak?"

"Nathan, mama-" fina menghentikan ucapan nya saat aroma tak sedap itu menusuk di indra penciumannya.

"Kamu mabuk lagi?" tanya fina tapi nathan tidak menjawab

"Nathan jawab mama! kamu ngapain mabuk ?! Papa kamu bisa marah besar kalau kamu ketahuan mabuk nathan!"

"gak usah berpura-pura peduli ma! Selama ini mama sama suami mama itu gak pernah tau bagaimana aku!" Ucap Nathan lalu pergi masuk kekamar mandi sambil membanting pintu itu keras. Fina menatap sedih putranya, ini memang kesalahan nya. Dia tidak pernah ada waktu untuk nathan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

"Maafin mama nath, tapi semua yang kami lakukan ini juga demi masa depan kamu" setelah mengatakan itu fina segera keluar dan menutup kembali pintu kamar nathan.

***

"Gimana, masih belum bangun anak itu?" tanya Pras, saat mendapati istrinya yang baru saja turun dari kamar sang anak. Fina hanya tersenyum sambil menuangkan teh ke gelas suaminya.

"Bentar lagi dia turun, masih mandi soalnya" ucap Fina. Pras hanya diam sambil menatap laptop dan tangan nya yang tak lepas dari  file.

"habis mabuk lagi dia?" tanya pras. Fina hanya diam tak menjawab, suaminya itu sudah tahu jawabannya.

Tak berapa lama setelah itu Nathan turun dari kamar dengan pakaian yang sangat kacau. Celana abu-abu nya yang robek akibat putung rokok, seragam baju yang tidak digosok dan kancing atas bajunya dibiarkan terbuka menampilkan kaos dalaman nya, ditambah lagi rambutnya yang tidak disisir sama sekali.

"Ayo sayang, kita sarapan dulu" ucap
Fina tapi tidak dihiraukan oleh Nathan. Dia malah berlalu mengambil kunci motor dan jaketnya yang berada disofa.

"Nathan. Jangan jadi anak pembangkang! dia ini ibu kamu! Hormati dia!" tegur Pras saat Nathan ingin beranjak keluar rumah.

"saya gak pernah jadi anak pembangkang. Ini semua karna kalian yang terlalu sibuk sama kekayaan" ucap Nathan tanpa menoleh kebelakang sedikit pun.

"Nathan!!" teriak pras, tapi anak itu tidak menghiraukannya sama sekali.

"Sudah lah mas, jangan terlalu keras" ucap fina berusaha menenangkan emosi suaminya itu.

   Nadia yang sudah sejak tadi berdiri didepan gerbang rumahnya untuk menunggu Angga. tiba-tiba matanya menangkap sosok Nathan yang baru saja keluar rumah dengan wajah yang kesal. Entah kesialan apa yang datang padanya sehingga harus memiliki rumah yang berdekatan dengan cowok nyebelin itu.

Nathan menatap kearah nadia sekilas sebelum motornya menancap gas dengan sangat kencang.
"Tumben gak cari ribut?" ujar Nadia yang melihat motor Nathan yang sudah menjauh.

Nadia kemudian melihat kearah pekarangan rumah nathan. Pantasan saja cowok itu mengacuhkannya tadi. Rupanya kedua orang tua nathan sedang berada dirumah. Nadia kasihan pada cowok itu, bagaimanapun juga dulu Nathan adalah sahabatnya tapi setelah insiden itu Nathan mengacuhkan nya sampai sekarang.

Nathan dan NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang