BAGIAN SEMBILAN

55 3 0
                                    

Nadia melipat kembali baju olahraga nya dan memasukkannya kedalam tas setelah pembelajaran penjas berakhir satu jam yang lalu.

Lelah. Itu yang dirasakan Nadia saat ini. Satu jam belajar olahraga hanya diminta berlari keliling lapangan.

"Kantin yuk, haus banget gue" ucap Cindy yang langsung diangguki teman-temannya.

"Gue nitip aja ya, capek banget jalan" ucap Nadia lesu.

"Gue juga nitip deh, tiba-tiba jadi ikut males jalan" ucap Mauri.

Cindy dan Zhea hanya mengangguk dan segera keluar dari kelas. Suasana kelas 12 IPS 2 saat ini terlihat cukup sepi karena beberapa murid masih berada dikantin untuk istirahat. Beruntungnya Nadia karena setelah ini hanya pelajaran BK yang masuk, itu pun kalau buk elly berada disekolah hari ini.

Nadia menatap Mauri yang hanya diam sambil terus memandangi layar ponselnya. Tidak jarang nadia juga mendengar mauri menghembuskan nafasnya gusar.

"Lo kenapa? Ada masalah?" Tanya Nadia menguncang bahu mauri pelan. Gadis itu mendongak sambil tersenyum tipis melihat kearah nadia.

"kenapa?" Tanya Nadia memastikan. Mauri terdiam cukup lama sebelum akhirnya menceritakan kegelisahan yang sudah dipendam nya dari tadi pada Nadia.

"Gue kemarin lihat vino lagi jalan bareng sama Tasya di mall, padahal kemarin gue minta dia jemput tapi dia bilang gak bisa" ucap Mauri.

"Tasya? Anak MIPA itu?" Tanya Nadia memastikan. Mauri mengangguk.

"Kenapa gak lo tanya aja langsung sama vino?"

"Gue takut. Nanti dia berpikir gue curigain dia lagi kayak dulu-dulu"

"Trus lo mau diem aja dan biarin hati lo bertanya-tanya terus?"

Mauri tidak menjawab dan malah menundukkan kepalanya diatas meja. Nadia sangat tahu, mauri seperti ini karena dia sangat mencintai vino dan takut kehilangan cowok itu. Tapi malah vino yang tidak pernah menghargai perasaan temannya ini.

Setelah beberapa saat, cindy dan zhea kembali ke kelas membawa sekantong plastik makanan dan minuman.

"Kenapa pada diem aja?" Tanya zhea menatap mauri dan nadia secara bergantian.

"Gak kenapa-napa minuman gue mana" ucap Nadia mengambil kantong itu dari tangan zhea.

🍃🍃🍃

Angga baru saja keluar dari ruangan pak adam, pelatih basket di sma Gemilang untuk membahas tentang persiapan mereka untuk pertandingan besok melawan SMA tunas Bangsa. Berhubung SMA Gemilang lah yang menjadi tuan rumah, maka Angga sebagai Kapten tim harus berupaya sekuat mungkin untuk mengharumkan nama sekolahnya.

Tiba-tiba saja Angga jadi teringat pada Nadia, sudah lama sejak dia mengatakan hal yang menyakitkan seperti minggu lalu pada gadis itu, dia tidak pernah melihat nadia lagi sampai sekarang.

Apa Nadia marah padanya? Dia tidak boleh membiarkan gadis itu menjaga jarak darinya. Kalau tidak, nathan akan menang dan dia akan kalah. Angga benci pada kekalahan.

Dari kejauhan Angga melihat Nathan tengah mengandeng tangan seorang cewek, yang diketahui adalah adik kelas mereka dilihat dari lambang kelas yang menempel di bahu kanan cewek itu.

Nathan dan NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang