BAGIAN SEBELAS

51 3 0
                                    

"Lo kok nyolot sih?!" Ucap Nathan terbawa kesal karna Nadia malah marah balik padanya.

"Siapa yang nyolot nathan, Gue kan cuman bilang gue udah minta maaf! Tapi lo nya malah marah-marah kayak gitu! Udah deh, gue malu dilihat banyak orang karena ribut sama lo. Lo mau nemenin gue masuk atau enggak?! Kalau enggak, lo boleh balik duluan" Ucap Nadia kesal seraya meninggalkan Nathan dan masuk kedalam Mall.

Nathan menatap kepergian nadia diam. Frustasi rasanya jika sudah berdebat dengan seorang cewek. Bicara seperti apapun akan tetap salah . Seolah didunia ini kedudukan cewek lebih tinggi diatas apapun.

Nathan menghembuskan nafasnya kasar sebelum ikut masuk menyusul Nadia didalam.

Disisi lain, Nadia tengah berdiri di sebuah rak berisi sejumlah cemilan ringan dengan tangan memegang sebuah keranjang kecil. Nadia berjinjit berusaha meraih snack kesukaan nya yang terletak dibagian atas rak itu.

"Lo itu pendek. Jadi jangan sok tinggi" ucap Nathan membantu Nadia mengambil snack yang diinginkannya.

Nadia menatap nathan sinis, Sambil mengambil snack yang ada ditangan Nathan. Berusaha tidak mengacuhkan cowok itu yang mengikuti nya dari arah belakang.

Harusnya nathan memang pulang tadi, dibandingkan dicuek kan nadia seperti ini. Rasanya tidak enak.

"Nad, udahlah jangan marah." Ucap Nathan. "Gue minta maaf deh, harusnya gue gak mempermasalah kan hal tadi sama lo. Harusnya gue ngerti"

Ucapan Nathan hanya dibalas gumaman dari Nadia. Gadis itu tidak berniat menoleh sedikit pun pada Nathan. Membuat nathan kali ini benar-benar pusing harus bersikap bagaimana lagi. Karna jujur untuk urusan marah-marahan seperti ini bukan dibidang Nathan.

"Nad dengerin nih ya kata ustadz yang sering ceramah jumat di masjid dekat rumah, gak baik diemin orang yang ada didekat lo. Dosanya besar loh nad, bisa masuk neraka." Ucap Nathan.

"Ck, iya iya. Gue maafin lo. Apaan sih pakai bawa bawa dosa" sebal Nadia. Membuat nathan tersenyum puas.

Setelah merasa semua yang diinginkannya cukup, nadia berjalan kearah kasir untuo membayar belanjaan nya.
"Jadi berapa mbak?" Tanya Nadia pada petugas kasir cewek didepannya.

"Semua nya 134.500 mbak" ujar sang kasir.

Nadia mengangguk hendak mengambil uang yang ada didompetnya.

"Udah. Gue aja yang bayar" ucap Nathan tiba-tiba lalu merogoh sakunya. Mengambil sebuah kartu berlapis gold didalam dompet kulit berwarna hitam dan memberikannya pada petugas kasir.

"Tumben banget lo baik mau belanjain gue. secara yang gue tau lo itu kan cowok yang paling irit didunia" ucap Nadia.

"Anggap aja hari ini adalah hari keberuntungan lo" balas Nathan tanpa menoleh kearah gadis itu.

"pacar nya ya mbak?" Tanya petugas kasir itu tiba-tiba menatap Nadia dengan senyum kecil.

"Emang kenapa mbak?" Tanya Nathan.

"Gak kenapa-napa. Mas nya baik mau bayarin belanjaan mbak nya yang sebanyak ini, ditambah ganteng lagi." Ucap petugas kasir.

"Saya emang baik mbak tapi, sayangnya saya itu bukan-" Nadia tiba-tiba menahan pergelangan tangan Nathan membuat nathan menoleh padanya.

Nathan dan NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang