2. Permen hati Dira

18 3 2
                                    

Jumat,
11 September 2020

***

Pagi ini dirumah Rifa dan keluarga seperti biasa, ada drama keluarga yang bikin sakit kepala.

"Mas, udah dua puluh dua tahun kita nikah dan udah berapa kali aku bilang. Habis mandi itu handuk dijemur lagi jangan diletak di atas kasur. Basah semua jadinyaa. Emangnya kamu mau jemur?" teriak Rifa dari dalam kamarnya

Tiga manusia yang sedang sarapan pagi itu saling tatap tatapan.

"Tuh, daddy diomelin kan. Makannya daddy kalau di-"

"Diraaa, kamu juga! Kalau bangun tidur biasakan beresin kamar kamu dulu baru mandi" ucapan Dira terpotong oleh suara Rifa yang kembali berteriak dari lantai atas

Dyan dan Andra sudah menatap kearah Dira dengan kompak.

"Oke, bentar lagi paling bang Andra yang diomelin" ucap Dira santai sambil mengunyah roti selainya

"Bang Andra, kamu hari ini ada les kan? Nih mama tambahin uang jajan kamu" ujar Rifa yang tampak turun dari lantai dua

Dira tersedak oleh rotinya. Apa apaan ini? Kok bang Andra nggak diomelin? Malah ditambahin uang jajan. Padahal kan dirinya juga ada les sore.

"Nggak usah ma, uang Andra masih cukup" ujar Andra seraya memasukkan ponselnya kedalam tas

"Mommy gimana sih? Kan Dira juga ada les sore. Kok bang Andra doang yang dikasih uang jajan tambahan?" protes Dira tak terima

"Kalau bang Andra bilang uangnya masih cukup, berarti ya uang kamu juga masih cukup dong. Belajar hemat! Laki laki aja bisa masa kamu enggak" ujar Rifa lalu melengos pergi kearah dapur. Dyan mengikuti istrinya kedapur.

"Is abang! Kenapa bilang masih cukup? Gue kan jadi nggak dapet uang jajan lebih" ujar Dira dramatis

Andra hanya melihatnya sekilas, lalu beranjak dari kursinya.

"Ma..pa... kita berangkat" ujar Andra dengan suara yang lumayan keras supaya terdengar oleh mama nya didapur. Setelah mendengar sahutan dari mama papanya, Andra menyentil kening Dira.

"Ayo berangkat" ujar Andra santai

Dira mengikuti Andra dengan kaki yang dihentak hentakan ke lantai sembari mengusap usap keningnya.

Andra berjalan kearah garasi untuk mengambil motornya. Lalu memanaskannya selama beberapa menit.

"Kok bawa motor sih bang? Naik mobil ngapa" protes Dira sambil mengelilingi motor milik Andra

"Diem aja deh, nggak usah komen" ujar Andra yang masih fokus pada motornya

"Diim iji dih, nggik isih kimin" Dira menirukan suara abangnya dengan malas.

"Psstt, Dira! Sini" Dyan berjalan menuju mobilnya yang masih terparkir rapi di garasi.

Dira berjalan mengikuti sang daddy lalu berkata "Kenapa dad?"

"Kamu mau uang tambahan nggak? Nih daddy kasih" Dyan mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan lalu memberikannya kepada Dira.

Dira menerima uang itu dengan mata berbinar, dan mengubah warna matanya menjadi ijo.

"Aaaaaa Dira sayang daddy! Thank you daddy" Dira memeluk Dyan dengan sayang

"Bang, ini buat kamu. Kamu mau nggak?" Dyan juga menyodorkan beberapa lembar uang dengan jumlah yang sama kepada Andra

"Nggak usah pa, uang Andra masih ada. Masih cukup" ujar Andra sambil menyuruh Dira untuk naik ke motor menggunakan tangannya

"Ya sudah, kalian hati hati. Yang semangat belajarnya yah" ujar Dyan sambil menepuk kepala Dira dan Andra bergantian.

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang