3. Minggu galau

18 2 2
                                    

Minggu,
13 September 2020

***

Sore ini, Dira berjalan jalan sendiri di sekitaran komplek rumahnya dengan berjalan kaki.

Awalnya dia mengajak Andra, namun pria itu menolak dengan alasan capek. Bilang aja males!

Dira berjalan kaki dengan kaos putih dipadukan dengan celana jeans diatas lutut, jangan lupakan sendal jepit warna hitam dan rambut yang dicepol asal asalan. Gembel-able banget kan!

"Sore pak Togar! Widih mobil baru nihh" ujar Dira saat melihat pak Togar sedang mengelus elus mobil barunya yang tampak mengkilap

"Bah iya lah, mobil kesayanganku ini" jawab pak Togar dengan logat bataknya

Dira hanya mengacungkan kedua jempolnya lalu melanjutkan langkahnya.

"Bu Wati lagi nanam apa tuh? Mau Dira bantuin nggak?" Dira melangkah memasuki gerbang rumah bu Wati tanpa izin

"Nanam pohon beringin! Nggak usah ya Dira. Nanti makin hancur tanaman saya kamu buat seperti kemarin" bu Wati sudah berkacak pinggang menghadap Dira

Dia hanya nyengir "Hehe yaudah deh, Dira jalan lagi ya bu. Semangat bu!" Dira kabur setelah berhasil memetik bunga mawar putih milik bu Wati

"Woi, ngapain lari larian?" teriak Ryan yang sedang memanaskan mesin motornya didepan rumah

Dira berlari menghampiri Ryan "Mau kemana lo? Kuliah? Tapi kan ini udah sore" Dira tidak menjawab, melainkan melontarkan pertanyaan kepada Ryan

"Nggak, gue mau beli daging ayam ke supermarket disuruh mama. Kenapa? Ikut?" jawab Ryan sambil memasang helm nya

"Nggak ah males! Banyak polusi" tolak Dira sembari mengangkat tangannya

"Gaya amat lo. Udah sana sana, gue mau keluar. Lo nutupin jalan" ujar Ryan

Dira mendengus sebal serta menendang ban motor Ryan lalu melengos pergi

Ryan Syahreza, teman main Dira sedari kecil. Umur Ryan selisih dua tahun diatas Dira. Rumah Ryan berada di empat rumah setelah rumah Dira. Tak jarang mereka sering main bareng dan merusuh bareng.

Dira kembali berjalan sambil menendang semua benda benda yang ada didepannya. Ada batu dia tendang, ada sendal orang ketinggalan dijalan dia tendang, sampe kucing lewat pun dia tendang. Dan terakhir dia nggak sengaja nendang anak anjing milik pak Hasan. Dan emak dari anjing kecil itu marah dan mengejar Dira hingga dia berlari terbirit birit.

"Huaaaaaa ampun nyai gue nggak sengaja nendang anak lo" teriak Dira sepanjang jalan.

Gubrak!!

Dira memasuki gerbang rumah orang tanpa pamit lalu menutup gerbang dengan keras dan cepat demi menghindari anjing galak yang kesetanan.

"Ngapain disitu?" suara bass dari seorang pria terdengar di telinganya

Dira berbalik "Oh my god! Jodoh gue" pekik Dira refleks

"Ngapain disitu Andira!" ucap Raiyan lagi sambil tetap menyirami tanamannya.

"Numpang ya pak, ada anjing galak" Dira nyengir lalu menghampiri Raiyan

"Ciee nyiram taneman sendiri. Bapak butuh istri nggak? Saya ingin memaksakan diri" Dira sudah berdiri disamping Raiyan

"Gausah memaksakan diri, saya udah punya istri" jawan Raiyan cuek

"Yaudah kalau gitu buruan bapak urus surat cerai, abis itu ke KUA sama saya"
Gemblung memang si Dira ini! Jangan ditiru ya teman teman!

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang