24. War!

9 4 1
                                    

Jumat,
20 November 2020

***

"Bang, mau tau nggak?" tanya Dira sambil menaik turunkan alisnya

"Enggak" sahut Andra cepat

"Yakin nggak mau tau? Ini tentang Rara loh" ujar Dira sambil berpura pura hendak pergi

"Kalau nggak mau yaudah" lanjutnya lagi sembari membuka pintu dengan slowmotion

"Apa?" tanya Andra tiba tiba. Namun pamdangannya tetap mengarah pada layar laptopnya

'Kenak lo!' ujar Dira dalam hati

Dira berbalik lalu rebahan disamping Andra

"Rara itu ternyata masih smp kelas dua loh. Jangan lo pacarin bang, doi masih bocil" ujar Dira sambil menganggukkan kepalanya supaya lebih terlihat meyakinkan

Andra menoleh "Yang mau macarin itu siapa? Gila lo ya?"

"Ya siapa tau" jawab Dira cuek

"Lo tau dari mana dia masih smp?" tanya Andra penasaran

"Kemaren nggak sengaja liat dia keluar dari gerbang smp negeri deket sini" jawab Dira

Andra hanya mengangukkan kepalanya lalu kembali fokus pada laptopnya

"Lo ngapain sih?" Dira melirik laptop Andra dan mulutnya terbuka lebar melihat apa yang sedang dilakukan Andra

"Lo daftar beasiswa bang?" tanya Dira tak percaya. Andra hanya mengangguk

"Tapi kenapa?" tanya Dira bingung. Pasalnya orang tua mereka sangat mampu membiayai kuliah mereka sampai profesor jikalau mereka mau

"Nggak apa apa. Gue cuma mau belajar mandiri aja" jawab Andra santai

Dira tercengang mendengar penuturan Andra. Dirinya merasa tertampar dengan sikap dewasa Andra

"Bang Andra, kenapa kita berbeda?" ujar Dira

Andra membuka fitur kamera dari ponselnya, lalu mengarahkan kamera pada wajahnya dan Dira dalam satu frame lalu mengambil satu foto

"Tuh liat. Muka kita masih sama kok. Masih mirip" ujar Andra sambil menunjukkan foto mereka berdua barusan

"Bukan itu maksud gue bang. Ah payah ngomong sama lo" Dira bangkit dari kasur Andra lalu pergi keluar

Andra hanya menatap Dira cuek lalu melanjutkan kegiatannya tadi

Dira berjalan kebawah hendak menemui moku yang sedang tertidur terlentang diatas karpet

"Huuh enak ya lo rebahan mulu. Dasar kucing mageran!" Dira menyenggol nyenggol kaki moku yang tidak bergerak sedikitpun

"Lo mati apa gimana sih?" Dira mengguncang guncangkan badan moku yang bobot tubuhnya sudah seberat dosa dosa

Moku membuka matanya kemudian mengubah posisinya menjadi menyamping lalu kembali menutup matanya

"Ya illahi, bangun wooi" Dira berteriak tepat ditelinga moku. Namun, kucing bajingan itu hanya menggoyang goyangkan ekornya saja

Brak! Brak! Brak! Brak! Brak!

"Lah itu siapa lagi sih yang nge-gebrak pintu rumah? Nggak liat apa ada bel segede dugong disebelah pintu?"

Dira berjalan dengan tersungut sungut. Dia ingin melihat siapa yang dengan tidak sopannya menggebrak pintu rumah dengan brutal seperti itu

"Mati aja lo!" Yura mendorong Dira hingga dirinya terjatuh kebelakang karena Dira tidak tau kalau bakal diserang dadakan seperti ini

Setelah membuka pintu dan ingin marah marah kepada sang penggebrak pintu, tiba tiba saja Yura mendorongnya dengan keras

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang