13. Fakta perjodohan

15 4 3
                                    

Sabtu,
03 Oktober 2020

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Wajah Dira sudah masam sedari kembali dari ruang kepala sekolah sampai sekarang. Dan sekarang pun dirinya sudah merapikan barang barangnya bersiap untuk pulang.

Saat ini tinggal mereka bertiga masih betah berada didalam kelas

"Lo kenapa sih Ra? Lo di apain sama kepsek?" Ana masih saja mengulang pertanyaan yang sama kepada Dira

"Tau nih, dari tadi ditanyain nggak ngejawab. Emang kita peramal?" timpal Dito

"Gue kesel sama pak Raiyan" akhirnya Dira menjawan pertanyaan itu dengan suara ngegas

"Ya bilang kesel kenapa?" ujar Dito

"Gue dapat surat panggilan orang tua. Pasti mommy marah sama gue" Dira berhenti dengan aktivitasnya lalu memilih duduk dikursinya

"Ya itu wajar dong Ra, itu kan emang lo yang salah" ujar Dira

"Iya, pak Raiyan nggak salah apa apa. Dia cuma ngejalanin gimana semestinya" timpal Dito

"Tau ah kalian berdua sama aja" Dira merebahkan kepalanya diatas tas nya

Bukan apa apa, dirinya hanya takut di omelin sama Rifa. Omelan Rifa lebih serem dari hantu di film the conjuring.

"Ayo pulang"

Eh suara siapa itu?

"Siang pak" sapa Ana dan Dito berbarengan

Raiyan berdiri bersandar di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya didada

Dira menoleh kearah Raiyan
"Yauda sana pulang duluan. Saya bisa naik go-jek"

Ana dan Dito hanya saling tatap tatapan

"Andiraa" panggil Raiyan

"Nggak mau. Saya marah sama bapak" sahut Dira

"Marah kok bilang bilang" ujar Dito pelan tapi masih bisa didengar oleh Dira

Raiyan berjalan mendekati Dira lalu menarik tangannya paksa

"Ih pak nggak mau. Anabeel tolongin gue" pekik Dira sambil terus diseret oleh Raiyan

Raiyan membukakan pintu lalu mendudukkan Dira disamping kemudi lalu menutup pintu kembali. Dirinya memutari mobil lalu masuk kedalam kemudinya

"Saya nggak mau ikut bapak" ujar Dira sambil berusaha membuka pintu yang ternyata sudah dikunci oleh Raiyan

Raiyan hanya diam lalu melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah

Mereka berdua saling diam cukup lama

"Saya hanya mau kamu bertanggung jawab Andira, jangan lari dari masalah" ujar Raiyan membuka suara

Dira masih diam ditempatnya

"Terserah kamu saja" ujar Raiyan mengalah

Dira menoleh kearah Raiyan yang sedang fokus menyetir. Ditatapnya wajah pria itu lamat lamat.

"Kenapa liatin saya gitu?" ujar Raiyan tiba tiba yang membuat Dira gelagapan

"Nggak, siapa yang liatin bapak. Ge-er!" Dira buang muka

Raiyan mendengus lalu memutar kemudinya keminimarket terdekat.

"Bentar, saya mau beli sesuatu" ujar Raiyan lalu keluar dari mobil setelah meraih dompetnya

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang