6. Sakit bawa HOKI

12 4 0
                                    

Minggu,
20 September 2020
Pukul 02.37 WIB

***

"Lo kalau masih sakit ke UKS aja, biar gue temenin" Andra berjalan disisi Dira selama mereka berjalan sampai kelas.

"Sweet banget sih lo, pengen tak cium" Andra mendorong kepala Dira menjauh.

"Najis!"

"Hehe nggak kok, gue udah nggak sakit lagi"

"Heh, dilarang adegan cium mencium disekolah ya. Gua laporin lo pada ke guru bk" ujar seseorang dari arah belakang mereka

"Loh, Anabel!" Dira sontak memeluk sahabatnya itu

"Aduh ya ampun! Bisa bengek gue kalau lo peluk kenceng kenceng gini" Ana memegang dadanya saat Dira baru saja melepaskan pelukan mautnya

"Hehe kangen gue sama lo" Dira menggandeng lengan Ana, dan berjalan kearah kelas meninggalkan Andra di belakang

"Gue kira lo udah mati, ternyata masih idup" ujar Ana santai

"Emang kalau gue mati kenapa? Lo sedih?"

"Enggak lah, rencana kalau lo mati gue sama anak anak lain mau ngadain party satu sekolahan"

"Tuhan ngembaliin gue lagi kebumi. Katanya amal kebaikan gue melebihi harapan. Jadi gue kudu menebar dosa dosa biar timbangan amalan toyiban gue seimbang" jawabnya santai

Ana menggeplak kepalanya.

"Otak lo ketinggalan di neraka ya?" protes Ana

Dira hanya nyengir

"Allahulaa ilahaillahuwal hayyul qayyum-"

"Ngapa lo baca ayat kursi?" ucapan Dito terpotong saat suara toa Dira menggelegar

"Lah, gue kira lo tinggal arwahnya doang. Jadi mau gue usir" jawab Dito

"Lo belum pernah gue gebuk ya?" teriak Dira

"Sering!" jawab Dito cepat

"Hellow, pagi pagi udah berisik! Lo kira ini sekolah bokap lo?" suara cempreng Yaya menyahut dari belakang

"Lo nggak usah nyari gara gara deh Ya" Ana sudah berdiri sambil berkacak pinggang

"Gue nggak ada urusan sama lo deh Ana. Jadi gausah ikut campur" Yaya memandang Ana sinis

"Udah udah, biarin aja" Dira berjalan lalu duduk dikursinya

"Bang, pinjem pulpen gue lupa bawa" Dira menoel bahu Andra yang duduk didepannya

Andra menjulurkan tangannya kebelakang tanpa menoleh.

"Gue nggak mau yang ini, tulisan gue nanti jelek. Pinjem pulpen yang lo pake lah bang"

Andra menoleh sambil menatap Dira tajam. Tapi tetap saja, Andra memberikan apa yang diminta oleh Dira.

"Thank u ma boss"

Setelah kejadian di warung bakso dua hari lalu, Dira belum melihat Raiyan sampai detik ini. Dira juga tidak mengiriminya pesan seperti biasa. Sepertinya Dira masih ambyar dehh. Karena Raiyan benar benar sudah punya pacar.

Hari ini ntah kenapa guru matematika yang mengajar dikelas Dira lama sekali masuk kedalam kelas. Biasanya bu Dwi selalu on time. Kelas yang semula berisik mendadak menjadi diam karena mendengar suara langkah kaki bapak bapak.

Dira yang sedang menidurkan kepalanya dimeja sambil menggambar gambar bentuk abstrak dikertas putih menoleh sekilas lalu kembali ke posisi tidurnya. Mungkin efek dari kepalanya yang masih pusing.

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang