19. Bincang bincang manja

11 3 0
                                    

"Pak, saya penasaran deh sama yang bapak bilang tadi" ujar Dira sambil mengunyah baksonya

"Yang mana?" tanya Raiyan

"Yang katanya bapak sempat resign jadi dosen. Emang bener pak?" lanjut Dira

Raiyan mengangguk

"Dosen mana pak?" tanya Dira kepo

"UI" jawab Raiyan singkat

"Ngajar jurusan apa pak?" tanya Dira lagi

"Tuh kan, kamu yang mirip wartawan bukan saya" ujar Raiyan

"Hish, saya kan kepo" ujar Dira kesal

"Matematika lah" jawab Raiyan

Dira diam saja

"10 Log 1 berapa?" tanya Raiyan pada Dira

"Hah? Aduhh, itu saya lupa pak" jawab Dira dengan wajah yang disedih sedihkan

Raiyan menyentil kening Dira "Ngeles aja kamu. Padahal itu mudah sekali. Anak tk saja bisa jawab"

"Mana ada. Anak tk itu baru belajar mengenal huruf huruf bukan logaritma! Bapak mau bodohin saya?" ketus Dira

"Saya nggak bodohin kamu. Kan kamu memang sudah dari sononya" ujar Raiyan santai

"Maksud bapak, saya udah bodoh dari sononya gitu?" tanya Dira

"Saya nggak pernah bilang begitu" jawab Raiyan

"Bap-"

"Woi, disini masih ada orang!" ujar Anya memotong ucapan Dira sambil menggigit baksonya kesal

"Pak Raiyan nih mbak ngeselin" sahut Dira

Raiyan hanya terkekeh seraya memainkan ponselnya

Kini mereka berada di salah satu warung bakso pinggir jalan. Dira yang memilih lokasinya, katanya baksonya bikin nagih. Raiyan hanya mengiyakan saja

"Sekarang kita hanya perlu bahas gimana caranya bikin omah batalin perjodohan itu" ujar Anya

Raiyan mengacungkan jempolnya kearah Anya

"Nah, iya mbak. Tapi gimana? Mana mungkin omah mau batalin" sahut Dira

"Kita hanya perlu bukti yang nunjukin bahwa Yura itu bukan perempuan baik baik" ujar Anya

"Hah? Maksudnya mbak?" tanya Dira penasaran

"Sebenernya gue sering liat dia jalan sama laki laki tua berdasi. Sampai masuk kehotel. Mana laki lakinya beda beda lagi tiap hari" ujar Anya sambil bergidik

"Seriusan mbak?" pekik Dira

"Anya, kamu jangan ngefitnah orang sembarangan" sahut Raiyan

"Loh, kok fitnah sih mas. Beneran kok Anya nggak bohong. Anya sering liat dia waktu Anya pulang kuliah. Mata Anya masih sehat wal alfiat, jadi nggak mungkin Anya salah orang" jawab Anya panjang lebar

"Mak-maksud mbak? Dia ju-jual diri?" tanya Dira sambil meringis lalu Dira menyilangkan kedua tangannya didepan dada

"Kamu ngapain seperti itu?" tanya Raiyan

Dira nyengir lalu menurunkan tangannya "Hehe syok aja pak. Refleks"

Anya mengangguk "Maybe"

"Dia tau nggak kalau mbak sering liat dia?" tanya Dira lagi

Anya menggeleng "Dia nggak tau. Gue sebenernya pengen ngebuka fakta ini ke omah. Tapi gue nggak ada bukti"

"Kalau seseorang sampai menjual diri, pasti hanya karena demi mendapat uang. Benarkan?" ujar Raiyan yang diangguki oleh Anya

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang