23. Cerai

10 4 0
                                    

Rabu,
18 November 2020

***

"Bunda kenapa?" tanya Dira hati hati

Ayu mengusap sisa air matanya "Nggak apa apa sayang. Ini mata bunda perih karena ngiris bawang"

Dira nyengir "Hehe kirain kenapa bun"

"Ayo ayamnya jangan sampe gosong" ujar Ayu memperingati

"Iya bunda, enggak kok" sahut Dira sembari berusaha membalikkan potongan daging ayam yang sudah mulai menguning

"Bun" panggil Dira

Ayu menoleh "Ya? Kenapa nak?"

"Kok kalau bunda yang ajarin masak, Dira langsung paham ya bun? Kalau sama mommy behh Dira nggak ngerti ngerti. Momny ngajarinnya sambil ngomel mulu" lahh Dira malah curhat

Ayu terkekeh ditempatnya "Itu karena kamu setengah hati ngerjainnya. Coba kalau kamu sungguh sungguh, pasti bisa"

"Gimana nggak setengah hati bun, Dira kan jadi kesel diomelin mulu"

Sementara disana Rifa yang sedang meminum kopi saat baru selesai melakukan operasi besar langsung tersedak ditempatnya

Ayu hanya geleng geleng kepala mendengar curhatan Dira yang dadakan.

"Dira, kamu sama Adit serius?" tanya Ayu sambil menumis bumbu kedalam wajan

"Eh? Serius gimana maksudnya bun?" jawab Dira

"Serius pacaran sampe nikah?" tanya Ayu lagi

"Pacaran? Emang gue sama pak Raiyan pacaran ya?" ujar Dira dalam hati

"Dira?" panggil Ayu

"Eh" Dira tersentak dari lamunannya

"Ya nggak tau bun. Bunda kan tau sendiri Dira masih jauh untuk kata menikah, sedangkan pak Raiyan itu uda waktunya untuk menikah. Dira juga mau kuliah bun, lagian juga pak Raiyan uda dijodohin sama omah" Dira memelankan kata katanya pada akhir kalimat

"Ya gimana takdir Allah aja bun. Kalau jodoh kita pasti akan bersatu. Kalau Allah berkata lain, Dira hanya bisa nerima" lanjut Dira

"Loh, gimana sih. Kalian harus berusaha dong. Harus berjuang sebisa mungkin. Jujur bunda uda cocok banget sama kamu. Kalau kamu mau tau, kamu itu perempuan pertama yang dibawa Adit kerumah bunda loh. Bunda kaget waktu itu, mana kamu masih pake seragam SMA lagi. Hehe" ujar Ayu sambil terkikik

"Ah masa sih bunda?" tanya Dira malu malu

"Iya, bunda ampe mikir gini 'Seriusan? Adit seleranya yang masih gemes gemes gini?' eh ternyata waktu itu kamu cuma sebagai siswinya doang, bukan pacar" jawab Ayu

"Bunda nggak tau aja kalau pak Raiyan itu cueknya bikin ngelus dada" ujar Dira

"Haha, dia memang begitu. Tapi kamu tetep suka kan?" goda Ayu

"Mana ada bun. Orang pak Raiyan yang ngejer ngejer Dira mulu" sahut Dira

"Pembelokan kebenaran macam apa ini?" sahut seseorang yang berjalan mendekati mereka

"Hehe selamat sore pak. Bapak kapan datengnya?" tanya Dira kikuk seperti habis ketahuan maling sendal jamaah masjid

"Sejak kamu gibahin saya sama bunda" jawab Raiyan sambil menyalimi tangan Ayu

"Bukan gibahin pak, cuma sekedar memberitahu" elak Dira

Raiyan menatap Dira dengan tatapan 'saya nggak percaya!'

Jatuh Bangun Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang