[ 03 ]

1.9K 308 27
                                    

Xiaojun menatap seseorang dihadapannya tanpa ekspresi, sudah hampir sepuluh menit, tapi tak kunjung ada pembicaraan. Sejujurnya ia sangat malas, bertemu dengan wanita yang meninggalkannya sepuluh tahun lalu. "ada apa?" tanya Xiaojun.

"bagaimana keadaanmu?"

Xiaojun mendesah lelah. "langsung ke intinya, aku mau cepat pulang."

Chen Ting menatap Xiaojun penuh haru, anaknya sudah bertumbuh dewasa dan juga tampan. "ah iya...mama mau bilang sesuatu ke kamu. Suami mama bekerja di sini sampai akhir tahun, setelah pekerjaannya selesai, kamu mau gak ikut mama?" tanya Chen Ting dengan lembut.

Xiaojun menatap kosong ke arah depan. "setelah mama pergi selama sepuluh tahun, dengan mudahnya mama minta aku ikut sama mama?" tanya Xiaojun, merasa geram.

"Xiaojun...mama tahu mama salah, tapi bisa kan kita mulai hidup baru lagi? Sama mama, di Singapura."

Belum sempat Xiaojun membalas perkataan Chen Ting, tangan Xiaojun ditarik oleh Winwin. "Jun, pulang," ujar Winwin dengan tegas. Sang adik tentu saja langsung patuh, sempat ingin ditahan oleh Chen Ting tapi dihalau lagi oleh Winwin.

"bibi Chen Ting, bukannya bibi sudah membuang Xiaojun? Tidak bisa diambil lagi dengan sesuka hati!" ujar Winwin.

Akhirnya Chen Ting yang kalah, ia terduduk sambil sesekali menitikkan air mata, memandangi putranya berjalan bersama dua orang lainnya. Matanya terus memandang pada seseorang yang merangkul Xiaojun, seseorang itu tertawa, terlihat bercanda gurau dengan Xiaojun.

"bibi, apa bibi tidak membutuhkan Xiaojun-ge lagi?" tanya Yangyang saat melihat Chen Ting membawa koper keluar rumah, sedangkan Xiaojun di sampingnya hanya diam.

"jika tidak, berikan saja Xiaojun-ge pada Yangyang, Yangyang senang kok mempunyai gege lagi," Yangyang memeluk lengan Xiaojun.

Chen Ting melihat sebentar ke arah Yangyang dan Xiaojun berdiri, dan langsung memalingkan wajahnya lagi. "ambil saja buat kamu," ujar Chen Ting lalu benar-benar melangkah pergi.

Mendengar itu, Yangyang bersorak senang. "yeayy! Yangyang punya gege lagi! Yeay!!!"

Buliran air mata yang jatuh dari pelupuk mata Chen Ting semakin deras. Rasa bersalah, rasa sesal, dan juga rasa sesak datang melingkupi, seraya mendekap erat Chen Ting.

***

Guangzhou, 2007

Prang!!!

Chen Ting membanting mangkok berisi sup dan juga nasi hangat hingga tumpah berserakan. Emosinya sangat tidak stabil, terkadang tenang, terkadang juga menggila, marah tanpa alasan yang jelas.

"KAMU KENAPA BUNUH ADIK KAMU?!!"

"KENAPA KAMU BERI DIA BIJI KENARI?!"

Tubuh mungil Xiaojun dipukuli oleh Chen Ting, beruntung Ten segera datang dan melindungi Xiaojun. "Chen Ting, jangan salahkan dia terus! Xiaojun tidak salah apa-apa, kenapa kamu terus membahas ini?!" suara Ten ikut meninggi.

Tapi tetap saja, Chen Ting terus saja berulah. "HARUSNYA KAMU YANG MATI! BUKAN ADIK KAMU!!!" teriak Chen Ting.

Ten beranjak berdiri. "Chen Ting!"

Plak!!!

Tidak bisa Ten lebih bersabar lagi, istri gilanya ini sudah keterlaluan. "Xiaojun, keluar dulu ya, nak." patuh, Xiaojun langsung keluar rumah.

"Chen Ting, aku sudah tidak tahan lagi, aku melepaskan kamu, oke? Akan aku urus, secepatnya."

Sedangkan Xiaojun di luar sendirian, duduk di tangga sambil membaca buku komik.

Ceklek! Pintu terbuka. "gege! Ayo masuk, papa aku masak iga asam manis loh!" ujar si bocah laki-laki yang selalu ceria, Qian Yangyang. Awalnya Xiaojun merasa enggan, tapi karena ditarik paksa, akhirnya ia mengiyakan.

***

Tok tok tok!

Makan malam terpaksa terhenti karena ketukan pintu, Kun segera beranjak dan membukakan pintu. Terlihat seorang pria paruh baya dengan setelah jas formal. "selamat malam," sapa pria berjas itu.

"iya, malam. Ada apa ya pak?" tanya Kun.

"ah, perkenalkan dulu nama saya Dong Minghao, apa benar Winwin tinggal disini?" tanya Minghao.

Winwin yang merasa Kun terlalu lama, akhirnya memutuskan untuk menghampiri. "kenapa pa? Kok lama?" sedetik setelah itu tubuh Winwin menegang, saat melihat siapa yang datang. Itu, papanya.

"WINWIN? INI PAPA NAK!"

Mendengar itu, yang di meja makan langsung menghampiri juga. Yangyang memeluk lengan Winwin. "ge, itu siapa? Bukan papa Winwin-ge kan?" tanya Yangyang.

Dengan gerakan tiba-tiba, Kun tertarik ke belakang, begitu juga Ten dan Winwin. Lucas langsung menutup pintu dan menguncinya. "untung, Winwin-ge berhasil diamankan," ujar Lucas, menghela napas lega.

TOK! TOK! TOK!

"HEY BUKA!!!" teriak Minghao

Keluarga kecil itu tertawa terbahak-bahak, ada saja tingkah dan akalnya. Tanpa menghiraukan tamu tadi, mereka kembali melanjutkan makan malam yang sempat tertunda, diselingi juga dengan canda tawa.

***

SELESAI BACA, VOTE DULU YA!

THANK YOU!

SORRY KALO GAK JELAS :(

Family | WayV ( ✔ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang