“kenapa kau tak bilang?”
Selesai makan malam, Kun langsung membicarakan masalah Huang Junjie, tak hanya dengan Lucas, tapi juga dengan yang lainnya.
“maaf pa, aku hanya tak ingin membuatmu khawatir,” ujar Lucas, sambil menunduk. Ia sedikit enggan melihat wajah kecewa sang ayah, apalagi ini karena ulahnya.
Kun membuang napas lelah. “aku khawatir itu pasti, tapi tetap harus cerita. Mau penting atau tidak, mau masalah besar atau kecil, kalian harus cerita.”
“hahh..setelah nyonya besar pergi, sekarang datang lagi si orang kaya...” gumam Yangyang.
“diantara yang lain, Lucas memang sangat jarang bercerita, dari dulu pun begitu. Tapi dengan ayah sendiri, dengan keluarga sendiri, saling terbuka itu adalah keharusan,” ujar Ten.
Tak ada yang menyahut, sejenak semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Kun menyudahi pembicaraannya. “sudah sudah, sekarang kalian istirahat, besok harus sekolah,” ujarnya, lalu meninggalkan meja makan.
Ten juga melangkah keluar, dan melihat sebentar kelima anak yang masih juga terdiam. “kalian ingin tidur di meja makan?”
“nanti kami menyusul,” jawab Xiaojun.
Sepeninggalan Ten, kelima bersaudara itu tidak masuk ke dalam kamar, tetapi ke rooftop. Tadi Winwin membeli kulit ayam goreng, dan biasanya kedua ayah tak mengizinkan karena tak baik untuk kesehatan, jadi harus makan diam-diam.
Kelima bersaudara itu duduk di tempat duduk panjang yang terbuat dari batu, itu dibuat oleh Kun, sengaja untuk mereka duduk bersantai sambil menikmati terpaan angin atau melihat pemandangan saat malam hari.
Saat kulit ayam gorengnya ditaruh, semua tangan langsung mengambilnya. “aiya, kenapa semua makanan yang enak seringkali tidak sehat? Sayang sekali,” rengek Hendery.
Winwin terkekeh pelan sambil mengunyah kulit ayamnya. “sesekali saja tak masalah.”
“jika kita diomeli, Winwin-ge yang harus bertanggung jawab,” ujar Yangyang.
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan satu porsi sate kulit ayam, kantong plastiknya pun hanya tersisa tusukannya saja. Kini mereka hanya memandangi langit malam, sekaligus melihat sekeliling yang tak terlalu ramai dan terang layaknya Beijing.
“Ge, kalian tidak akan meninggalkanku, kan?”
Keempat manusia yang tadinya sibuk menghitung bintang yang terlihat di langit, langsung menoleh pada Yangyang. Tanpa ragu Hendery merangkul si adik bungsu. “mana mungkin? Keluargaku hanya tinggal kalian, nenekku sudah tidak ada. Mana mungkin aku meninggalkan keluargaku sendiri? Kau ini.”
“bagaimana dengan orangtua kandungmu?” tanya Yangyang.
Hendery tampak berpikir sebentar. “kata nenek, orangtuaku bercerai, aku dibawa oleh ayah, dan ibu membawa saudaraku. Tapi, tak lama ayah dipecat, jatuh miskin, jadi aku dititipkan pada nenek. Aku tak ingat apapun karena masih sangat muda, lagipula aku tak peduli lagi, aku tak kekurangan anggota keluarga.”
“kalau Winwin-ge? Bagaimana?”
“eum...ya tidaklah! Pria waktu itu sudah aku tendang ke laut, tak akan kembali lagi!”
Seulas senyum terukir tipis di wajah Yangyang. “kalau...Xiaojun-ge?” tanya Yangyang.
Xiaojun menggeleng. “tentu saja tidak, rumahku di sini, bagaimana bisa aku meninggalkan rumahku sendiri. Lagi pula, kau ini kenapa? Kita semua tak ada yang ingin pergi.”
“iya, dari sekolah dasar, saat kau tertinggal sejauh satu meter saja kita langsung menghampiri dan menggandengmu tau!” sahut Lucas.
Suasana menjadi sedikit kaku setelah pertanyaan Yangyang tadi, ingin mencairkan suasana kembali, Hendery jahil menggelitiki Yangyang, diikuti tiga orang lainnya.
“HAHAHAHA GEGE! HAHAHA GELI!!!”
***
Sepulang dari rumah Renjun, Yangyang merasa bingung karena toko mie terlihat sepi dan digembok. Ia langsung berlari kecil menuju rumah. Dan sama, rumah juga sepi. “pa! Winwin-ge! Lucas-ge!” panggil Yangyang sambil membuka setiap kamar untuk mengecek.
Hasilnya nihil. Tidak ada orang di rumah.
Ia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon Winwin. “halo gege? Kalian semua pergi kemana?”
“...”
“di rumah sakit?! Siapa yang sakit?”
“...”
“ah pelanggan. Iya iya, aku jaga rumah.”
Tak terasa dua jam Yangyang lalui sendirian di rumah. Saat sedang asik menggambar, Kun dan keempat kakaknya pulang. “ya, sebenarnya kenapa lagi ini? Kenapa pelanggan bisa keracunan?! Lalu bagaimana keadaannya?” tanya Yangyang, terus menerus melemparkan pertanyaan.
“kau ini banyak sekali bertanya, aku bingung ingin menjawab yang mana,” Kun mendudukkan dirinya di sofa.
Yangyang juga ikut duduk. “apa kita sedang dikerjai orang? Kemarin di mangkuk mie ada kecoa, lalat. Sekarang pelanggan keracunan.”
“kemarin saat masalah kecoa itu sudah dapat teguran, sekarang pelanggan yang keracunan juga melapor. Terpaksa toko akan tutup,” ujar Winwin.
“sudah kalian tak usah khawatir, yang harus kalian lakukan itu fokus pada pelajaran. Aku ingin masak makan malam dulu untuk kalian ya,” ujar Kun, lalu beranjak ke dapur.
Yangyang hendak menghampiri tapi ditahan oleh Xiaojun, sang ayah pasti butuh waktu sendiri walaupun sebentar. “jangan ganggu papa dulu, lebih baik kita ke toko klontong saja, yuk!”
Keempat saudara lainnya mengangguk setuju.
Sesampainya di toko klontong, yang selalu menarik perhatian si adik bungsu pertama kali adalah es krim. Yangyang langsung mengambil es krim rasa semangka, dan Hendery mengambil empat bungkus untuk yang lainnya. Setelah selesai memilih makanan yang diinginkan, Xiaojun pun membayar. Yakali ngutang :V
Mereka pulang dengan es krim di genggaman masing-masing dan sekantong makanan ringan lainnya. “hahaha Yangyang selalu saja seperti anak kecil,” celetuk Xiaojun.
Korban yang diledek mendelik sebal. “kau selalu saja menganggapku anak kecil, memangnya saat kau berusia 18 tahun, kau langsung dewasa dan menanggung semua beban kehidupan?” Yangyang balik meledek.
“sebenarnya dewasa tak harus saat kau berusia 18 tahun,” ujar Winwin menimpali. “saat berusia 18 tahun, kita hanya dewasa secara hukum, sebenarnya belum tentu benar-benar.”
“dewasa itu tidak diketahui orang, hanya diri kita yang tahu. Saat ada masalah atau tekanan, dan kita bisa melaluinya dengan baik, diam-diam kita mulai menjadi dewasa,” lanjut Winwin lagi.
***
UPDATE LAGEEEE
MAKASIH YANG UDAH DUKUNG!
BUAT PEMULA KAYAK AKU SENENG BANGET BISA PUNYA SUPPORRTER!
THANK YOU FOR READING!
LOVE YOUUUU!

KAMU SEDANG MEMBACA
Family | WayV ( ✔ )
Fanfictie» terbit ✔ buku tersedia di dorm WayV wkwkwk candaa » remake dari drama Go Ahead » tentang lima orang anak dan dua ayah, yang membina sebuah keluarga walaupun tak ada hubungan darah.