Family | WayV ( ✔ )

[ 14 ]

= Oktober, 2020 =

威神V

Yangyang:
Gege! Kalian bisa tidak pulang saat ulang tahunku minggu depan?

Yangyang:
Aku tak ingin hadiah, aku ingin kalian pulang saja

Winwin:
Maaf Yangyang, aku sedang di Hongkong. Ada pameran seni pahat yang harus aku datangi.

Hendery:
Iya, aku juga sedang magang dan mencari pemgalaman bekerja di Beijing.

Lucas:
Aku juga ingin pulang, tapi kampusku menahan aku terus. Harus belajar lebih lama lagi.

Yangyang:
Disana lebih menyenangkan ya?

Xiaojun:
Bukan seperti itu. Aku sudah bekerja di rumah sakit ternama Singapura, ibuku juga tak bisa ditinggal.

Winwin:
Maaf naga kecil. Aku janji akan membawakan oleh-oleh dari Hongkong untukmu.

Yangyang:
Aku tidak ingin hadiah, aku hanya ingin kalian pulang! Sangat sulit ya?!

Yangyang:
Apa aku harus sekarat dulu ya, baru kalian akan pulang?!

Hendery:
Yangyang, sebenarnya kapan kau akan tumbuh dewasa hah???

Lucas:
Yangyang, kami punya kesibukan sendiri sekarang. Hidupku bukan hanya tentang kamu, aku juga punya cita-cita. Bisa paham tidak?

Xiaojun:
Adik kecil ini...selalu saja marah saat keinginannya tak dituruti.

Winwin:
Sudahlah. Kalian fokus belajar saja ya.

__________________

Yangyang membuang napas kasar. “kalian semua pembohong...” gumamnya. Melihat langit sudah mulai mendung, ia pun segera beranjak dan menaiki motornya.

Sepanjang perjalanan, Yangyang melamun, tak menaruh konsentrasi penuh pada jalanan.

“Ge, kalian tidak akan meninggalkanku, kan?”

“mana mungkin? Keluargaku hanya tinggal kalian, nenekku sudah tidak ada. Mana mungkin aku meninggalkan keluargaku sendiri? Kau ini.”

“bagaimana dengan orangtua kandungmu?”

“kata nenek, orangtuaku bercerai, aku dibawa oleh ayah, dan ibu membawa saudaraku. Tapi, tak lama ayah dipecat, jatuh miskin, jadi aku dititipkan pada nenek. Aku tak ingat apapun karena masih sangat muda, lagipula aku tak peduli lagi, aku tak kekurangan anggota keluarga.”

“kalau Winwin-ge? Bagaimana?”

“eum...ya tidaklah! Pria waktu itu sudah aku tendang ke laut, tak akan kembali lagi!”

Seulas senyum terukir tipis di wajah Yangyang. “kalau...Xiaojun-ge?” tanya Yangyang.

Xiaojun menggeleng. “tentu saja tidak, rumahku di sini, bagaimana bisa aku meninggalkan rumahku sendiri. Lagi pula, kau ini kenapa? Kita semua tak ada yang ingin pergi.”

Karena tenggelam pada seklibat masa lalu. Yangyang terus mengendarai motor dengan pikiran yang melayang entah kemana. Dan tanpa disadari, ia menerobos lampu merah karena tak memperhatikan rambu lalu lintas. Dan dari arah kanan, sebuah truk melaju dengan kecepatan cukup tinggi.

Tin...Tin...Brakkk!

Sayangnya, truk tak bisa berhenti lebih cepat.

***