[ 15 ]

1.1K 186 44
                                        

Seminggu berlalu. Keadaan Yangyang dengan cepat berangsur pulih, tak lagi dalam kondisi koma seperti setelah operasi kemarin. Para kakak juga selalu menemani Yangyang, tak beranjak kemana-mana kecuali jika si adik sedang tidur.

“aku senang, kalian disini. Jangan pergi lagi ya?”

Winwin beranjak dari sofa, dan duduk di samping ranjang sang adik. “iya, kita tak pergi lagi. Dan kau, jangan melakukan hal bodoh lagi ya?”

Tak!!! Winwin menoyor kepala Yangyang.

Si empunya meringis sambil mengusap kepalanya sendiri. “aishh, itu memang kecelakaan, bukan aku yang ingin bunuh diri.”

Lucas ikut beranjak berdiri, “kau itu sudah salah, masih mengelak lagi. Otakmu itu terbuat dari apa sih?” tanya Lucas dengan memasang ekspresi berlagak kesal.

Setelahnya Hendery juga berdiri, diikuti oleh Xiaojun. “kau ini punya perasaan tidak? Bisa-bisanya berpura-pura lupa ingatan. Kau mengerti tidak? Kita merasa sedih, bahkan Xiaojun hampir menangis,” ujar Hendery. Mengomeli Yangyang.

“sampai segitunya ya?” tanya Yangyang.

“Yangyang! Kau tak tahu ya? Hatiku ini selembut kapas,” ujar Xiaojun sambil menyentuh dadanya.

Mendengar itu Yangyang langsung berlagak mual. “huekkk...yang aku tahu hatimu terbuat dari batu!” cibir si adik.

Keempat kakak tak ada yang menjawab. Keempatnya hanya menatap tajam sang adik, sampai si adik menjadi sedikit takut. “kalian ini kenapa sih? Seperti mau memakanku saja.”

“kami ingin...” Winwin menggantungkan ucapannya. Dan saling bertukar pandangan sebentar dengan ketiga kakak yang lain.

“memelukmu!”

Tanpa disangka, para kakak menghamburkan pelukan pada Yangyang. “ge! Kalian membuatku takut tadi!” rengek si adik.

“hahahaha maaf,” dengan jahil, Lucas mengancak-acak  rambut Yangyang.

“wajahmu sangat lucu tadi! Hahahahaha!” ujar Xiaojun, tak bisa berhenti tertawa. Berhenti kok nanti, yakali ketawa terus sampe mampus...

Dari balik pintu, Kun mengulas senyumnya. Merasa beruntung, karena masih bisa melihat anak-anaknya berkumpul seperti itu. Seandainya ia bisa menghentikan waktu, akan ia hentikan sekarang. Agar kebahagiaan kelima anaknya itu tak menghilang lagi.

***

Malam harinya Yangyang sudah boleh pulang. Para kakak yang mengurusnya, sedangkan kedua ayah menunggu di rumah, sekaligus menyiapkan makanan. Kelima anak tak pulang ke rumah, tetapi ke kedai mie. Mereka akan makan malam disana.

Saat sedang makan, Ten memandangi kelima anaknya dengan ekspresi bahagia. “aiya, dulu kalian sangat kecil, dalam sekejap sudah tumbuh besar seperti ini,” ujarnya sambil tertawa kecil.

“ingin bersulang?” Winwin mengangkat gelas berisi arak miliknya. Itu membuat kedua ayah tertawa. “kalian memang sudah dewasa, sudah bisa minum arak ya?” Kun juga mengangkat gelasnya.

“bersulang!” mereka semua bersulang dengan minuman arak, tetapi tidak dengan Yangyang. Ia bersulang dengan jus apel. Dedek bayik gak boleh minum itu...

Kedai mie sudah tutup, semua pegawai juga sudah pulang. Kedua ayah memang sengaja tutup lebih awal karena ini, ingin makan malam bersama lagi setelah tiga tahun terpisah oleh jarak dan waktu. Kini, keluarga kecil itu berkumpul kembali. Tak perlu lagi berusaha melawan arus ruang dan waktu. Tak perlu lagi menahan kerinduan yang menyesakkan. Memang, sejauh apapun kita melangkah pergi, pada akhirnya akan kembali pulang ke rumah.

All it starts from home.

—End—






























Boong! Kwkwkwkwk









***

WKWKWKWK UDAH DULU YA!

CUMA 486 KATA HEHEHEHE

MENTOK BGT IH MOMS

THANK YOU FOR READING!

I LOVEEE YOUUU

Salam cinta, dari papa Kun hsjshshshs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam cinta, dari papa Kun hsjshshshs

Family | WayV ( ✔ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang