Episode XXXVI

4.5K 525 38
                                    

Hallo, selamat berakhir pekan. Alhamdulillah, akhirnya bisa publish episode ini. Terima kasih sudah menunggu. Selamat menikmati



Pulang adalah sebuah kata yang paling dirindukan Prana saat ini. Saat turun dari taksi yang membawanya dari Bandara Soekarno Hatta, ia memperhatikan bangunan megah yang menjulang di hadapannya. Inilah rumahnya. Tempat di mana dia menghabiskan masa kecil dan remajanya sebelum hijrah ke Prancis.

Rumah yang kini ia tinggali bersama Alya, istrinya. Ya, istri sahnya. Perempuan yang menaruh begitu besar kepercayaan padanya. Alya meletakkan seluruh kepercayaan yang dimiliki pada suaminya. Bahwa, Prana bisa membuatnya bahagia. Hal yang belum bisa ia wujudnya hingga saat ini.

Sudah terlalu banyak luka yang ia torehkan di hati Alya. Sangat banyak hingga rasanya perbuatan Prana tidak akan dimaafkan perempuan itu. Ia sadar itu. Saat Prana tahu jika Alya mengetahui sosok Noëlle. Mungkin, perempuan itu telah lama sadar jika cinta suaminya untuk perempuan lain. Prana semakin kebingungan dengan kalimat apa untuk menjelaskan pada Alya.

Karena, ia takut jika istrinya menyerah. Pikiran itu terus saja masuk ke kepalanya. Bayangan jika Alya memilih pergi terus menghantuinya. Rasanya ia tidak rela. Ia masih ingin bersama Alya, sebagai suaminya.

Dan kamu jatuh cinta juga pada istrimu?

Jatuh cinta pada istri sendiri? Dulu, Prana selalu merasa geli mendengar kalimat itu. Mati-matian ia menolak perasaan itu. Rasa cintanya sudah hilang terbawa tubuh Noëlle yang luruh dibawa alam. Bahwa Prana merasa yakin jika cinta itu tidak pernah tumbuh lagi untuk perempuan lagi. Hanya untuk Noëlle.

Kamu mungkin enggak menyadarinya, Prana. Kamu terlalu terpuruk karena kehilangan Noëlle. Pikiranmu selalu memastikan untuk terus mencintai Noëlle karena kamu belum menerima kepergian Noëlle.

Tidak ada orang yang siap dengan kehilangan sosok yang dicintai. Noëlle pergi di hari seharusnya ia melamar perempuan itu. Perempuan itu justru meninggalkan Prana saat laki-laki itu ingin melangkah bersamanya. Noëlle pergi meninggalkan sesak yang mendalam.

Karena istrimu pantas mendapatkan cintamu.

Apakah masih pantas ia menginginkan Alya di sisinya? Perasaan ingin terus menghabiskan sisa hidupnya bersama Alya. Keinginan yang begitu menggebu di hati Prana. Karena, Prana menyadari kalimat itu benar adanya. Alya pantas mendapatkan cintanya.

Ya, semuanya harus diperbaiki. Prana tahu itu. Ia harus memperbaiki hubungannya dengan Alya. Bertemu dan berbicara dengan perempuan itu adalah satu-satunya cara. Berbicara dari hati ke hati. Ia ingin mendengar semua luka yang dirasakan Alya langsung dari bibir perempuan itu. Itu akan menjadi awal.

Karena Alya sangat pantas untuk dicintai.

Perempuan itu memberikannya banyak cinta untuknya. Begitu besar hingga Prana terus saja dengan kebodohannya. Laki-laki itu seolah menutup akses cinta yang diberikan istrinya hanya demi kenangan indah di masa lalu. Bahwa saat ini, sudah waktunya bagi Prana untuk membuka pintu hati dengan lebar. Ia akan membiarkan cinta itu masuk dan mengisi relung hatinya.

Prana melangkah menekan bel yang disambut Mbok Pur. Perempuan tua itu menatap wajah Prana dengan kesedihan. Tapi, Prana tidak memiliki banyak waktu untuk bertanya. Ia hanya perlu waktu secepatnya untuk bertemu dengan istrinya. Maka, Prana semakin tergesa memasuki rumah. Matanya berkelanan mencari sosok perempuan cantik yang sudah lama tidak dilihatnya.

"Kak."

Prana berharap jika suara itu milik Alya. Sudah bisa dibayangkan apa yang akan ia lakukan untuk Alya. Memeluk erat istrinya hingga lelah dan menciumi seluruh wajah Alya sepertinya menarik. Nyatanya, yang dilihatnya adalah adik kandungnya, Rani.

Hari Setelah Kemarin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang