[3] He is not Muslim

92 25 30
                                    

“Wanita? Dia adalah perhiasan dunia yang harus benar-benar dijaga dari kejahatan”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wanita? Dia adalah perhiasan dunia yang harus benar-benar dijaga dari kejahatan

Happy Reading ❤

***

"SIPIIIIT!"

Zahra melonjak gembira begitu melihat kedatangan seseorang di rumahnya. Ghina—kakak sepupunya itu sedang berkunjung ke rumahnya sembari membawa anaknya yang baru berumur satu tahun.

"Ah, sipit akhirnya dateng juga. Kakak udah kangen banget nih," seru Zahra menghampiri Ghina, lalu menciumi gemas pipi gembul Shenna.

Ghina tersenyum melihatnya. "Tante aja, sih. Gaya-gayaan pake kakak-kakak segala."

"Ih, Mbak. Aku kan masib umur sembilan belas tahun. Masih muda. Nggak pantes tau di panggil Tante. Pantesnya itu Kakak. Kakak Zahra," balas Zahra terkikik.

Aisyah yang baru saja datang dari dapur sembari membawa nampan berisi minum lantas geleng-geleng melihat keantusiasan Zahra pada Shenna. Anak perempuannya itu memang suka sekali dengan anak kecil. "Jangan diciumin terus, Ra. Kasian tuh dia kelagepan nanti," peringatnya.

"Biarin, Bun. Aku gemes banget sama si sipit. Pengen aku cubit aja pipinya sampe nangis."

"Siapa yang pengen cubit pipi Shenna sampe nangis?" Dava—suami Ghina—yang baru saja memasuki rumah lantas menyahut. "Berani buat Shenna nangis, berurusan sama Papanya."

"Wah, keinginan buat sipit nangis makin berkobar-kobar." Zahra semakin menciumi pipi Shenna berkali-kali, sehingga membuat bayi itu merengek. Dava yang melihatnya lantas menarik ujung jilbab belakang Zahra, lalu membawanya menjauh.

"Rese ya, kamu!"

"Apasih, Mas? Aku masih pengen nyium pipi si sipit nih."

"Shenna namanya. Bukan sipit." Dava mengoreksi ucapan Zahra.

"Nggak peduli. Aku lebih suka manggil dia sipit, wle," balas Zahra, lalu menjulurkan lidahnya.

Aisyah mengambil alih Shenna dari gendongan Ghina. Wanita itu ganti menggendongnya, lalu mencium kening Shenna. Melihat wajah polos Shenna membuatnya kembali mengingat saat-saat Zahra masih kecil. Muka Shenna pun hampir sama dengan Zahra sewaktu kecil. Bedannya Shenna memiliki ukuran mata yang sipit lantaran gen dari Ghina yang ibunya perawakan china, sedangkan mata Zahra tidak besar, tidak juga sipit. Ukurannya relatif pas untuk ras orang indonesia.

"Bun, aku juga mau gendong sipit dong," rengek Zahra langsung di balas gelengan kuat oleh Dava.

"Jangan, Tan. Bisa-bisa Shenna jatuh kalo digendong sama dia."

"Bentar doang, Mas." Zahra memohon.

"Nggak."

"Janji bakal hati-hati biar sipit nggak jatuh."

Cahaya Untuk Alandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang