Ayah dikerjain

3.4K 69 5
                                    



.
.
.
.
.



Waktu berlalu terasa begitu cepat. Perut rata Jimin mulai terlihat besar. Usia kandungannya sudah menginjak bulan ke 5.

Belakangan ini pun badannya jadi gampang capek. Walaupun sudah ada pembantu yg mengurus masalah rumah, kadang Jimin ikut langsung mengerjakannya dan berakhirlah dengan dia dimarahi oleh Jungkook.

"Kan mas udah bilang, jangan ikut beresin rumah." Jimin tertunduk lesu disofa mendengar Jungkook memarahinya.

Sebenarnya bukan memarahi, hanya menegur. Awalnya Jungkook diam saja, tapi setelah kemarin Jimin mengeluh sakit badan, Jungkook menjadi lebih protectiv. Apalagi Jungkook melihat langsung Jiminnya sedang membersihkan rumah saat dia baru pulang kerja.

"Nanti badannya pada sakit lagi, gak bisa tidur lagi. Emang gak kasian sama dedek yg sedih karena bundanya sakit?"

"M-maaf mas..." Suaranya bergetar. Jungkook menghembuskan napas dalam. Dia duduk dikarpet depan Jimin. Digenggamnya dengan lembut tangan mungil itu.

"Bukan maksud mas marahin kamu, mas gini karna mas sayang banget sama kamu dan dedek. Akhir-akhir ini kan kamu sering gak enak badan, mending istirahat total dulu, nanti klo udah sehat aku ijinin mau ngapain aja." Yg awalnya Jimin enggan untuk menaikkan wajahnya, perlahan wajah cantik itu terlihat. Hidung mungil yg memerah, mata yg berkaca-kaca membuat Jungkook merasa bersalah telah memarahi kesayangannya.

Jungkook merubah posisinya menjadi ikut duduk disofa disamping Jimin. Merangkul pundak Jimin, membawanya dalam dekapan.

"Maaf ya mas marahin kamu.." Jungkook sedikit mengeratkan pelukannya. Dengan sesekali menciumi pucuk kepala Jimin.

Jimin awalnya tidak membalas pelukan Jungkook, perlahan tangannya melingkar dipinggang Jungkook. Kepalanya bersandar nyaman didada bidang suaminya itu.

"Adek yg minta maaf gak nurutin omongan mas. Maaf..." Jungkook mengusap punggung Jimin lembut.

"Yaudah, jangan diulangin lagi ya... buat seminggu ini kamu istirahat aja biar badannya sehat lagi. Mas gak mau kamu sama dedek kenapa2 sayang.." Jimin mengangguk lucu dipelukan Jungkook. Senyum mulai muncul diwajah tampannya.

"Ke kamar yah? Istirahat. Liat tuh kakinya bengkak. Mas juga mau mandi, nanti mas pijitin kakinya." Jimin kembali mengangguk.

Jungkook dibuat gemas. Gimana dia bisa memarahi makhluk selucu istrinya ini?

Jungkook membantu Jimin berdiri. Memapahnya menuju kamar yg tidak jauh dari tempat mereka semula.
Si mbok, pembantu baru mereka yg sejak tadi melihat adegan kedua majikannya ikut tersenyum walau sempat merasa bersalah karena tidak bisa mencegah Jimin tadi.

.
.
.
.
.
.

Sesampainya dikamar, Jungkook membaringkan Jimin dikasur. Menyelimutinya sampai sebatas menutupi perut besarnya.

"Mas mandi dulu bentar ya.." Jimin mengangguk lucu. Membuat wajah tampan Jungkook berhias senyum. Jungkook langsung pergi menuju kamar mandi.

"Ayah bawel yah! Nanti kita kerjain dia! Oke?!" Bisik Jimin. Dengan senyum jahil, dia merencanakan sesuatu untuk suami tercintanya.

.
.
.
.
.

"Maaaassss!!" Teriak Jimin. Jungkook yg sedang berada didapur membuatkan pesanan jus si bumil, langsung berlari ke kamar.

"Kenapa dek??" Tanya Jungkook dengan napas terengah-engah habis berlari.

"Mau es krim pisang yg di alfamini depan gang..." Rengek Jimin dengan mulut yg dimanyun-manyunkan.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang