Bonus II

3.1K 48 9
                                    

"Soobin gimana dek?" Sepulang dari kantor, itulah kalimat pertama yg keluar dari bibir tipis Jungkook. Kini pasangan itu sedang berada dikamar mereka.


"Masih sama kaya siang, padahal udah minum obat. Adek sedih liatnya mas..." Jimin memang sudah mengabari suaminya melalui wa kalau putra mereka sakit.


Jungkook membawa tubuh Jimin untuk dipeluk.
"Gak usah khawatir, dia kuat kok. Mas mandi dulu, nanti mas liat keadaannya." Jimin hanya bisa mengangguk. Dia berjalan menuju lemari mengambil pakaian untuk suaminya.

Setelah itu, dia memilih mendatangi kamar si sulung.

Saat memasuki kamar, disana sudah ada putri cantiknya yg sedang memijati tangan kakaknya.
"Kakak gimana keadaannya? Apa yg dirasa sekarang?" Jimin duduk disisian kasur. Mengecek suhu tubuh Soobin dengan menyentuh kening dan lehernya. Masih terasa panas.


"Masih pusing, badan aku pegel-pegel bun."


"Kakak, jangan sakit. Ini Minie pijitin biar gak pegel lagi..." si kecil menyahut dengan nada sedih. Memang sudah satu jam, dia berada dikamar kakaknya dan memijat kaki dan tangan Soobin.

"Kakak bakal sembuh kok. Makasihnya adek udah mijitin kakak." Jawab Soobin dengan suara lemah.


Pintu terbuka, menampilkan sang ayah yg sudah memakai celana training panjang dan kaos putih polos.


"Jagoan ayah bisa tumbang juga." Ujarnya mendekat. Menempelkan punggung tangannya dikening Soobin seperti yg dilakukan Jimin sebelumnya.


"Masih panas yah. Obatnya gak ngefek kali bun?"


"Iya kali yah, masa dari siang gak berubah."


"Kamu abis ngapain emang sampe tumbang gini? Biasanya cuma gak enak badan biasa."


"Aku keujanan yah waktu nganter Yeonjun pulang. Padahal langsung mandi air anget disana."


"Yaampun sampe bela-belain keujanan demi pacar." Goda Ayah.


"Pacar itu apa yah?" Soomin bertanya dengan polosnya. Jimin sudah melotot tajam kearah Suaminya seoleh mengisyaratnya agar suaminya hati-hati dalam menjawab.


"Eh... emm... pacar itu temen, iya temen. Kamu kenal Kak Yeonjun kan? Nah dia itu temen kakak." Jelas Jungkook gelagapan.


"Oh temen.. berarti aku juga pacar kak Yeonjun ya yah kan aku juga temennya."


Jungkook menepuk keningnya bingung. "Beda sayang.. nanti klo udah besar baru kamu ngerti. Sekarang kita perhatiin kakak dulu yah."


Gadis cantik berambut panjang itupun mengangguk. Kembali melanjutkan tangannya yg sempat berhenti memijat tangan sang kakak.


"Coba dikerokin bun. Barangkali masuk angin." Saran Jungkook.


"Kak, mau bunda kerokin? Atau mau ke dokter aja?" Tanya Jimin. Tangannya merapihkan rambut si sulung yg sedikit berantakan. Membuat Soobin nyaman setiap kali merasakan sentuhan lembut ibunya.


"Mau bun, tapi ayah aja yg ngerokin. Klo bunda, rada kurang berasa."


Memang benar, Jimin itu kalau mengerok putra atau putriny, pasti pelan-pelan. Katanya tidak tega kalau terlalu kencang. Berbeda kalau mengerok sang suami yg badannya kekar berotot.


"Masa sih? Perasaan kalo ngerokin ayah kerasa banget, kadang malah sakit." Soobin mengedikkan bahu tidak mengerti.


"Yaudah bunda ambilin koin sama freshcarenya dulu." Jimin pergi keluar kamar Soobin untuk ke kamarnya mengambil yg dibutuhkan.


Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang