Bonus III

3.4K 56 5
                                    


JIMIN POV

"Dek.. mas pulang!"


Aku yg lagi duduk santai sambil nonton tv, kaget dengar suara mas Jungkook yg menggema. Bukan karena suaranya yg keras, tapi karena mas Jungkook yg pulang awal membuat ku kaget.

Baru mau menyusul, mas Jungkook sudah lebih dulu datang ke arahku.
Usia yg tidak lagi muda, tidak bisa melunturkan ketampanan dan kegagahannya.

Udah berusia 46tahun, badannya tetap terlihat gagah berotot, wajahnya bahkan lebih tampan dan wibawa.
Aku dibuat selalu terpesona setiap kali melihatnya.

"Mas tumben udah pulang."

"Gak enak badan dek.. capek.." badannya jatuh tepat disampingku. Menyenderkan kepala dibahuku.

"Lagian udah tua bukannya dirumah masih aja ngurusin perusahaan." Aku bantu mengendurkan dasi yg bikin mas Jungkook gak nyaman.

"Enak aja bilang udah tua! Mas tuh masih muda dek. Bikin kamu hamil lagi juga masih bisa!" Protesnya tidak terima dibilang tua.

Aku tertawa. Memang aku gak serius bilang dia tua. Dia itu justru semakin dewasa.

"Iya iya adek percaya kok. Udah yu kekamar, biar mas bisa istirahat juga." Ajakku. Memegang pinggangnya sedangkan tangan dia merangkul bahuku.

Waktu masuk kamar dan membantu mas Jungkook mengganti bajunya, suara gadis kecilku terdengar.

Ah.. mungkin sudah bisa dipanggil gadis remaja, karena usianya yg sudah menginjak 15tahun.


"Bunaa~~" panggilan yg gak pernah berubah.


Setelah pamit pada mas Jungkook buat kedepan, aku bisa melihat anak gadis ku duduk disofa meminum jus yg tadi aku minum sewaktu menonton tv. Dia baru saja pulang sekolah.

Jeon soomin, gadis kecilku tumbuh jadi seorang gadis yg cantik. Dia lebih banyak mirip dengan ayahnya. Mata yg besar, hidung mancung, dan gigi kelinci menggemaskan miliknya.

 Mata yg besar, hidung mancung, dan gigi kelinci menggemaskan miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kadang aku iri, tidak ada yg dia bawa dari aku bundanya. Tapi mas Jungkook bilang, Soomin mewarisi sifatku yg lembut dan penuh kasih sayang dan yg terpenting Soomin mewarisi keahliannya dalam memijat.


"Kenapa sayang?"


"Aku liat mobil ayah didepan. Ayah udah pulang bun?"


"Udah, ayah dikamar lagi istirahat."

"Ayah sakit?!"

Aku tersenyum mendengar Soomin begitu khawatir pada ayahnya. Soomin memang lebih dekat dengan mas Jungkook dibanding denganku. Namun aku yakin dia menyayangi kami dengan seimbang.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang