2.

2K 197 10
                                    

"Kakak." Seorang anak kecil berlari menghampiri Vivi yang sedang melepas helm.

"Ketlin." Ucap Vivi lalu menggendong adiknya yang sudah TK besar.

"Kak Mira." Sapa Ketlin.

Mira melambaikan tangannya ke arah Ketlin, ia mengusap rambut Ketlin lalu mencubit pipi Ketlin dengan gemas.

"Mamah mana?" Tanya Vivi.

"Sama tante Shania."

Vivi dan Mira saling berpandangan, Mira mengangkat kedua bahunya ke atas, ia tidak tahu kalau mamahnya ada di rumahnya Vivi. Lagipula Mira ke rumahnya Vivi karena ada tugas kelompok membuat kerangka kubus dari kawat besar.

"Aku pulang."

Vivi dan Mira masuk ke dalam rumah, seperti apa yang diucapkan Ketlin tadi, Veranda sedang mengobrol dengan Shania di ruang tamu. Vivi dan Mira secara sopan salim kepada Veranda dan Shania.

"Kok baru pulang?"

"Habis beli kawat." Ucap Vivi sambil menurunkan Ketlin dari gendongannya.

"Buat?"

"Bikin kerangka kubus."

"Kamu udah laper?" Tanya Veranda.

Vivi menggelengkan kepalanya, ia menarik tangan Mira untuk pergi dari ruang tamu, "Aku mau ngerjain tugas sama Mira dulu."

"Katanya papah, kamu abis berantem sama anak kelas 12." Ucap Veranda.

Vivi menghentikan langkahnya, ia menoleh ke samping, "Cuma debat kecil."

Veranda menghela napas panjang, setiap kali ia menyebut kata 'papah' atau 'Kinan' pasti mood Vivi langsung berubah menjadi buruk. Vivi sama sekali tidak ingin Kinan ikut campur setiap masalah yang dihadapi Vivi.

"Lo terlalu kasar sama nyokap lo." Ucap Mira sambil menutup pintu kamar Vivi.

"Gue ngomong biasa aja."

"Tap-"

"-lo kalo mau ceramah pas hari jumat." Ketus Vivi.

Mira mengangkat tangannya ke atas, tidak ada gunanya terus berdebat dengan Vivi yang keras kepala. Ia duduk di atas lantai di depan Vivi yang mengeluarkan kawat besar dari dalam tas.

"Ini nyambungnya pake apa?" Tanya Mira sambil mengambil satu kawat dari atas lantai.

"Suruh balikan aja, kalo masih suka kan nyambung sendiri." Gumam Vivi.

"Gak semua yang balikan itu berdasar cinta, ada juga yang karena keadaan." Ucap Mira.

Vivi menatap Mira dengan tatapan bingung, sejak kapan Mira menjadi sedikit melankolis seperti ini. Tapi kalau dipikir-pikir, benar juga ucapan Mira, ada beberapa faktor yang membuat dua orang yang berbeda memutuskan untuk kembali bersama lagi.

"Pake solder listrik, kayaknya gue punya." Ucap Vivi yang mulai mencari solder di dalam laci mejanya.

"Lo kenalan sama kak Chika, ya?" Tanya Mira.

Vivi mengangguk kecil sambil terus mencari di dalam lacinya, "Kenapa?"

"Gue denger-denger dia deket sama seseorang."

Vivi langsung menoleh cepat ke arah Mira, ia kembali duduk di depan Mira. "Siapa?"

Mira mengangkat kedua bahunya ke atas, ia menggeleng pelan, "Lagian kak Chika cantik, main basket, banyak yang suka dan udah jelas pasti punya pacar."

"Kalo emang gue sama kak Chika ketemu 'lagi' itu artinya kita jodoh." Ucap Vivi sambil mengutip kata 'lagi'.

Mira menganggukkan kepalanya, disini mereka berdua tahu yang dimaksud kata 'lagi' itu adalah kalau seandainya Vivi dan Chika akan bertemu dalam keadaan yang tidak dipaksa, baik Vivi atau Chika tidak memaksa untuk mencari satu sama lain.

TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang