19.

800 119 11
                                    

"Pagi, Mira." Teriak Vivi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Mira yang masih tertidur di atas kasur.

"Apaan sih, brisik." Mira menarik selimut dan menutupi dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Vivi tertawa kecil, ia menebak kalau Mira pasti masih malu-malu karena semalam sudah bertingkah seperti putri solo, tapi mendengar nada suara Mira yang sudah kembali semula membuat Vivi jauh lebih tenang untuk tidak lagi takut jatuh ke dalam pesona Mira.

"Bangun, woy, sekolah." Ucap Vivi sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Mendengar bunyi pintu kamar mandi yang ditutup, Mira menarik turun selimut itu. Ia memutar tubuhnya menghadap langit-langit kamar. Rasanya ia seperti habis melakukan perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan.

Mira menepuk-nepuk keningnya, "Mimpi buruk paling."

Mira menoleh saat mendengar dering telfon dari ponselnya, tangannya terulur untuk mengambil ponselnya. Keningnya berkerut saat melihat nama Chika di layar ponselnya. Tanpa buang waktu lagi, ia menggeser tombol warna hijau lalu menempelkan layar ponselnya ke telinganya.

"Halo, kak." Sapa Mira.

"Udah bangun?"

Mira turun dari kasur, ia berjalan cukup jauh dari kamar mandi supaya Vivi tidak menguping pembicaraan mereka.

"Udah kok, kenapa?" Tanya balik Mira.

"Aku semalem mimpi, ada kamunya. Kayak habis ngelakuin penjelajahan." Ucap Chika.

Mira baru tersadar, di dalam mimpinya semalam ia juga melihat Chika duduk di atas batu. "Aku juga iya."

"Habis tidur rasanya capek gak?"

"Banget, tubuhku pegel-pegel."

"Padahal cuma mimpi." Ucap Chika.

Mira menoleh ke belakang, ia mendengar suara gemericik air, sepertinya Vivi masih mandi. "Gimana kalo nanti ketemu? Siapa tahu mimpi kita sama."

"Aku yakin 100% mimpi kita sama."

"Nanti aku kasih tahu tempat sama waktunya."

"Oke."

Mira langsung mematikan sambungan telfonnya saat mendengar bunyi pintu kamar mandi terbuka. Ia melihat Vivi keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil tergantung di leher Vivi.

"Ngapain lu disitu?" Tanya Vivi.

Mira menggelengkan kepalanya, "Gapapa."

Vivi menaikkan satu alisnya, jelas sudah kalau Mira menyembunyikan sesuatu. Ia mengangkat kedua pundaknya ke atas, ia tidak peduli dengan apa yang disembunyikan Chika. Vivi mengambil handuk bersih lalu ia lemparkan ke arah Mira.

"Buru mandi, ntar telat."

"Iya-iya." Setelah menangkap handuk dari Vivi, Mira berjalan masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa ponselnya.

Terlalu bahaya untuk meninggalkan ponselnya sendirian tanpa pengawasannya, lagipula kalau Vivi tahu ia habis ditelfon oleh Chika, pasti Vivi akan terus mencari tahu kenapa ia ditelfon Chika. Jadi Mira tidak ingin mengambil resiko yang berat.

Mira segera mandi dan Vivi keluar dari kamar setelah selesai mengenakan seragam sekolahnya. Hari ini akan dimulai hari yang indah karena semuanya akan kembali ke normal.

"Pagi, mah. Pagi, pah." Sapa Vivi sambil menyampirkan jaketnya di punggung kursi.

"Pagi." Jawab Kinan yang sudah bersiap untuk berangkat ke kantor.

TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang