When it's time to live and let die
And you can't get another try
Something inside this heart has died
You're in ruinsNaomi menoleh ke belakang, ia melihat Ariel yang berdiri di belakangnya Vivi dengan sebuah pedang di tangan kanan Ariel. Vivi sedang fokus menyiksa Tifon, dan Vivi terlihat begitu menikmati hal itu. Ini adalah satu sisi dewa Hades yang sangat suka melihat seseorang tersiksa.
Naomi mengangkat tangan kanannya ke atas sebagai kode untuk Ariel. Setelah itu ia menurunkan tangannnya dan Ariel berjalan perlahan mendekati Vivi, ia mengarahkan pedangnya tepat di tubuh Vivi, dengan sekali dorongan ia menusukkan pedang itu sampai menembus tubuh Vivi.
"Aaahhh!!" Pekik Vivi, ia menoleh ke bawah dan melihat pedang muncul dari perutnya.
Vivi meringis kesakitan, ia melihat Ariel yang berdiri di belakangnya sambil terus menusukkan pedang ke tubuhnya. Vivi menoleh ke samping, ia melihat tidak ada reaksi dari Naomi setelah mengetahui dirinya ditusuk oleh Ariel.
Dewi Athena atau Gracia muncul di depan Naomi. Ia melihat Vivi yang kesakitan karena ulahnya Ariel. Sepertinya Naomi benar-benar ingin membunuh Vivi demi kekuatan di tubuh Vivi.
"Kita mundur." Ucap Naomi kepada Gracia.
Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya."
"Kenapa?" Tanya Vivi, ia menyentuh pedang itu dan berusaha untuk mendorong pedang ke belakang dan berakibat tangannya mengeluarkan darah karena bergesekan dengan pedang itu.
"Pedang itu akan terus berada di sana dan tidak bisa dilepas kecuali pemiliknya yang melepas." Ucap Naomi dengan nada dingin.
Vivi menoleh ke belakang, ia menatap penuh harap kepada Ariel. "Kak, tolong."
Ariel menggelengkan kepalanya pelan, "Sorry."
"Ayo pergi sekarang." Ucap Naomi.
Ariel menganggukkan kepalanya, ia menggendong tubuh Vivi dan membawanya terbang bersama dirinya dan Naomi.
Gracia melihat Naomi dan Ariel yang sudah pergi membawa Vivi. Pertarungan ini sudah berakhir, Naomi menang karena membawa Vivi dan siluman terkuat itu sudah mati karena tifon sendiri. Chika dan Oniel juga sudah mati. Uka terlempar jauh oleh Vivi dan belum sadar. Tidak ada orang yang akan mencoba menghalangi Naomi.
"It's over." Gumam Gracia.
Tadi Gracia menyempatkan diri untuk mengecek keadaan semua orang yang berbaring, dan semuanya ia pastikan sudah meninggal termasuk Chika, Oniel dan Mira. Kalau Uka masih ada kemungkinan untuk sadar beberapa menit lagi. Sedangkan Melody masih berusaha untuk menyembuhkan diri sendiri setelah mendapat serangan bertubi-tubi dari musuh. Tifon masih disiksa oleh Vivi dengan petir dan air itu.
Satu-persatu semua yang ada di area sekolah mulai pergi seiring dengan kepergian Naomi. Kini hanya tersisa Chika, Mira, Oniel, Uka, Melody, Tifon, dan Gracia saja. Gracia melompat turun dari rooftop, ia berniat untuk menunggu sampai Tifon bebas dari siksaan. Kalau Vivi berada di jarak yang sangat jauh atau Vivi dalam keadaan tidak sadar pasti sihirnya akan menghilang dan Tifon akan bebas. Jadi Gracia ada di sana untuk berjaga-jaga.
"Athena."
Seluruh tubuh Gracia langsung bergetar hebat saat seseorang memanggil namanya. Ia sangat mengenali suara yang berat dan dingin ini. Gracia mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat Dewa Zeus perlahan turun dari langit dan berhenti di depannya.
"Ada apa ini?" Tanya Dewa Zeus saat melihat kekacauan yang ada di sekolah itu.
Gracia menunjuk ke arah Tifon yang tengah tersiksa. "Itu."