5.

1.1K 153 24
                                    

"Mah, papah belum pulang?" Kepala Vivi melongok keluar dari celah pintu.

Veranda memutar kursinya menjadi menghadap Vivi, kepalanya menggeleng pelan, "Belum, kenapa?"

"Gapapa, cuma nanya."

Veranda mengerutkan keningnya, ia melirik jam dinding yang ada di dalam kamarnya, "Ini udah jam 11, kamu kok belum tidur?"

Vivi menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu ia tersenyum lebar, "Habis ngerjain tugas."

"Buru tidur, besok kamu masih berangkat sekolah." Ucap Veranda.

"Iya."

Vivi berjalan menaiki tangga, ia masuk ke dalam kamarnya. Tadi sore, sepulang sekolah ia mampir ke markas Kynigos dan meminta agar melacak nomer hape bu Nadila. Kalau memang ini ada sangkut pautnya dengan apa yang ia diskusikan dengan Mira, pasti target malam ini adalah bu Nadila.

Vivi mengambil ponselnya saat mendengar bunyi alarm. Ia masih belum boleh masuk ke dalam ruang kerja Kinan, jadi ia melacak menggunakan ponselnya. Ia juga bekerja sama dengan beberapa orang di Kynigos untuk terus melacak keberadaan bu Nadila.

Kening Vivi berkerut saat melihat titik-titik merah berada di antara satu titik biru. Saat benaknya sedang bertanya-tanya, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan sebuah telfon masuk.

"Halo."

"Ada Lanthraia di sekitar target."

Vivi membulatkan matanya, "Posisi?"

"Sektor B."

"Oke."

Vivi mengambil jaket dan kunci motornya, ia berlari keluar dari kamarnya menuju kamarnya Veranda.

"Mah, aku pergi dulu, ya?"

"Kemana?"

"Mau ketemu Mira."

"Tapi udah malem."

"Cuma sebentar kok." Vivi mencium pipi Veranda sebentar lalu berlari keluar, menghampiri motornya.

Sudah tidak ada waktu lagi, ia harus segera menuju titik dimana bu Nadila berada. Kalau begini, memang benar pasti ada sesuatu dibalik ini semua. Atau mungkin ada makhluk yang menyamar menjadi murid SMA dan terus mengawasi dirinya.

"Sial-sial-sial." Keluh Vivi di sepanjang jalan.

Pergi dengan menaiki motor dan kecepatan tinggi, di tengah malam, membuat Vivi merasakan dingin yang begitu sangat, apalagi ia tidak mengenakan sarung tangan. Tapi rasa dingin itu tidak Vivi pedulikan, ia hanya harus segera sampai di tempat bu Nadila berada.

Vivi semakin memacu motornya saat melihat seseorang berdiri di samping seseorang yang tergeletak, ia yakin 100% kalau itu bu Nadila dan juga siluman yang mengincar bu Nadila.

TIIINNNN!!!

Vivi menekan klakson, makhluk yang berdiri itu menoleh lalu berlari pergi dari sana. Vivi menarik kedua remnya, ia melihat ke depan dan mendapati Mira yang juga baru sampai, sepertinya mereka berdua sedang mengawasi target yang sama.

"Lo jaga bu Nadila, biar gue yang kejar makhluk brengsek itu." Ucap Vivi.

"Oke."

Vivi memutar motornya, ia sudah seperti seorang pembalap. Hanya satu target yang ia kejar saat ini, makhluk yang berlari di depannya ini.

"Woy! Berenti lo!" Teriak Vivi.

Orang itu menoleh ke belakang, ia terus berlari tapi ia sadar kalau Vivi pasti akan menyusulnya. Ia membelokkan kakinya menuju sebuah taman yang tak jauh dari sana sehingga Vivi tidak bisa mengejarnya.

TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang