#2

1.8K 289 4
                                    

Huening Kai.

Alpha dari Golden Moon Pack itu terpojok dibatang pohon besar perbatasan, didepannya terdapat 8 rogue yang sudah mengepungnya. Air liur mereka terus keluar seakan siap merobek robek target didepannya itu.

Kai bisa saja melawan mereka, tapi jumlahnya terlalu banyak. Apalagi bulan purnama membuat mereka lebih kuat.

"Apa kita akan terus diam sampai mati konyol?" Tanya Darnell—Wolf milik Kai—yang sudah tak tahan dipojokan oleh para rogue itu.

"Andaipun kita melawan, itu sangat sia sia" Jawab Kai, terdengar Darnell berdecih, tapi Kai terus memikirkan strateginya untuk lolos dari mereka.

Kai terkejut saat dua serigala besar berbulu silver dan juga coklat itu menyerang para rogue dengan brutalnya, membuat para rogue mengalihkan perhatian mereka dari Kai.

"Ini kesempatan kita, aku akan ambil alih" Ucap Darnell sebelum bertukar shift dengan Kai.

Ketiga serigala itu kini melewan delapan rogue, dua dari meraka yang notabennya adalah Alpha membuat para rogue kewalahan walaupun mereka bertambah kuat dibulan purnama tapi para werewolf murni yang mereka hadapi itu lebih kuat.

Enam rogue tumbang dan mati, dua lainnya melarikan diri dengan sisa sisa tenaga mereka, kini tiga werewolf itu sudah merubah wujud mereka kembali.

"Terima Kasih Hyung"  Ucap Kai pada kedua pemuda tersebut.

"Ya! Bagaimana bisa kau sampai disini?" Tanya Beomgyu merangkul pundak Kai.

"Aku hanya ingin membicarakan suatu kerjasama pack, aku lupa jika rogue perbatasan kalian sangat kejam" Jelas Kai yang diakhiri kekehan.

"Memangnya ada rogue baik hati? Cih, tidak mendasar" Cibir Yeonjun tertawa kecil, ketiganya berjalan santai memasuki mansion Blood Moon Pack.

"Apa adikmu dirumah, Hyung?" Tanya Kai, Beomgyu dan Yeonjun melempar pandangan satu sama lain kemudian mengapit Kai yang berada ditengah.

"Jangan mencoba menggoda adikku ya kau" Ucap Yeonjun memperingati, Kai tertawa mendengarnya.

"Aku tidak akan menggodanya, aku hanya bertanya saja" Elak Kai sambil mendorong bahu kedua pemuda Choi itu agar berhenti mengapitnya.

"Cih mengelak" Cibir Beomgyu lalu masuk lebih dulu, Beomgyu mencari tasnya berniat untuk membawanya kekamar tapi ia tidak menemukannya disofa ruang tamu.

"Apa yang kau cari?" Tanya Yeonjun begitu melihat Beomgyu mencari sesuatu.

"Tasku" Jawab Beomgyu singkat lalu menaiki tangga menuju kamarnya tanpa mempedulikan Kai dan Yeonjun disana.

Yeonjun mempersilahkan Kai duduk, kemudian ia kedapur, mengambil dua minuman kaleng dikulkas dan kembali ke ruang tamu, memberikan satu kaleng untuk Kai.

"Jadi ada apa kau kemari?" Tanya Yeonjun, Kai membuka kalengnya dengan santai.

"Ayah menyuruhku untuk membicarakan tentang kerjasama kita dalam menjaga perbatasan dunia manusia dan werewolf" Jelas Kai, Yeonjun mengangguk paham.

Jika dipikirkan, para manusia semakin penasaran dengan hutan terlarang. Itu membuat para werewolf harus ekstra menjaga hutan itu agar tak ada manusia yang masuk menyentuh pohon kehidupan mereka.

Pohon kehidupan adalah pohon yang menjadi sumber kehidupan bagi para werewolf, letaknya didalam hutan terlarang. Pohon itu dapat mengobati penyakit apapun, itu alasan mengapa para manusia biasanya mencoba memasuki hutan terlarang untuk mendekati pohon itu. Tapi, naas mereka berakhir mati.

"Aku akan menambahkan beberapa orang lagi disana, kau tak perlu khawatir. Terima Kasih sudah memberitahuku" Ucap Yeonjun kemudian meminum minumannya. Kai mengangguk paham.

"Yeonjun oppa, bantu aku!"

Kedua pemuda diruang tamu itu menoleh begitu mendengar suara itu, suara Yuna. Yuna membawa gadis yang sepertinya tidak sadarkan diri, terdapat luka cakaran pada kaki dan perutnya sehingga darahnya menetes begitu saja. Yuna memapah gadis itu sendiri, Yeonjun dan Kai langsung bangkit lalu membantu Yuna memapah gadis itu.

"Dia siapa?" Tanya Yeonjun, Yuna menggeleng tanda tidak tau.

"Aku menemukannya sudah pingsan saat aku pergi keperbatasan untuk mengejarmu tadi" Jawab Yuna sambil memegangi lengan kanannya. Terdapat luka cakaran disana, Yeonjun sontak menatap tajam pada gadis itu.

"Kau bisa bisanya menyelamatkan orang lain, dan kenapa bisa kau mencoba menyusul?" Tanya Yeonjun dengan nada tinggi, Yuna berdecak lalu merotasikan matanya.

"Aku hanya mengikuti naluriku, bawa dia kekamarku dulu, aku mau mengobati lukaku" Jawab Yuna kemudian berlalu meninggalkan kedua pemuda itu yang sudah memapah gadis yang dibawa Yuna tadi.

Yeonjun dan Kai membawa gadis itu kekamar milik Yuna sesuai seperti apa yang dikatakan pemilik kamar itu tadi, setelah meletakan gadis itu pada ranjang milik Yuna, kedua pemuda itu keluar tapi Yeonjun merasa aneh saat menatap wajah gadis itu.

Kai menepuk pundak Yeonjun, menyadarkan lamunan pemuda itu, Yeonjun bahkan tidak sadar Yuna sudah ada disampingnya. Kai dan Yeonjun keluar, menyisakan Yuna dan gadis yang ia bawa itu.

Yuna menyingkirkan helai rambut gadis itu yang menutupi wajahnya, Yuna sedikit lega kala ia masih merasakan nafas gadis itu. Yuna mulai menggunakan kekuatan penyembuhannya, meskipun bukan serigala murni ia mempunyai kekuatan penyembuhan itu adalah hadiah dari ayahnya untuk melindungi Yuna dan juga saudaranya.

Dilihatnya luka gadis itu sudah tertutup sempurna, Yuna berdiri berniat keluar dari kamarnya tapi pergerakannya terhenti kala mendengar sebuah lolongan dari luar. Yuna mendekati jendela, ia sedikit memincingkan matanya mencaritahu apa yang terjadi.

Yuna segera berlari keluar kamarnya dan turun untuk menemui Yeonjun, begitu ia sampai diruang tengah ia mendapati Yeonjun dan Beomgyu yang baru saja menutup pintu.

"Kai sudah pulang dan hanya menyalamiku lewat lolongannya?" Tanya Yuna pada kedua kakaknya, Beomgyu dan Yeonjun melempar pandangan satu sama lain kemudian tertawa.

Memang benar jika jarak umur Yuna dan Kai adalah satu tahun dan Kai lebih tua, tapi karena Yuna sudah kenal dekat dengan Kai ia tidak pernah menggunakan oppa saat memanggil pemuda itu.

"Kau sibuk dengan gadis tadi, jadi dia tak mau mengganggu" Jawab Yeonjun sambil berjalan naik menuju kamarnya, begitu pula dengan Beomgyu.

Yuna hanya berdecak kemudian menyusul Yeonjun.

"Yeonjun Oppa" Panggil Yuna saat Yeonjun hendak memasuki kamarnya, Yeonjun mengangkat satu alisnya seperti menjawab "Apa?"

"Biarkan dia tinggal disini dulu ya. Dia belum sadar" Ucap Yuna dengan muka memelasnya, Yeonjun terkekeh lalu mengelus puncak kepala Yuna dan mengangguk.

"Terima Kasih" Ucap Yuna, Yeonjun kembali mengangguk lalu memasuki kamarnya.

Yuna berjalan menuju kamarnya, ia membuka pintu perlahan mendapati gadis itu masih tak sadarkan diri, Yuna membuka lemari pakaiannya. Ia mengambil selimut lalu menyelimuti gadis itu, Yuna keluar kamar lalu memilih untuk tidur dikamar Beomgyu.

Ckelek

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Beomgyu sambil fokus pada gamenya, Yuna hanya memamerkan deretan gigi putihnya berhambur tidur disebelah Beomgyu.

"Ck jangan menyenggolku, aku bisa kalah" Protesnya saat Yuna menyenggol lengannya, Yuna hanya berdecih lalu menarik selimut Beomgyu dan mulai mencoba memasuki alam mimpinya.

To be continued...

Nightshade | YEONJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang