Hari kedua, kita ke Everland. Ini tempat yang pasti gue kunjungi kalo ke Korea, iya disini adalah Theme Park terbesar di Korea. Gue sama Mas Dokyeom lagi makan eskrim dan duduk di salah satu kursi taman, gak sengaja gue liat Irene sama Mingyu juga ada disini.
"Mas, itu kayak Irene sama Mingyu deh."
"Dimana?"
"Itu lagi beli eskrim, samperin yuk!" gue tarik tangannya Mas Dokyeom.
"Irene.. Mingyu..!!" panggil gue.
"Yeora, Mas Dokyeom.. Kok bisa kebetulan banget sih, gimana kabar kalian?"
"Kita baik kok." jawab gue.
"Lo sama Mas Dokyeom ngapain ke Korea? Bulan Madu ya?" tanya Mingyu.
"Nggak kok, cuma liburan biasa." jawab gue.
"Eh rene, lo kok kyak gendutan sih. Pasti Mingyu kasih makan lo banyak banget ya??!"
Gue agak jeli dengan Pipi Irene yang keliatan lebih chubby sama perut dia yang agak besar.
"Ya pasti gendut lah, kan lagi isi!" jawab Mingyu.
"Maksudnya?? Irene, lo hamil???" kaget gue.
"Hehe, iya nih." jawab Irene sambil senyum-senyum.
Woyy sesubur itu Irene?? Gue gak nyangka Irene bisa udah hamil secepet ini woyy, gue aja yang nikah duluan belum hamil.
"Iiihhh, kok cepet banget sih dikasihnya?"
"Eh, lo kapan Ra? Masa duluan gue si?" tanya Irene.
Belum sempet gue jawab dan,
"SECEPATNYA." jawab Mas Dokyeom.
Seketika gue langsung lirik Mas Dokyeom.
Maksudnya apa? Mas Dokyeom pengen gue cepet hamil?? Ya udah pasti lah, namanya lelaki pasti pengen nikah dan cepet punya anak.
"Yaudah, gue tunggu ya. Kan enak nanti bisa lahiran bareng."
"Iya, doa'in aja ya." balas gue.
"Yaudah, kita duluan ya. Mingyu jagain sahabat gue dengan baik, dia lagi ngandung anak lo!" pesen gue ke Mingyu.
"Iya-iya, siap Bu boss." balas Mingyu.
🍭
Hari ketiga, gue sama Mas Dokyeom malam ini ke Hongdae Street, tempat tongkrongan dan jajanan malam anak muda Korea. Disini suasananya enak, kayak pasar malam gitu. Ramai, ada yang lagi pacaran, ada yang lagi nikkmatin pertunjukan musik dan ada juga yang habisin waktu sama anak-anak mereka. Mata gue tertuju pada sepasang suami istri yang lagi bercanda ria bersama kedua anak kembarnya, keliatan bahagia banget.
"Mas, liat deh pasangan itu. Anaknya lucu ya, kembar cowok-cowok."Kayaknya enak banget ya, bahagia gitu ngeliatnya. Jadi pengen kayak gitu, tapi.
"Iya, bahagia banget." jawab Mas Dokyeom.
"Emm, nanti Mas pengen punya anak berapa?"
Gue iseng tanyain Mas Dokyeom pengen punya anak berapa, ya iseng-iseng aja sih.
"Emm, sepuluh?" jawab Mas Dokyeom.
Hah? Sepuluh?? Yang bener aja, mau bikin taman kanak-kanak di rumah? Satu aja belum ada niatan bikin, ini udah minta sepuluh.
"Ih apaan si Mas, masa sepuluh. Mas mau nyiksa aku ya?" gue cubit lengannya.
"Nggak-nggak bercanda, sekuat kamu aja." balas dia.
Denger jawaban itu kok gue jadi ngerasa bersalah plus kasian ya ke Mas Dokyeom. Mas Dokyeom tuh bener-bener gak nuntut apapun dari gue, gue rasa gue emang cewek paling beruntung di dunia ini karena punya suami kayak Mas Dokyeom.
"Mau kesana nggak?" Mas Dokyeom ajak gue liat pertunjukan musik dari pengamen.
"Boleh, yuk."
Kita berdiri diantara banyak orang sambil nikmatin alunan musik, Mas Dokyeom genggam erat tangan gue. Sampai akhirnya udah malem, saatnya gue sama Mas Dokyeom balik ke hotel.
Apakah yang terjadi sesampainya mereka di hotel??
Hayoloh, apa???
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
School but Married (✓)
RomanceSekolah tapi Menikah? 📝 A story written by: iressabelle