50

2.9K 273 43
                                    

Gilaa, udah 50 chap aja 😭

Gilaa, udah 50 chap aja 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sinar mentari pagi menembus jendela kamar hotel yang ditempati sepasang kekasih yang telah di mabuk asmara tadi malam. Dokyeom terbangun. Betapa bahagianya Dokyeom saat membuka matanya dan melihat istrinya tidur dengan sangat cantik dalam dekapannya. Dia tersenyum sambil mengelus lembut rambut istrinya itu. Dokyeom mengecup lembut kening Yeora dan itu membuat Yeora terbangun. Yeora tersenyum melihat Dokyeom yang telah menatapnya.

"Makasih." ucap Dokyeom.

"Buat apa?" tanya Yeora.

"Udah mau memberikan seluruh diri kamu." jawab Dokyeom.

Yeora mengangguk dan menempatkan kepalanya di dada Dokyeom sambil mengeratkan pelukannya.

"Ayo bangun. Kamu harus mandi, saya juga harus mandi."

"Nanti, aku masih mau sama Mas." ucap Yeora yang masih ndusel di dada Dokyeom.

"Tapi kita harus bersihin diri."

"Yaudah kalo gitu Mas dulu yang mandi, aku nanti abis Mas."

"Yaudah, saya mandi dulu. Tapi gimana saya bisa bangun?"

Dokyeom tidak bisa bangun karena Yeora masih memeluknya erat.

"Iya-iya, aku lepas nih.. Udah."

Sambil menunggu Dokyeom mandi, Yeora mencoba untuk bangun dan mengambil pakaian seadanya. Hanya ada kemeja putih Dokyeom di dekatnya, Yeora pun memakainya. Dokyeom keluar dari kamar mandi dan melihat Yeora yang duduk di tepi kasur mengenakan kemejanya.

"Kamu pakai kemeja saya?"

"Iya, abisnya mau pake apalagi. Yang penting kan aku pake baju, gak kayak tadi."

Dari semalam, Yeora memang tidak mengenakan pakaian sehelaipun dan tidur hanya ditutupi selimut dan juga ditutupi oleh Dokyeom.

"Sekarang kamu bisa mandi." suruh Dokyeom.

"Oke, aku mandi."

Yeora berdiri dan berjalan satu langkah, namun Yeora merasakan kesakitan sampai hampir terjatuh. Untung Dokyeom segera menangkapnya.

"Kamu gakpapa? Duduk dulu, duduk dulu."

Dokyeom mendudukkan Yeora kembali diatas kasur dan dia berlutut dengan tetap menggenggam erat tangan istrinya.

"Masih sakit ya?" tanya Dokyeom.

Yeora mengangguk "Iya Mas."

Dokyeom langsung memeluknya, Yeora terkejut.

"Mas, kok dipeluk?"

"Mama pernah bilang waktu saya kecil dulu, sebuah pelukan dapat mengurangi rasa sakit."

"Kan aku sakitnya di ini." Yeora menunjuk anu-nya.

"Terus saya harus peluk itu kamu?"

"Eh, gak lah. Yaudah gini aja." Yeora membalas pelukan Dokyeom.

Dokyeom mengelus-elus kepala Yeora, itu membuat Yeora terasa nyaman. Hingga lupa bahwa dia harus membersihkan dirinya.

"Terus aku mandinya kapan Mas?"

"Sekarang?"

"Tapi gimana? Aku kan gak bisa jalan."

"Emm.. Saya gendong kamu sampai kamar mandi."

Dokyeom langsung menggendong Yeora sampai ke dalam kamar mandi.

"Udah Mas."

"Perlu saya mandiin?" tanya Dokyeom.

"Eh, gak usah. Masa dimandiin sih, aku malu. Udah, aku bisa sendiri kok."

"Nanti kalo sudah selesai panggil saya ya!"

"Iyaa."

























"Mas..."

"Udah selesai?"

"Iya, tapi jangan masuk dulu, ambilin handuk."

Dokyeom bergegas mencari kain handuk dan langsung memberikannya kepada Yeora.

"Ini handuknya, pintunya buka dulu."

Yeora membuka sedikit pintu kamar mandi dan segera mengambil handuk.

"Udah Mas, buka aja pintunya."

Dokyeom menggendong Yeora yang hanya memakai handuk dan menempatkannya di depan lemari baju, karena Yeora harus memakai baju.

"Aku mau ganti baju disini, tapi Mas jangan liat ya!"

"Iya, saya gak akan ngeliat kamu."

"Beneran loh, jangan balik badan sebelum aku bilang udah selesai!!"

"Iyaa."

Yeora segera memakai pakaiannya lengkap.

"Udah selesai Mas, boleh balik badan."

"Dituntun aja, gak usah digendong." pinta Yeora.

Dokyeom mendudukkan Yeora dikasur.

"Mau sarapan diluar atau disini saja?"

"Disini aja ya Mas, aku belum bisa kalo keluar. Besok aja kita lanjut jalan-jalannya, gimana?"

"Oke, saya pesen makanan dulu. Kamu tunggu disini bentar ya!"

Dokyeom meninggalkan Yeora sendiri di kamar hotel untuk memesan makanan sekaligus menanyakan obat penghilang rasa sakit kepada Ibunya.

"Halo Ma.."

"Halo, Dokyeom. Gimana bulan madunya? Enak kan??"

"Iya Ma, Dokyeom mau tanya obat penghilang rasa sakit setelah berhubungan apa Ma?"

"Jadi kalian udah... Emm.. Gak ada obatnya kok, rasa sakit itu wajar. Sebentar lagi juga hilang rasa sakitnya."

"Oh gitu, yaudah Ma. Makasih."

"Iyaa, baik-baik ya kalian. Semoga berhasil."

"Berhasil apa sih Ma.. Udah ya aku tutup."

Dokyeom kembali ke kamar.

"Ini makanannya."

"Makasih."

"Saya tadi tanya Mama, katanya rasa sakit itu wajar, sebentar lagi juga akan hilang."

"Mas bilang ke Mama??"

"Iyaa."

"Iiihh Mas, aku malu!"

"Maaf ya, saya harusnya ijin kamu dulu."

"Yaudah gapapa, udah terlanjur kan."

"Maaf ya."

"Iya Mas, udah gak usah minta maaf lagi. Ayo makan."




tbc

School but Married (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang