Dokyeom bangun dan Yeora masih tertidur disampingnya, Dokyeom memeriksa keadaan bayi kembarnya dan mereka juga masih tertidur. Dokyeom turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan, rasanya tidak adil jika Yeora yang harus melakukan semua pekerjaan termasuk mengurusnya-nya sekaligus mengurus bayi kembar mereka.
Sarapan siap, Yeora ternyata juga telah bangun dan turun ke dapur.
"Aku telat ya bangunnya, maaf tadi malem anak-anak rewel nangis terus. Aku harus nyusuin tadi malem." kata Yeora sambil mengusap matanya.
"Mas kok udah siapin sarapan si, harusnya kan aku aja."
"Sayang, gakpapa. Kamu pasti capek kan semalaman ngurusin si kembar, sini sarapan dulu." Dokyeom menarik lembut tangan Yeora.
Dokyeom tidak ikut sarapan dan hanya memandangi Yeora yang tengah memakan roti.
"Mas.. Gak sarapan?" tanya Yeora.
"Aku tuh heran ya sama kamu." balas Dokyeom.
"Kamu ini udah hamil dan melahirkan, bayi kembar lagi. Tapi kenapa kamu gak kayak perempuan lain? Kamu malah makin cantik." lagi-lagi Dokyeom memuji Yeora.
"Ah, Mas gitu mulu deh. Males aku jadinya!" balas Yeora sambil meletakkan secara kasar garpu di tangannya.
"Sayang, kalo ngambek jadi makin cantik kamunya." gombal Dokyeom lagi.
"Mas, ngomong gitu lagi aku gak mau sarapan nih." ancam Yeora.
"Hehe, iya-iya. Maaf ya." ucap Dokyeom sambil mengelus puncak kepala Yeora.
Tak lama, terdengar suara bayi menangis. Dojoon dan Doyeon sepertinya telah bangun.
"Mas, si kembar bangun!" ucap Yeora sambil beranjak dari kursi ruang makan namun Dokyeom mencegahnya.
"Udah, biar Mas aja. Kamu lanjutin sarapan ya."
"Gak papa, Mas?"
"Iya."
"Cup.. Cup.. Cupp.. Anak Papa kenapa nangis, hmm?"
"Bentar ya, Papa ambilin susu." Dokyeom turun mengambil ASI yang telah disimpan di kulkas.
Yeora memang ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayi kembar mereka, mereka tidak ingin memberikan susu formula demi gizi anak mereka. Setiap hari Yeora akan memerah ASI-nya dan ia selalu stok, disimpan di kulkas.
"Mas, si kembar minta susu ya?" tanya Yeora yang masih sarapan di bawah.
"Iyaa."
"Aku tadi udah angetin susunya disitu, tinggal tuang aja ke botol."
"Oke, makasih sayang."
🍭
Keesokan hari.
"Mas, bangun.. nanti telat loh!" Yeora menepuk-nepuk pipi Dokyeom.
Dokyeom bangun dan bergegas mandi, sedangkan Yeora masih sibuk mengurus bayi kembarnya. Selesai mandi, Dokyeom turun ke dapur untuk sarapan. Tapi, ketika ia hendak sarapan, meja makan kosong. Yeora ternyata belum menyiapkan sarapan.
"Sayang, kamu belum masak?" tanya Dokyeom.
"Belum Mas, si kembar rewel terus dari subuh. Mas nanti beli roti aja ya, terus siangnya beli makan aja." jawab Yeora.
"Yaudah gakpapa, Mas berangkat ya." ucap Dokyeom.
"Iya, Mas.. Hati-hati."
Pulang kantor.
"Sayang, Mas pulang." ucap Dokyeom, namun tak ada jawaban.
Dokyeom masuk ke kamar, dan ia tersenyum melihat ketiga manusia yang dicintainya tengah tertidur dikasur.
"Ternyata udah tidur," ucap Dokyeom pelan.
Karena Dokyeom merasa sangat lelah hari ini, Dokyeom pun segera bersiap untuk tidur. Ia menggendong bayi kembarnya untuk di letakkan di kasur bayi. Dan membenarkan posisi tidur Yeora.
🍭
Yeora bangun dan ia terkejut melihat keadaan sekitar, ia di pelukan Dokyeom dan dari jendela kamar terlihat mentari pagi tembus.
Yeora menyadari bahwa ia ketiduran.
"Mas.. Mas.."
"Kamu udah bangun." balas Dokyeom.
"Aku ketiduran semaleman? Ini udah pagi dan aku belum nyusuin si kembar!"
Yeora hanya mengingat untuk menyusui bayi kembarnya dan sama sekali tidak ingat bahwa ia harus menyiapkan sarapan untuk Dokyeom.
"Sayang," panggil Dokyeom.
"Iya, Mas.. Ada apa? Sarapan ya? Siapin sendiri ya, ini Doyeon lagi pup nih." balas Yeora masih sibuk mengurus bayinya.
"Emm, gitu. Oke." Dokyeom mencoba sabar.
Beberapa hari ini, Yeora lebih memerhatikan bayi kembarnya. Bukan bermaksud untuk membiarkan Dokyeom, tapi Yeora hanya ingin menjadi ibu yang intens untuk anaknya.
tbc
Guys, jangan kaget ya kalo tiba-tiba cerita ini selesai😭
Siap-siap aja :)
KAMU SEDANG MEMBACA
School but Married (✓)
RomantikSekolah tapi Menikah? 📝 A story written by: iressabelle