BAB 1 : How We Meet

364 13 4
                                    

Ya aku tepat disini. Menunggu teman yang tak pasti ia akan datang atau tidak. Di toko minuman terkenal, ya starbucks. Duduk sendiri menikmati oreo frapp dengan vanilla yang aku tambahkan sendiri. Aku menyesal menambahkan bubuk vanilla pada frapp ku karena sekarang rasanya 3 kali lipat lebih manis dari yang aku bayangkan. Bodoh.

Setelah beberapa lama aku bermain dengan iPod ku memutar beberapa lagu, ada yang menepuk pundakku. Sontak aku menoleh ke arah tepukannya. Belum sempat ku lihat wajahnya, orang ini langsung memelukku. Aroma tubuhnya, ya bau permen.

"Dells! Aku sangat merindukanmu! Oh tak terasa kita lama tak bertemu!" serunya dengan girang. Iya aku bertemu dia Cara Leigh teman seperjuanganku yang paling setia, kami sangat dekat sampai-sampai banyak orang yang mengira kami kakak-adik. "Oh Cars! Aku juga sangat merindukanmu bodoh! Apa yang kau lakukan di New York? Bayangkan saja kau pergi tanpa aku dan tanpa sepengetahuanku!" seruku tak kalah girang. "Oh Ardella sayang, aku mencari sekolah! Kau tahu itu! Aku tak akan menyia-nyiakan beasiswa ini! Bagaimana dengan kau? Sudah menemukan universitas baru? Maksudku, kau satu kelas denganku di kelas akselerasi, kita juga mendapatkan beasiswa yang sama kau tahu itu!" katanya dengan suara nyarin.

Aku sadar bahwa kita belum duduk saat ia menepuk pundakku. Aku menarik sweater krem nya, mempersilahkannya duduk dan meminum... aku tak tau, apakah itu caramel machiato? Karena sangat tidak asing di mataku,dan jujur aku juga suka meminum yang satu itu. "Ya kau tahu, hmm aku belum menemukan universitas yang cocok" kata ku dengan agak canggung. "Sudah aku duga" katanya dengan mantap "Aku juga mendaftarkan mu di universitas yang aku pilih di New York, maaf aku membawa identitas dirimu seperti kartu pelajar, apakah kau sadar kartu pelajarmu aku ambil? Untunglah kau belum mendaftar sekolah,jika tidak mati saja aku" katanya dengan jelas.

Apa kartu pelajarku? Apa kau bercanda? Maksudku bagaimana?

Lantas aku mengecek dompet ku dan aku sadar dia benar mengambil kartu pelajar itu. Sial! Aku pun tak sadar dengan itu. "Ya ampun! Apa kau gila?! Dengarkan aku Cars dan jawab dengan jujur! Bagaimana bisa? Maksudku dokumen penting lain untuk mendaftar universitas, kau tidak memintanya padaku atau jangan-jangan kau mengendap-endap mengambilnya saat terkahir kali kau menginap di rumahku? Hey tolong ini sangat membingungkan" tanyaku panik. "hey hey! Tenang lah Dells! Aku mengambilnya dari sekolah. Kau tahu kan sekolah menyimpan fotocopy nya? Tak salah kan aku meminjam lalu menggandakannya lagi lalu aku kembalikan ke tempatnya semula? Sudahlah tak apa! Dan aku mendaftar di NYU kita akan langsung masuk kelas tanpa melalui masa ospek, hebat bukan? Karena aku juga membawa lembaran prestasi mu dan milikku juga ke sana. Tapi jika kau menolak, aku bisa membatalkannya, hanya untuk jaga-jaga saja karena aku tahu kau pasti tak mencari universitas dan berkutat di toko roti nenek mu" katanya penjang lebar serba cepat tanpa jeda dan hebatnya lagi tebakannya itu betul.

Oh ya ampun Cara terlalu baik untukku. Aku merasa seperti anak 5 tahun yang didaftarkan orangtua nya untuk masuk ke sekolah dasar. "Oh Cars! Kau sangatlah baik! Terimakasih! Bagaimana aku bisa berterimakasih padamu? Oh ya Tuhan" kataku girang. "Biarkan aku menginap di rumahmu dan menjalani kegiatan dengan mu sama seperti dulu dua gadis remaja manja di California!" katanya dengan kode matanya. "Tentu gadis ceroboh!" kataku sambil meminum oreo frapp ku.

Kami berbicara tentang banyak hal sambil meminum frapp kami dan sesekali menertawakan kegiatan bodoh kami. Kalian pasti bertanya-tanya kegiatan dua-gadis-remaja-manja-Caliornia. Itu kegiatan ku dengan Cara saat dia menginap di rumahku atau sebaliknya. Ya seperti sebelum tidur kita makan berry-kacang almond-yoghurt kesukaan ku dan dia memakan roti panggang selai coklatnya dan kita menonton film. Paginya aku dan Cara berlomba untuk bangun pagi dan terjun ke kolam renang serta kami berlomba mandi. Bahkan ia berbuat curang karena menyembunyikan sabun mandi ku. Setelah itu kami pergi ke perpustakaan kota atau pergi ke toko peralatan tulis, lalu pulang sekedar melakukan DIY (do it by yourself) menghias binder, notebooks, pensil, dan alat tulis lain. Pada sore hari biasanya kami ke taman untuk makan di sana. Kadang kami ke starbucks atau menemani nenek ku di toko rotinya.

Reversed •c.h//l.h•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang