Siapa Kamu?

397 72 13
                                    

Selamat membaca mohon krisarnya terimakasih ❤️

Tasya Adijaya Malinda

***

Sarla berteriak heboh saat memasuki kelas, tubuhnya mendadak mematung di ambang pintu menatap seorang laki-laki yang terbaring di lantai kelas. Tubuh Sarla bergetar sama sekali tidak bergerak. Keringat dingin membasahi tubuhnya.

"Dari pagi udah disitu." Sarla menoleh menatap Bunga dan Tasya yang berjalan menuju ke arahnya. Dua orang perempuan tersebut terlihat gusar. Raut wajahnya sama seperti Sarla.

"Pas masuk kelas gue juga sama kagetnya sama lo." Bunga berdiri di samping Sarla, menatap seorang laki-laki yang masih terkapar.

"Itu Ardi 'kan?" tanya Sarla bergetar.

Kali ini Tasya mengangguk. "Iya." Iris matanya menatap Ardi seperti tatapan kasihan. Tiga orang perempuan tersebut memandangi Ardi, Sarla masih terlalu shock melihat pemandangan di depannya. Baru memasuki kelas dirinya sudah disuguhkan pemandangan mengerikan seperti ini. Siapa yang tidak ketakutan jika berada di posisi Sarla?

Mereka bertiga masih berdiri, takut menuju bangku, karena harus melewati tubuh Ardi terlebih dahulu.

Semakin siang, semakin banyak murid kelas yang berhamburan datang, mereka sama juga terkejut, bahkan ada yang sampai berteriak-teriak. Bukan hanya anak kelas tetapi anak kelas lain juga sama ikut mengerubungi kelas Sarla untuk melihat keadaan Ardi.

Sagara yang sengaja datang terlambat satu alisnya terangkat, pintu kelasnya dipenuhi banyak orang. Sagara beranjak masuk kelas, sedikit menerobos. Bibirnya terbuka begitu melihat sosok laki-laki yang berada di atas lantai.

Wajahnya membiru, matanya melotot, mulutnya mengeluarkan busa. Sagara mendekat, mengamati Ardi yang sudah tak bernyawa.

"Kenapa bisa gini?" tanya Sagara bertanya pada diri sendiri.

"Dari pagi udah gitu." Bunga berdiri di samping Sagara, ikut memperhatikan mayat Ardi.

"Lo berangkat pagi?"

Bunga mengangguk. "Iya pas masuk kelas udah gini."

Sagara tidak membalas, masih memperhatikan Ardi. Tatapannya menelisik, menyusuri tempat Ardi berbaring, hingga Sagara menemukan satu batang cokelat di atas meja. Laki-laki tersebut mengambil cokelat dan menelitinya.

Pendapat Sagara saat ini, Ardi keracunan, bisa jadi karena cokelat ini. Untuk saat ini Sagara tidak bisa menyimpulkan banyak hal lagi. Sagara bergerak mundur. Bertepatan dengan itu ada dua orang polisi dan satu guru yang memasuki kelas. Mereka langsung mendekati mayat Ardi.

Sagara menatap salah satu polisi lalu menyodorkan cokelat yang tadi ditemukannya. Mungkin bisa jadi barang bukti.

"Saya menemukan ini."

Dirga menatap tangan Sagara, lalu mengambil cokelat tersebut, Dirga mengamati makanan di tangannya, menghirup aroma cokelat tersebut. Baunya tidak seperti cokelat biasa. "Di dalam cokelatnya ada sesuatu." Dirga mencium aroma aneh dari cokelat tersebut.

"Udah ketebak." Sagara mengangguk setuju. Sagara juga berpikir bahwa Ardi keracunan.

"Ardi meninggal baru atau bagaimana?" tanya Sagara.

Dirga menoleh menatap mayat Ardi. "Kayaknya udah lama, diliat dari kondisi korban, kamu liat, ditubuh korban tidak ada luka berupa tusukan atau luka benda tajam. Kemungkinan besar korban memang diracun."

"Cokelat?" tanya Sagara memastikan.

"Bisa saja didalam cokelat ini terdapat racun, kita tidak tau, saya akan bawa cokelat ini ke lab."

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang