Dia Di Sini

388 62 0
                                    

Selamat membaca mohon krisarnya terimakasih ❤️

Bunga Maharani Lembayung

Bunga Maharani Lembayung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Coba ceritakan apa masalahmu?"

Sarla menelan ludahnya, matanya menatap kosong ke depan, sementara tubuhnya bersandar di sandaran kursi.

Wajahnya kacau, matanya memerah dan bengkak, karena semalaman begadang. Bibir Sarla juga terlihat pucat.

"Mimpi." Sarla berucap lirih, matanya terpejam, mencoba menghapus bayangan buruk tentang mimpinya yang masih membekas. Sementara perempuan di depan Sarla memperhatikan Sarla.

"Apa isi mimpinya."

"Banyak." Sarla menjawab lagi, jika ditanya mimpinya apa, tidak sama namun ada juga kesamaannya. Sama-sama mengerikan. Tiap hari mimpinya selalu berbeda.

"Apa yang kamu pikirin, mungkin kamu punya masalah? Kamu gak harus bicara formal, santai aja."

Sarla menggeleng cepat, apa yang harus ia bilang, tidak ada yang ingin Sarla katakan sekarang. Tidak mau membagikan secara detail tentang mimpi buruknya.

Perempuan di hadapan Sarla menggeleng, menatap Dewi yang duduk di samping Sarla. Dewi menatap Sarla dengan perasaannya yang campur aduk. Sangat tau bahwa Sarla depresi. Putrinya semakin tertutup, tiap malam terkadang sering berteriak lalu menangis hingga pagi. Bukannya Dewi tak mau membantu Sarla. Dirinya tak tau harus berbuat apa.

"Sejak kapan Sarla seperti ini?" Perempuan berjas putih tersebut menatap Sarla yang masih diam.

"Lima hari, puncaknya tadi malam, dia gak tidur sama sekali."

"Apa yang terjadi dengan Sarla."

"Sarla sering terlihat gelisah, ketakutan, gemetar, cemas berlebihan, dan insomnia?"

Dewi mengangguk, belakangan ini Sarla memang terlihat gelisah, seperti tak nyaman, ketakutan, tubuhnya gemetar dan insomnia parah.

"Ini gak papa kan dok? Maksud saya bukan masalah besar?"

Rika tersenyum, "walaupun ini bukan hal yang perlu ditakuti tapi ada baiknya jika Sarla diobati, kalau kondisi Sarla terus menerus seperti ini akan berdampak buruk bagi Sarla."

"Masalah pengobatan, Sarla hanya perlu konseling dan mengonsumsi obat anti depresan, terapi bisa saja terapi perilaku kognitif, meditasi dan psikoterapi, sementara untuk obat, bisa obat penenang, ansiolitik dan pengobatan nyeri saraf."

"Hal yang sebaiknya Sarla hindari, saat ini Sarla tidak boleh mengonsumsi alkohol, kafein, latihan fisik berlebih, melakukan diet dan teknik relaksasi."

Sarla menatap Dewi yang duduk di sampingnya. "Apa mimpi bisa jadi kenyataan?"

"Maksud kamu?"

"Kadang saya merasa mimpi dan itu tampak nyata."

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang