Bunga Mawar atau Cokelat

416 68 0
                                    

Selamat membaca mohon krisarnya terimakasih ❤️

Gilang Pramudiasnyah

***

Ardi memasuki kelasnya, duduk di bangku kelas, menunggu bel masuk akan berbunyi, laki-laki dengan balutan kaos olahraga tersebut menatap malas ke arah papan tulis yang kosong. Dua hari sudah tidak ada guru yang mengajar. Sekolah masih belum berjalan sesuai jadwal. Semuanya berantakan, bahkan jam pulang juga tidak menentu.

Ardi menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, kepalanya menunduk, tangannya terangkat merogoh kolong meja.

Sebuah bunga. Ardi menegakkan tubuhnya menatap buket bunga mawar tersebut. Keningnya mengernyit bingung, siapa yang memberikannya bunga saat pagi hari begini.

Yang Ardi tau dirinya tidak dekat dengan perempuan mana pun, bahkan tidak juga dalam hubungan berpacaran, lalu siapa yang memberikannya bunga, apa ada orang yang diam-diam menyukainya? Mungkin.

Ardi bangkit dari duduknya, berjalan ke arah meja Sarla. Dimana tiga orang perempuan sibuk mengobrol.

"Yang tadi pagi dateng pertama siapa?" tanya Ardi begitu sampai di meja Sarla.

Sarla menghentikan obrolannya, menatap ke arah Ardi sebentar, lalu beralih menatap ke arah Bunga. "lo 'kan yang pertama dateng?"

Bunga mengangguk. "Kenapa emang?"

"Lo liat ada orang yang naro bunga di meja gue?" tanya Ardi sambil memamerkan buket bunga tersebut.

Bunga menggeleng, sejak tadi dirinya di kelas tidak ada yang melihat ada orang menaruh buket bunga mawar di bangku Ardi. Dirinya memang terbiasa berangkat pagi karena rumahnya jauh dari sekolah.

"Gak ada," ucap Bunga.

Reaksi Bunga, berbeda dengan reaksi Sarla. Sarla bangkit dari duduknya. Lalu merebut buket bunga yang ada di tangan Ardi. "Lo dapet Bunga, cie lagi PDKT sama siapa lo, jujur." Sarla menatap lebar ke arah Ardi, sengaja menggoda laki-laki tersebut.

Ardi hanya diam, menatap Sarla dengan tatapan datar. "Apaan sih, gue aja gak tau siapa yang ngasih Bunga."

"Cewek lo kali?"

"Gue gak punya pacar!"

"Gebetan lo?"

"Gue gak punya gebetan!"

"Orang yang suka sama lo?"

"Siapa juga orang yang suka sama gue!"

"Terus siapa?" Sarla menaruh buket bunga tersebut, kembali duduk, kini tatapannya menatap Ardi curiga. "Secret admirer, lo punya pengagum rahasia kali." Sarla menyenggol lengan Ardi.

Ardi tak menggubris ucapan Sarla dirinya terlalu penasaran dengan orang yang mengirimnya bunga. Siapa yang tidak penasaran jika kamu mendapatkan kiriman bunga secara tiba-tiba.

"Andai kelas kita punya cctv." Ardi melenggang pergi meninggalkan bunga tersebut, terlalu malas membawa bunga tersebut sementara Ardi tidak tau siapa pengirimnya.

Sagara yang duduk di barisan paling belakang, hanya menonton, sedari tadi pandangannya sama sekali tidak berhenti menatap Ardi. Soal bunga yang tadi membuat Sagara penasaran. Sagara jadi ingin tau siapa yang mengirimkan Ardi Bunga.

Ini memang bukan urusannya, tetapi tidak salah juga jika Sagara ingin tau. Apalagi melihat Ardi yang duduk dengan tidak nyaman, setelah tadi pergi menemui Sarla dan temannya, laki-laki tersebut kembali duduk, namun beberapa kali mengubah posisi duduknya. Sementara tatapannya terus menerus memandangi layar ponsel.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang