Gotcha Aku Menemukanmu!

357 55 1
                                    

Selamat membaca mohon krisarnya terimakasih ❤️

***

Sagara duduk berdampingan dengan Sarla. Mereka masih berada di warung dekat sekolah, menunggu hujan sedikit reda. Tidak terasa hampir dua jam mereka menghabiskan waktu di sini. Saling mengobrol, membahas masalah sekolah, mereka kebanyakan membahas tentang anak kelas.

Sarla tidak lagi ketakutan. Sarla lebih tenang dari sebelumnya, matanya tidak lagi merah dan sembab, bibirnya beberapa kali menyunggingkan senyum tipis.

Ponsel Sarla berdering, Sarla menghentikan langkahnya, sementara Sagara juga ikut berhenti, matanya memperhatikan gerak-gerik Sarla.

"Sar tolong."

Suara Bunga dari sebrang membuat Sarla menatap bingung. Sarla menoleh ke arah Sagara yang laki-laki itu sendiri balik menatap Sarla.

"Kenapa Nga?"

Sarla menyalakan loud speaker di ponselnya. Mendekatkan ponselnya agar Sagara bisa mendengar percakapan mereka. Suara nafas bunga terdengar tersengal-sengal begitu juga langkah Bunga yang seperti orang sedang tergesa-gesa. Sepertinya Bunga tengah berlari.

"Bunga lo bisa denger gue?"

"Iya Sar, ada orang asing di rumah gue, dia coba buat masuk rumah gue Sar. Dia bawa batu, dia mecahin jendela rumah gue." Bunga berucap dengan sangat cepat, suaranya jelas sekali menggambarkan bahwa perempuan tersebut tengah ketakutan.

"Posisi lo dimana?" tanya Sarla.

"Gue di lantai bawah, gue takut Sar, lo bisa bantuin gue?"

"Lo tenang,-" Sagara merebut ponsel milik Sarla. Laki-laki tersebut menaruh ponselnya di telinga.

"Bunga ini gue Sagara. Di rumah lo ada pintu belakang, lo keluar dari sana minta pertolongan sementara dari tetangga."

"Gak ada pintu belakang."

Sagara berdecak. "Lo cari tempat persembunyian, lo bisa pergi ke kamar lo terus ngumpet di kolong kasur atau lemari. Jangan sampe orang itu nemuin lo."

"Gar tolong, kaca jendela udah retak, ya Tuhan dia sebentar lagi bisa masuk ke rumah gue, Gar kaca jendela gue pecah apa yang harus gue lakuin?!"

"Ikuti saran gue, sebentar lagi gue kesana. Jangan matiin sambungan teleponnya." Sagara menyodorkan ponsel kepada pemiliknya. Laki-laki tersebut menatap Sarla yang diam berdiri menatap Sagara.

"Lo tau rumah Bunga?" tanya Sagara.

Sarla mengangguk, dia tau rumah Bunga, perasaannya kembali menjadi tidak enak, Sarla mengkhawatirkan keadaan Bunga. Takut terjadi hal buruk. Sementara waktu sudah malam. Sarla tau bahwa Bunga sendirian di rumah. Bagaimana bisa perempuan tersebut hidup sendiri di rumah besar seperti itu.

"Gue ambil motor, lo bisa tunggu di sini sendiri, gak akan lama."

Sarla mengangguk, membiarkan Sagara pergi, perempuan tersebut memilih duduk di trotoar. Ponselnya masih tersambung dengan Bunga. Hanya ada suara deru nafas Bunga yang terdengar sementara rintikan hujan masih turun. Hanya gerimis, hujan telah berhenti sejam yang lalu.

Sebuah motor matic berhenti tepat di depan Sarla. Sarla berhenti membersihkan celana yang tertempel pasir dengan menepuknya.

"Lo pake helm gue." Sagara menyodorkan sebuah helm, dengan cepat Sarla memakainya. Perempuan tersebut berjalan ke motor Sagara.

Setelah Sarla naik, Sagara melesatkan motornya menjauhi pekarangan sekolah, di bawah rintik hujan, serta di bawah gelapnya malam, motor tersebut melesat dengan cepat menyalip beberapa kendaraan yang berada di sampingnya.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang