Selamat membaca mohon krisarnya terimakasih ❤️
Sagara Rafardhan
***
Sarla masuk ke dalam rumah Bunga melalui jendela rumah Bunga yang pecah, di belakangnya Sagara mengikuti Sarla memasuki rumah Bunga. Sarla mencari Bunga di ruang tamu namun tidak ada. Jantungnya berdegup cepat berlari menaiki tangga.
Mungkin sekarang Bunga berada di kamarnya, perempuan dengan kaos berwarna biru tersebut berhenti di ambang pintu, kakinya melemas, Sarla terkejut luar biasa melihat pemandangan di hadapannya.
"Gar." Sarla berucap lirih. Sagara yang baru datang dari belakang ikut berhenti, pandangannya mengikuti kemana arah Sarla memandang.
Di dalam kamar terdapat perempuan tengah terbaring di atas lantai. Sekujur tubuhnya berlumuran darah. Sementara kepalanya hampir lepas dari tubuh, satu matanya menganga dengan bola mata yang entah kemana. Sarla histeris hampir menangis.
"Faqih lo,-" ucapan Sagara terpotong, bibir Sagara bungkam melihat laki-laki dengan jaket hitam yang duduk di tepi kasur menatap ke arah Sagara dan Sarla dengan tatapan terkejut.
Sagara merutuki dirinya sendiri, lagi dia kecolongan, teman sekelasnya mati mengenaskan. Bagaimana bisa Sagara terlambat lagi, Sagara sungguh merasa sangat bersalah. Belum lama masa pencariannya muncul korban baru lagi.
"Faqih kenapa Bunga jadi kaya gini?" Tangis Sarla pecah, perempuan tersebut mendekati Faqih berdiri di hadapan laki-laki yang menatap kosong ke arahnya.
Kilasan tentang kebersamaannya dengan Bunga membuat Sarla semakin histeris, bagaimana mereka yang selalu bersama. Bagaimana mereka melakukan aktivitas bersama, bagaimana mereka pergi ke kantin, mengerjakan tugas, pergi jalan-jalan, semuanya mereka lakukan. Tiga tahun bersama Bunga, Sarla tidak mempunyai sahabat selain dua orang yang begitu dekat dengannya, Bunga, Tasya. Dua orang yang menurut Sarla sangat penting.
Tubuh Sarla ambruk di samping mayat Bunga. Matanya menatap kasihan memandangi wajah sahabatnya yang ternyata penuh dengan sayatan. Jika Sarla tau akhirnya seperti ini, Sarla pasti akan menemani Bunga, mungkin tidak akan menjadi seperti ini.
Bayang-bayang bagaimana sikap Bunga yang kelewat baik membuat rasa bersalah Sarla semakin membesar. Segala bentuk perhatian, tingkah konyol, serta bagaimana Bunga yang selalu menemaninya di saat Sarla terpuruk.
Sagara berjalan mendekati Sarla, ikut bersimpuh di samping Sarla, menatap Sarla yang menangis tersedu-sedu, air matanya mengalir deras membasahi pipinya.
"Sar." Sagara merangkul bahu Sarla mengelus pundak tersebut dengan gerakan lembut.
"Gara Bunga,-" Sarla tidak bisa melanjutkan ucapannya, suaranya bergetar menatap Sagara, Sagara yang mengerti segera merengkuh tubuh Sarla mendekap tubuh yang bergetar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Mystery / Thriller[CERITA SEDANG DI REVISI UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Jangan mudah percaya kepada siapapun." Tidak ada alasan spesial untuk murid biasa seperti Sagara Rafardhan melakukan penyelidikan di sekolahnya, kematian Fajar-sang ketua basket membuatnya pena...