: B L O O D

21K 4.7K 1K
                                    

"Biar adil, kalian ambil satu kertas. Nanti kalian tidur di kamar sesuai nomor kamarnya, jangan protes!" Perintah Kei seraya menyebarkan gulungan kertas kecil di atas meja kaca.

"Padahal gue udah taruh tas di kamar nomor satu," sungut Sunoo cemberut.

"Ayo diambil kertasnya, gue udah ngantuk," suruh Kei mengabaikan Sunoo.

Yang lain mengangguk, masing-masing mengambil satu gulungan kertas dan membukanya. Totalnya ada tujuh kamar, berarti ada yang bertiga ada yang berempat.

"Oke, silahkan ke kamar masing-masing. Selamat tidur semua, besok kalian semua harus bangun pagi, kita bersih-bersih."

"Yah, padahal gue mau bangun siang," kata Jimin, dibalas anggukan setuju oleh Niki, Daniel, dan Sungchul.

"Gak boleh, Pak Toto yang suruh, besok dia dateng kesini untuk cek kesehatan kita," tolak Kei menggeleng tegas.

Alhasil mereka mengikut saja, daripada dimarahi oleh pria itu. Lagipula, mereka semua sudah ngantuk, mau protes juga malas.

Ya sudahlah, mending langsung ke kamar saja~


















































"Sunoo, gue mau tanya..." panggil Heeseung ragu-ragu.

Sunoo yang sedang mengeluarkan sikat gigi dari dalam tasnya menoleh. "Tanya apa, Kak Heeseung?"

"Itu... soal IERE, tempat kita semua tinggal beneran IERE?"

"Iya kak, gue tau dari mama. Pasti Kak Heeseung bingung ya, kenapa kita gak punya kekuatan kayak orang-orang di cerita?"

Heeseung mengangguk.

"Kejadiannya udah lamaaaa banget, perlahan-lahan banyak manusia yang gak punya kekuatan, dan ya begitulah," lanjut Sunoo bersiap ke kamar mandi untuk menyikat gigi.

Heeseung mangut-mangut mengerti, pertanyaan yang sejak tadi menganggu pikirannya sudah terjawab. Hhh, sekarang saatnya tidur.

"Eh, kalian liat susu kotak gue, gak?" Tanya Jake tiba-tiba, baru datang dari kamar mandi.

"Enggak tuh, emang kenapa, Kak Jake?" Tanya Sunoo balik.

"Tadi ada di kasur, kok gak ada?!"

"Lo bawa kali."

"Ya kali gue bawa ke kamar mandi, jelas-jelas ada disini!"

"Gak usah ngegas dong! Coba lo cari dulu, siapa tau masih di dalam tas!"

"Tadi udah gue keluarin, lo yang ambil, ya?!" Tanya Jake mulai menuduh Sunoo.

"Apaan sih, dari tadi gue sibuk bongkar tas cari sikat gigi! Jadi orang jangan asal nuduh, dong!" Bantah Sunoo tak terima dituduh sembarangan.

"Jelas-jelas lo disini, apa jangan-jangan lo ya, Kak Heeseung?!"

Heeseung terkejut, menggeleng tanda bukan dia. "Gue aja gak tau ada susu kotak di kasur lo, posthink aja diambil anak-anak, kasur lo kan deket pintu."

"Tapi Kak Heeseung, dari tadi pintu kamar ketutup, cuma kita berdua disini, gak ada yang dateng," ujar Sunoo, benar juga ya. Terus siapa dong?

"Tau ah, gue mau cari ke bawah," ucap Jake pada akhirnya, turun ke bawah setelah membanting pintu dengan kasar.

Sunoo geleng-geleng kepala. "Astaga, itu orang kenapa, sih? Aneh banget deh, kenapa gue bisa setim sama dia di Survival Games?"

"Entah, mungkin karena kalian-"

"ARGHHHH! APAAN INIII?!"

Loh, itu kan suara Jake!

















































Seon yang lagi makan mie di ruang makan buru-buru meninggalkan mienya dan berlari cepat menuju ruang tv, dimana ada Jake yang terduduk kaku di lantai dengan syok dan pucat.

"Lo kenapa?!"

Jake tidak menjawab, menunjuk takut-takut ke kolong kursi. Seon mengernyitkan keningnya, lantas bersimpuh dan menunduk, memiringkan kepalanya, menempel ke lantai.

Setelah itu, rasa mual menyerangnya, bau anyir tiba-tiba menyengat, disertai bau busuk. Anehnya, bau tersebut baru tercium ketika ia melihatnya. Genangan darah berwarna merah pekat terlihat jelas di matanya, mengalir dari sesuatu yang mampu membuat siapa saja merasa mual dan ngeri.

"Ada apa?! Kenapa teriak-teriak?!" Tanya Hanbin cemas, datang karena teriakan Jake benar-benar keras. Seon sama pucatnya dengan Jake, tangannya menunjuk ke kolong kursi agar Hanbin melihat juga.

Disana, ada sepotong tangan manusia berlumuran darah, menunjuk ke kamar nomor 5.



Disana, ada sepotong tangan manusia berlumuran darah, menunjuk ke kamar nomor 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bloody Dorm | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang