Selamat untuk yang debut-!
Dan untuk ilanders yang lain,
tetap semangat dan jangan
menyerah kejar mimpi kalian ♡Ingat, JANGAN MERENDAHKAN YANG LAIN, SEMUANYA PANTAS DEBUT, OKE? :)
Sudah hari keempat semenjak insiden itu, sampai saat ini tidak terjadi hal buruk lain. Hanya saja, mereka semua berhati-hati, berpikir kalau di antara mereka ada pembunuh yang mengintai mereka setiap saat.
Heeseung termenung sendirian di balkon, memandang lurus hamparan pohon dengan segelas teh hangat di meja. Pagi ini cukup sejuk, waktu yang tepat untuk melanjutkan tidur.
Tapi, jangankan tidur, memejamkan mata saja susah. Tidurnya berantakan, kantung matanya menebal. Dia bingung, siapa yang harus dia percaya disini?
Dugaannya kuat kalau ada pembunuh yang akan membunuh mereka semua, tapi siapa?
"Jangan bengong, nanti kesambet hantu hutan," celetuk seseorang dari ambang pintu, membuat Heeseung tersentak kaget.
"Ya ampun, kirain siapa."
Euijoo terkekeh saja, lalu duduk di kursi yang ada di samping Heeseung, ikut memandang pohon-pohon di depan sana.
"Lo gak sama Daniel? Tumben."
"Pengennya sih gitu, tapi lo tau sendiri dia menjauh."
Euijoo berubah murung, dalam hati dia sedih karena orang termuda di antara mereka dituduh macam-macam dan dijadikan bahan obrolan.
"Entah kenapa gue yakin Daniel bukan pelakunya," ujar Heeseung, membuat Euijoo menoleh, sedikit terkejut.
"Pelaku gak mungkin punya luka bekas dipukul di deket tengkuk lehernya," lanjut Heeseung membeberkan informasi baru.
"Hah? Beneran?"
"Iya, ada luka, lebih mirip kena benda tajam. Lukanya ketutup rambut, gue liat itu karena gak sengaja mergokin Daniel lagi ngobatin lukanya pakai obat merah."
"Terus kita harus gimana?" Tanya Euijoo cemas, mau curiga rasanya sulit.
"Untuk saat ini, lebih baik kita periksa seluruh area asrama. Setelah itu, selidikin satu persatu orang yang ada, gue curiga pembunuhnya salah satu dari kita."
"Lo yakin?"
Heeseung menggeleng lemas. "Enggak, entah kenapa gue berpikir pembunuhnya ada dua."
"Sungchul, Jimin, Jaeho, Jaebeom, Geonu, sama Hanbin periksa area belakang asrama. Gue, Youngbin, Kyungmin, Seon, dan Niki bakal periksa area depan, luar dan sekitarnya. Sunghoon, Jake, Sunoo, dan Taeyong periksa lantai dua, sekaligus jagain Nicholas sama Daniel. Heeseung, Jay, dan Euijoo periksa lantai satu. Tolong kerja samanya."
Setelah Kei berucap begitu, mereka semua berpencar untuk memeriksa asrama sekaligus mencari Jungwon.
Di area belakang asrama.
"Geonu, halaman belakang agak serem gak, sih?" Tanya Jaebeom sembari memeriksa ruangan satu-persatu.
"Hush, jangan ngomong sembarangan," tegur Sungchul. "Ini hutan, banyak 'itu', nanti dateng beneran kan gak lucu."
"Lebih gak lucu kalau ada yang hilang atau meninggal lagi," timpal Hanbin dengan datarnya. "Fokus, jangan ngobrol."
Sementara itu, di lantai dua tidak ada yang berbicara. Mereka berempat fokus mencari dan memeriksa sampai ke kolong-kolongnya, kecuali Sunoo yang malah skinkeran sambil bercermin.
"Ketemu, gak?" Tanya Taeyong baru datang dari kamar mandi.
"Gue gak nemu apa-apa, malah liat Kak Jake minum susu kotak di balkon," jawab Sunoo acuh tak acuh.
"Dia cuek banget, ya..."
"Sedikit, dia orang pertama yang liat darah sama tangan, otomatis dia yang paling takut. Denger-denger sih gitu."
"Tapi, lo curiga gak?" Tanya Taeyong mendekati Sunoo.
"Curiga sih iya, tapi bukan ke Kak Jake, ke orang lain. Gue harap sih bukan dia orangnya."
Taeyong mengangguk-angguk saja, memilih memeriksa kamar satu dari ujung ke ujung.
Tanpa tahu kalau Sunghoon menguping pembicaraan mereka dengan smirknya. "Boleh juga aktingnya, gak disangka."
"Kak Heeseung, keluar yuk," ajak Jay takut melihat sekelilingnya.
"Nanti dulu," balas Heeseung, sibuk memeriksa kolong kasur.
Euijoo setuju dengan Jay. "Disini serem, mana bau darahnya nyengat banget."
"Tunggu sebentar, gue yakin ada sesuatu disini."
Jay dan Euijoo mendengus bersamaan. Omong-omong, saat ini mereka berada di kamar lima, menunggu Heeseung memeriksa isi kamar.
Mereka berdua malah diam dipojokan dekat pintu karena takut, memperhatikan Heeseung yang sibuk membuka lemari baju yang kosong.
"Kok gak ada, ya?"
"Apanya yang gak ada?"
"Waktu itu gue denger suara dari sini, kayak suara ketukan, suaranya pelan banget," jawab Heeseung mengerang kesal, menendang kasur di depannya.
"Perasaan lo aja kali, yuk keluar. Kita belum periksa dapur sama kamar mandi luar," ajak Euijoo merengek.
"Tunggu, tunggu sebentar!"
"Kenapa lagi?"
Jari telunjuk Heeseung letakkan di bibir, memberi kode untuk diam.
Tok tok tok
"Tuh kan ada!" Serunya kemudian, menghadap ke lemari yang tadi ia tutup.
"Gak tau ah, gue mau ke dapur aja!" Pekik Euijoo takut lalu berlari kabur keluar kamar.
"Woi, tungguin dong!" Seru Jay ikut-ikutan kabur.
Penakut sekali dua orang itu, jadi teringat sesuatu...
Srak srak
Suara gesekan benda terdengar, Heeseung memfokuskan pendengarannya ke... lemari kecil di dekat jendela?
Ia mendekat, mempertajam indera pendengarannya ke lemari kecil untuk meletakkan tas atau sepatu itu. Ukurannya berbeda dengan lemari baju, tingginya kurang lebih 50 cm.
Tangannya terjulur ke depan, akan membuka lemari tersebut. Untungnya kunci lemarinya terpasang disana, tinggal klik lalu terbuka.
"Di lemari kecil begini ada tikus kali, ya?" Gumamnya bergidik ngeri.
Ceklek!
Krieeetttt
Deg!
Jantungnya berdegup kencang, matanya terbelalak, nafasnya tercekat, tidak menyangka apa yang dia lihat.
Jungwon ada di dalam lemari, dengan posisi duduk meringkuk. Tangan dan kakinya terikat, kain melingkar menutupi mulutnya. Ia menatap Heeseung dengan sayu, sebelum akhirnya jatuh keluar dari dalam lemari dan kehilangan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm | I-LAND ✓
Mystery / Thriller❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞