"Jawab, Kyungmin!" Bentak Jay marah, terlihat menyeramkan. Jimin dan Jaeho yang mengangkat mayat Sungchul tak jauh di belakang sampai terdiam karena tak pernah melihat Jay semarah itu.
"B-bukan gue!" Jawab Kyungmin pada akhirnya, mendorong Jay sehingga cengkraman di kerah bajunya terlepas.
"Terus siapa lagi?! Lo yang ada disini, Min!" Bentak Jay lagi, mendorong Kyungmin ke pintu gudang dengan kasar.
"Udah gak waras ya lo?!" Teriak Kyungmin tersulut emosi, balas mendorong Jay. "Gue gak sengaja lewat sini! Jadi orang jangan nuduh sembarangan, dong!"
"Lo sama Kak Seon kan cari Daniel, otomatis lo bareng dia dong?!"
"Dibilang bukan gue! Gue dari belakang, gue ambil kamera yang ngerekam semua yang terjadi saat kalian ada disana!"
"Min, serius lo?" Tanya Jimin baru berani buka suara. "Berarti kerekam dong siapa yang bunuh Sungchul?!"
Kyungmin mengangguk saja, mengambil kameranya yang tadi jatuh ke lantai, kemudian memutar rekaman beberapa menit yang lalu.
Jaeho dan Jimin mendekat setelah membaringkan mayat Sungchul di lantai, sedikit berdempetan agar kelihatan.
Di rekaman tersebut, terlihat mereka sedang mengobrol. Lalu Hanbin berlari ke dalam, dan tak lama setelah itu orang lain berlari cepat ke arah Sungchul dan menikamnya dengan kapak, sebelum berlari pergi dan dikejar oleh Geonu.
Eh tunggu.
"Geonu kemana?!" Tanya Jaeho baru sadar.
"Entah," jawab Kyungmin, lalu menekan pause. "Menurut kalian, dia siapa? Dari badannya dulu deh..."
"Gak kelihatan jelas," jawab Jimin, memilih mengangkat mayat Sungchul. "Ayo pindahin mayatnya, gak baik dibiarin begini."
Jay mengangguk, dia pun menoleh ke mayat Seon yang kondisinya menggenaskan. Ada pisau menancap di keningnya, dia langsung merinding.
Kyungmin mengangguk saja, memilih untuk membukakan pintu gudang. Tapi, dia heran kenapa pintunya terkunci.
"Kak, sejak kapan pintu gudang boleh dikunci?"
"Hah? Gak tau deh, bukannya kata Kak Kei gak boleh dikunci, ya?" Jay balas bertanya, sama herannya.
Jaeho tiba-tiba menguap. "Tapi kok gue jadi ngantuk, ya?"
Jimin pun sadar. "Tutup hidung, ada asap keluar dari celah pintu!"
"Wah, gak beres nih," gumam Jay celingak-celinguk mencari sesuatu. Melihat ada linggis di dekat pintu belakang, buru-buru ia ambil itu dan bersiap di depan pintu gudang.
"Mundur, kita gak tau apa yang ada di dalem," perintah Jay setelahnya, mengangkat linggis tinggi-tinggi, dan...
CTAK!
CTAK!
CTAK!
Dalam tiga kali pukulan, gagang pintu terlepas. Jay mendorong pintu sehingga terbuka lebar, terbanting keras ke dinding.
Asap mengebul, pandangan mereka jadi terhalang. Jay menutup hidung dengan kemejanya, baunya menyengat sekali.
"Lo yakin mau masuk?" Tanya Jaeho terkantuk-kantuk.
"Iya."
"Woi, siapa yang sebarin paku di lantai begini, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm | I-LAND ✓
Mystery / Thriller❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞